My Rose 29

6.4K 499 12
                                    

Sudah tiga hari berlalu. Sudah tiga hari pula pertemuannya kembali dengan pria yang ia cintai itu. Jujur ia sangat merindukan pria itu, bahkan sampai detik ini rasa rindunya pada pria yang bernama Taehyung itu masih sangat terasa. Padahal sudah selama tiga hari ini juga pria itu terus berada di sisinya. Tapi rasa rindu itu seolah enggan untuk pergi dari dalam dirinya.

Ya, kurang lebih enam bulan tentunya bukan waktu singkat. Tidak bisa hanya dengan bertemu saja rasa rindu itu akan cepat hilang.

Ia ingin terus berada di sisi pria itu setiap saat.

Dimana dia sekarang? -Rose

Rose, wanita itu kini baru saja terbangun dari tidurnya. Ya, ia memang sudah kembali ke rumahnya sejak semalam. Dan sekarang wanita itu sudah berada di dalam kamarnya.

Pagi ini adalah pagi pertama ia berada di rumah setelah mungkin berminggu-minggu ia menginap di hotel yang tidak terdapat kolam renang maupun restaurantnya di sana. Iya, rumah sakit.

Rose perlahan bangkit dari pembaringan lalu beranjak dari tempat tidurnya. Meskipun kakinya masih terasa sedikit lemas, ia tetap melangkah menuju kamar mandi, walaupun dengan tertatih. Hingga akhirnya ia berhasil sampai dan masuk ke dalam kamar mandi.

Ia ingin segera menemui pria yang ia rindukan itu, makanya ia harus membersihkan dirinya terlebih dahulu.

Tidak butuh waktu lama, karna Rose memang hanya pergi untuk membasuh wajah dan menggosok giginya, ia pun kembali keluar dari kamar mandi.

Namun saat ia baru saja membuka pintu kamar mandi, ia sudah di kejutkan oleh sesosok pria yang sudah berdiri di depan kamar mandi. Pria itu seperti menunggunya dari luar.

"Selamat pagi." Sapa sosok pria itu yang tidak lain adalah kekasihnya, Taehyung.

"Astaga...mengagetkan saja." Pekik Rose.

"Kenapa tidak memanggilku? Kau kan masih lemas." Tanya Taehyung seraya mengangkat tubuh Rose tanpa persetujuan sang pemilik yang membuat sang pemilik sedikit terkejut di buatnya.

Namun ternyata Rose tidak menjawab pertanyaan itu melainkan hanya memandangi wajah Taehyung teduh.

Pria itu mengangkat tubuh Rose yang kini di rasa lebih ringan menuju tempat tidur. Pria itu lalu mendudukan Rose di atas tempat tidur miliknya. Setelahnya, ia pun ikut mendudukan dirinya sendiri di samping Rose.

"Kau tidur dimana tadi malam?" Tanya Rose tiba-tiba.

Ya, ia sudah tau kalau Taehyung menginap di rumahnya. Karna memang dirinya sendiri yang menyuruh agar Taehyung menemaninya tadi malam.

"Di kamar tamu." Jawab Taehyung seraya menghadapkan dirinya pada Rose.

Rose lalu mengangguk mengerti, "apa ayah dan Chanyeol sudah bangun?"

Taehyung menggedikkan bahunya, "tidak tau. Tapi kemungkinan belum. Karena aku tidak melihat mereka di luar tadi, rumahmu masih sepi."

Mendengar itu, Rose segera menyandarkan kepalanya pada dada bidang Taehyung. Ia memejamkan kedua matanya kembali. "Ah, begitu ya...aku masih mengantuk, apa aku boleh tidur seperti ini? Karna aku masih merindukanmu."

Bukannya menjawab, Taehyung malah mengangkat tubuh wanita itu dan membaringkannya kembali di atas tempat tidur dengan posisi yang benar.

"Jika kau ingin tidur, maka tidurlah yang baik. Dan jika kau masih merindukanku maka aku akan disini menemanimu." Ucap Taehyung yang memposisikan dirinya duduk di samping Rose.

"Tapi aku ingin memelukmu. Aku sangat merindukan-

DEG

Belum juga Rose menyelesaikan kalimatnya tiba-tiba Taehyung sudah terlebih dahulu memposisikan dirinya di atas tubuh Rose dan membuat wanita itu cukup terkejut karena pergerakan Taehyung sangat cepat.

Rose mengerjapkan matanya berkali-kali karena saat ini wajah mereka, ah tidak, bahkan tubuh mereka pun sudah saling menempel satu sama lain. Tidak ada jarak sama sekali di antara keduanya.

