Airmata jatuh tidak bisa tertahan lagi oleh Rose. Mimpi tadi itu begitu nyata baginya. Di dalam sana, rasanya mereka berdua merasakan kebahagiaan yang amat sangat terasa begitu nyata.
Bahagia seakan dunia milik mereka berdua. Bahagia seakan mereka tidak akan pernah terpisah oleh apapun. Bahagia seakan hari yang akan mereka jalani di depan mereka terbentang begitu saja tanpa ada rintangan.
Namun semua itu hanyalah mimpi semata. Mimpi yang bisa menjadi kenyataan ataupun hanya sekedar mimpi sampai kapanpun.Bukankah mimpi seseorang bisa jadi harapan dari seseorang itu?
Pada kenyataannya, mimpinya itu hanyalah tinggal mimpi. Ia harus menjalani kenyataan yang tak sesuai dengan mimpi di dunia nyata ini. Ia harus menepati janji yang ia buat sendiri dengan tuhan.
Taehyung akhirnya selamat. Dan ia harus meninggalkannya. Itulah kenyataannya.
Tapi itu sungguh sangat berat sekali bagi Rose. Tidak seperti mengatakan janji itu beberapa waktu lalu yang sangat lantang ia ucapkan, kini untuk memulai menjalaninya saja itu sungguh sulit. Rasanya janji itu akan menyiksanya kelak.
"Rose, kau sudah sadar? Oh ... kau menangis?"
Wendy yang memang duduk di dekat ranjang Rose terkejut begitu melihat wanita itu tersadar namun dalam keadaan yang berurai airmata. Lantas Wendy segera mendekati Rose.
Orang-orang yang ada di sana pun ikut menghampiri Rose. Tidak terkecuali ketiga sahabat Taehyung yang ikut hadir di sana.
"Rose kau kenapa sayang?" Tuan Park begitu panik melihat anaknya yang kini menangis kian menjadi.
Rose pun bangkit dari tidurnya di bantu oleh sang kakak, Chanyeol.
"Hati-hati, kau masih begitu lemah." Ujar sang kakak.
Setelah Rose sukses duduk, ia langsung menatap sang kakak. Lalu segera memeluk kakaknya itu.
"Kak, aku tidak bisa melakukannya kak.. aku tidak akan pernah bisa hidup tanpanya.. aku tidak bisa kak!!" Rose mengatakan hal yang sama sekali tidak di mengerti oleh semua orang yang ada di sana. Namun, Chanyeol tetap menenangkan sang adik dengan mengusap surai panjang Rose yang kini sedikit berantakan itu.
"Sudah ada kami disini, kau tenang ya, tidak akan terjadi apa-apa pada Taehyung. Kau berdoa saja." Jawab Chanyeol random. Ia yakin, maksud dari ucapan Rose adalah Taehyung. Ia pasti tidak mau terjadi apa-apa pada Taehyung yang kini masih dalam keadaan yang belum stabil.
Mendengar ucapan Chanyeol, Rose justru semakin teringsak begitu keras. Ia menangis sejadi-jadinya dalam pelukan Chanyeol.
Daniel yang sejak tadi hanya diam, menundukkan kepalanya serta merapatkan kedua bibirnya. Ia sangat iri pada Taehyung, pria itu benar-benar sudah terjun bebas masuk ke dalam hati Rose yang paling terdalam.
Sebegitu berharganya Taehyung untukmu Rose, sampai kau terlihat terluka seperti ini -Daniel
Setelah beberapa lama, akhirnya tangisan Rose mulai mereda. Lalu perlahan ia mengulurkan pelukan dari sang kakak.
Rose melirik ketiga temannya Taehyung yang sejak tadi setia memperhatikan mereka semua.
"June, Mingyu, Youngjae, apa aku bisa bicara dengan kalian bertiga sekarang?" Tanya Rose dengan suara yang masih terdengar serak.
June dan kedua temannya seketika saling pandang satu sama lain. Mereka tidak mengerti kenapa tiba-tiba Rose ingin bicara pada mereka.
"Tentu saja Rose, katakanlah!" Jawab Mingyu.
Namun bukannya langsung mengatakan apa maksudnya, kini Rose malah beralih menatap ayahnya dan yang lain.
"Apa kalian bisa menunggu di luar? Aku hanya ingin bicara pada mereka bertiga." Ucap Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rosè |Selesai|
Fanfiction⛔🔞⛔ ✔Rose~adalah nama dari seorang wanita cantik berhati mulia, yang melimpahkan berjuta kasih sayangnya terhadap sesama. Kelembutan hatinya membuat banyak orang berbalik menyayangi dirinya. Hidupnya selalu di penuhi dengan senyuman bak malaikat ya...