Rose, wanita itu terus berlari tanpa arah dengan berurai airmata di pipinya setelah keluar dari rumah sakit itu. Tangisannya pecah sejak pertama ia mendengar dan melihat sendiri kalau Taehyung benar-benar kehilangan ingatannya. Sejak saat itu juga ia memutuskan untuk pergi dari tempat itu, di depan pintu masuk ruang rawat Taehyung dimana selama ini ia selalu berada di sana tanpa sepengetahuan siapapun.
Sungguh, ia tidak bisa tetap berada di sana lebih lama lagi. Ia tidak bisa mehanan dirinya sendiri untuk tetap melihat keadaan kekasihnya itu. Hatinya hancur lebur bagai gelas kaca yang di lempar secara keras dan jatuh ke lantai sampai menyisakan sebuah serpihan-serpihan kecil.
Dadanya sesak bagai terhimpit berpuluh-puluh ton batu yang tajam dan besar. Sesak bagaikan tidak ada lagi oksigen yang tersisa untuknya bernapas.
Jika ia tetap berada disana, mungkin ia tidak akan bisa menahan dirinya lagi untuk tidak berlari masuk dan memeluk pria itu. Sungguh, ia sangat ingin mendekap erat tubuh lemah kekasihnya itu. Bahkan jika bisa, ia rela mengganti posisinya dengan Taehyung. Ia rela bertukar tempat dengan Taehyung asalkan pria itu tidak terluka, tidak merasakan sakit dan kembali seperti sedia kala.
Rose berlari menyusuri jalanan kota yang dingin itu. Ia sendiri pun tidak tau akan kemana tujuannya sekarang. Ia hanya terus berlari sekencang mungkin sambil sesekali menyeka airmatanya yang terus mengalir di pipinya.
Bahkan ia tidak peduli bagaimana orang-orang yang melihat kearahnya. Ia sungguh tidak peduli. Ia hanya ingin pergi dan berlari menjauh dari semua kenyataan ini.
Ia tidak sanggup.
Taehyung, maafkan aku... maafkan aku -Rose
Rasa bersalah itu kembali muncul pada dirinya. Bayangan bagaimana tubuh Taehyung tertabrak mobil yang ia lihat sangat jelas dengan mata kepalanya sendiri kembali berputar di memorinya bagai reka ulang.
Ia seakan merasakan sendiri bagaimana sakitnya tubuh Taehyung yang terhantam badan mobil.
Brukk.
Rose menjatuhkan dirinya di salah satu bangku yang ia lihat di depannya. Rose duduk disana, terdiam, sambil mengatur napas dan juga airmatanya. Napas tersenggal karena lelah berlari dan juga banyak menangis.
Ia baru sadar, ia sudah berlari sangat jauh. Jauh dari rumah sakit itu.
Wanita itu kemudian mengedarkan pandangannya ke sekitar, yang ternyata baru ia sadari juga, kalau ia sudah berada di sebuah taman yang cukup sepi. Hanya ada dirinya dan pohon-pohon besar di sana saat ini.
Rose menundukan kepalanya, bahunya berguncang, dan kedua tangannya kini mengepal di atas pahanya sendiri.
Kenangan itu, membuat dirinya kembali teringat hal manis di antara mereka. Di sini, di taman inilah ia dan Taehyung pernah menghabiskan waktu bersama. Bahkan taman ini pula menjadi saksi bisu ciuman itu, ciuman pertama mereka.
Dan sekarang, tanpa di sadari, ia kembali ke tempat ini. Seorang diri.
Tangisan Rose akhrinya kembali pecah. Bahkan kini dirinya sampai meraung kencang merasakan kesedihan dan kesakitan secara bersamaan. Tangannya bahkan mencengkram dan memukul pelan bagian dadanya.
Di dalam sana, sakit itu sangat terasa.
"Ahh..hhnngg~kenapa terasa begitu sakit hhnngg~ Taehyung...?!"
Duarr.
Suara petir menyertai jatuhnya rintik-rintik air dari atas langit. Hujan tiba-tiba saja turun. Padahal sebelumnya langit begitu cerah. Meskipun tetap udaranya dingin tapi langit tidak menunjukan tanda-tanda bahwa akan turun hujan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rosè |Selesai|
Fanfiction⛔🔞⛔ ✔Rose~adalah nama dari seorang wanita cantik berhati mulia, yang melimpahkan berjuta kasih sayangnya terhadap sesama. Kelembutan hatinya membuat banyak orang berbalik menyayangi dirinya. Hidupnya selalu di penuhi dengan senyuman bak malaikat ya...