"Kau ingin memelukku kan? Lalu kenapa kau begitu terkejut hanya karna aku berada di atasmu sekarang?"

Jantung Rose semakin berdegup kencang tatkala Taehyung mengatakan kalimat itu. Bukan, bukan karna kalimatnya yang membuat ia gugup. Tapi deru napas yang keluar bersamaan dengan suara dari mulut beraroma mint terasa sangat dekat dan intim. Seakan membuat napasnya tercekat sendiri.

"Ah, a...aku hanya-

CUP

Lagi-lagi Taehyung memutus ucapan Rose. Namun kali ini ia memutusnya dengan segera mencium bibir wanita itu.

Jantung Rose semakin berdegup kencang saat ini. Bayangkan, keduanya kini sudah benar-benar saling menempel, bahkan bibir mereka berdua pun saling bersatu.

Taehyung mencium lembut bibir Rose. Merasakan setiap inci kulit bibir wanita itu dan menikmatinya.

Taehyung bahkan memejamkan kedua matanya dan memiringkan kepalanya agar ia bisa lebih leluasa menguasai bibir Rose tanpa terhalang wajah mereka masing-masing.

Rose mencengkram pundak Taehyung karna ia merasa ciuman ini semakin lama semakin dalam dan intim.

"Tae..hyung.." ucap Rose saat ia memiliki celah untuk berbicara di tengah ciuman itu.

"Hm?"

Rose memandang pria itu dalam, "bagaimana jika ayah-

"Aku sudah mengunci pintunya, jadi tidak usah khawatir." Ucap Taehyung di selingi dengan seringaian kecil.

Mendengar itu, Rose membulatkan matanya tidak percaya. "Apa?"

"Hei, tenanglah. Aku tidak akan melakukan hal yang macam-macam padamu. Aku hanya ingin menciummu. Aku sangat merindukannya...Apa kau tidak?" Rengek Taehyung yang tanpa di sadari masih dalam posisi yang sama. Yaitu berada di atas tubuh mungil Rose.

Rose mengigit bibir bawahnya, "ah, apa kau tau...aku merindukan semuanya yang ada pada dirimu."

Taehyung berdecih mendengarnya, "tapi kenapa kau berniat meninggalkanku huh?!" Pekik Taehyung.

Mendengar itu, wajah Rose seketika berubah sedih. Ia menyesal pernah berniat meninggalkan Taehyung saat itu.
"Maafkan aku."

"Sudahlah...yang terpenting sekarang adalah kita telah bersama lagi." Ucap Taehyung yang masih dengan mimik kesalnya.

Ya, siapa yang tidak kesal mendengar itu. Ia mendengar semuanya dari ayah Rose. Semua yang terjadi saat ia kehilangan iingatannya. Tentang rencana Rose yang akan meninggalkannya dan juga Rose yang menyembunyikan penyakitnya.

Rose menganggukan kepalanya mengiyakan ucapan Taehyung.

"Ingat, jangan pernah berani lagi untuk mencoba meninggalkanku. Karna baik itu aku, ataupun kau, pasti tidak akan sanggup melewatinya." Lanjut Taehyung.

"Iya Taehyung, aku tidak akan pernah meninggalkanmu lagi."

"Bagus."

Seiring dengan kata 'bagus' yang keluar dari mulut Taehyung, pria itu kembali mendaratkan bibirnya pada bibir manis Rose.

Rose yang merasakan itu, hanya bisa menerima serangan ciuman yang Taehyung berikan padanya yang kini bahkan terasa lebih liar dari sebelumnya.

Pria itu bahkan tidak memberinya jeda untuk sekedar menghela napas saja, pria itu seakan menyalurkan kerinduan yang amat terasa dalam melalui ciumannya itu.

Sebuah perasaan yang sudah tertanam dan terpatri jauh di dalam lubuk hati yang paling dalam dari diri seseorang, pasti akan tetap bersemayam dan menjamur di dalam sana. Tidak peduli seberapa besar badai yang menghadang dan mencoba merobohkannya, pasti tetap akan ada bibit kecil yang tersisa.

Setidaknya itulah yang mereka berdua alami, seberapa berusahanya Rose menjauh dan meninggalkan Taehyung, dan seberapa banyak kenangan yang Taehyung lupakan, setidaknya ada sebuah nama yang tertinggal dalam ingatan Taehyung, yaitu Rose.

Dan nama itu pula yang membawa Taehyung kembali mengingat pada sosok 'Rose' yang seutuhnya. Karna nama 'Rose' telah terukir kokoh di dalam lubuk hatinya. Tidak akan ada yang bisa menghapus dan melenyapkan nama itu dari dalam hatinya.

SELESAI

My Rosè |Selesai|Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang