Hening.
Ruangan itu terasa hening. Padahal di sana ada empat orang yang sedang menunggu dan menjaga Rose. Tuan Park, Chanyeol, Wendy dan Daniel masih setia menunggu putri tidur terbangun dari tidurnya. Ah, bukan hanya itu. Mereka menunggu seseorang yang dengan baik hatinya mau mendonorkan sumsum tulang belakangnya pada Rose. Namu sampai saat ini, mereka belum mendapat kabar dari pihak rumah sakit tentang hal itu.
Sedih.
Tentu saja mereka sedih. Sudah banyak yang dengan sukarela menawarkan dirinya untuk menjadi pendonor, tapi tidak dari salah satu mereka yang cocok dengan Rose. Wanita yang sedang berbaring cantik ini seakan tidak mau menerimanya.
"Bagaimana ini? Sampai kapan kita akan menunggu?" Gumam Wendy yang merasa frustasi melihat keadaan Rose yang semakin hari semakin tidak berdaya.
Chanyeol yang berdiri di sampingnya segera membawa wanita itu ke dalam pelukannya. "Berdoalah, semoga Rose bisa mendapatkan pendonor itu."
Sementara di sisi lain, ayah Rose nampak mengusap surai panjang Rose tanpa henti. Ia sekali-kali menciumi kening anaknya itu.
"Bertahanlah sayang, sebentar lagi kau akan mendapatkan pendonor itu, ayah yakin."
Melihat semua orang di sekelilingnya bersedih, Daniel pun merasakan hal yang sama. Ia tidak kuasa lagi berpura-pura kuat di depan mereka seperti ini. Ya, selama ini ia memang paling tabah di antara yang lain, ia tidak pernah menangis meskipun ia sangat ingin menangis.
Ia menyayangi Rose, sahabatnya itu. Bahkan rasa sayang itu sudah melebihi seorang sahabat. Meskipun ia tau, ia tidak akan pernah mendapatkan perasaaan yang sama dari sosok Rose. Ia tau ada seseorang yang lain yang ada di dalam hati Rose.
Sampai akhirnya, seiring berjalannya waktu, ia mengerti dan mulai berusaha untuk menetralkan kembali perasaannya.
Daniel segera melangkahkan kakinya menuju ke arah pintu, airmatanya sudah tidak tertahan lagi. Ia ingin menangis namun tidak di depan mereka. Ia tidak mau membuat suasana menjadi haru karena tangisannya.
Namun saat ia sudah hampir sampai di depan pintu, tiba-tiba ia di kejutkan dengan pintu yang tiba-tiba terbuka dengan sangat kencang sehingga menimbulkan suara yang sedikit keras.
BRAKK.
Semua orang yang ada di sana tidak terkecuali Daniel terkejut dengan sesosok pria yang datang dengan terburu-buru. Ya, sosok itu adalah Taehyung.
"Taehyung!!" Ucap semua orang yang ada di sana dengan nada terkejut mereka.
Taehyung segera berjalan ke arah ranjang Rose bahkan ia melewati Daniel tanpa menolehnya. Perasaan khawatir dapat terlihat dari mimik wajah Taehyung. Sampai ia tidak bisa mengontrol dirinya sendiri. Pikiran pria itu terus tertuju pada sosok Rose yang kini berbaring lemah di ranjangnya.
"Rose...ada apa dengannya? Kenapa kalian semua tega tidak memberitahukan tentang ini padaku?!" Ucap Taehyung menggebu.
"Ka...kau sudah ingat Tae..."
Taehyung berdecak sebal, "astaga...lalu? Oke, setidaknya kalian memberitahukan keadaan Rose padaku meskipun aku hilang ingatan!"
Ayah Rose kemudian menghampiri Taehyung dan mencengkram pundak pria itu tiba-tiba sambil meneliti setiap inci tubuh Taehyung.
"Astaga....kau sudah kembali Taehyung."
Greb.
Ayah Rose segera memeluk Taehyung dengan sangat erat. Jujur, pria paruh baya itu sangat merindukan sesosok Taehyung. Ia tidak percaya jika Taehyung akhirnya kembali dan mengingat Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rosè |Selesai|
Fanfiction⛔🔞⛔ ✔Rose~adalah nama dari seorang wanita cantik berhati mulia, yang melimpahkan berjuta kasih sayangnya terhadap sesama. Kelembutan hatinya membuat banyak orang berbalik menyayangi dirinya. Hidupnya selalu di penuhi dengan senyuman bak malaikat ya...