Sudah beberapa lama mereka semua menunggu di tempat yang ini. Tuan Park, Rose dan Wendy duduk bersebelahan dengan Rose yang masih berada dalam pelukan ayahnya. Begitu juga dengan June, Mingyu dan Youngjae, mereka duduk bersebelahan di bangku di sisi yang lain. Sedangkan Chanyeol dan Daniel, keduanya berdiri di dekat pintu operasi dan menyandarkan punggung mereka ke tembok.
Operasi pun masih sedang berjalan di dalam. Udara yang dingin semakin menusuk tubuh mereka, ketegangan dan ketakutan serta harap-harap cemas dapat tertangkap dari wajah dan perasaan semua orang yang ada disini.
Keheningan yang mencekam menyelimuti semuanya, hanya terdengar sayup-sayup suara isakan tangis Rose yang menjadi latar tempat ini. Ia masih dalam pelukan ayahnya. Ia masih dalam rasa yang bercampur aduk di hatinya. Takut, gelisah, sedih dan khawatir semuanya bersatu bersekutu di dalam dirinya.
Blam.
Lampu yang semula menyala di atas pintu operasi pun padam, menandakan bahwa operasi di dalam ruangan itu telah selesai di lakukan. Rose dan semuanya beranjak dari duduk mereka menunggu dokter atau siapapun yang berada di dalam keluar membuka pintu itu.
"Tuhan, selamatkannya.. tuhan, aku mohon.. tolong selamatkannya.. hanya kau yang bisa menyelamatkannya."
Rose kembali bergumam melantunkan doa-doanya. Dengan tangan yang saling mengepal yang ia simpan di depan dadanya dan memejamkan kedua matanya, Rose senantiasa memanjatkan doa untuk keselamatan Taehyung.
Ia berharap dokter yang mungkin akan keluar dari dalam sana beberapa saat lagi akan mengabarkan berita tentang keselamatan Taehyung.
Ayah Rose, Chanyeol dan yang lainnya hanya menatap kearah Rose prihatin. Wanita itu terlihat kacau sekali. Mereka tidak bisa membayangkan bagaimana jika dokter yang keluar lalu membawa pesan yang mereka tidak harapkan, akan seperti apa Rose nantinya.
Meskipun mereka tidak ingin memikirkan hal buruk itu, tapi tetap saja hal buruk bisa tiba-tiba terjadi tanpa kita sangka.
Akhirnya dokter dan yang lainnya keluar dari dalam sana. Mereka pun menghampiri beberapa orang yang sudah di pastikan keluarga dan kerabat dari pasien yang baru saja mereka tangani.
"Dokter bagaimana keadaannya?" Pertanyaan ini keluar dari mulut June. Mewakili semua orang yang ada di sana.
Dokter itu menghela napasnya. Tatapan dokter itu sungguh tidak bisa mereka tafsirkan. Tidak ada kesedihan maupun senyuman. Sama sekali tidak terbaca. Dokter itu hanya merapatkan bibirnya erat layaknya seseorang yang sedang/sudah melakukan sesuatu yang rumit.
"Detak jantung pasien sempat berhenti beberapa saat, tapi ternyata sungguh di luar dugaan, pasien seakan ikut berjuang bersama kami untuk mengembalikan detak jantungnya. Pasien masih ingin ada di dunia ini, ia masih ingin hidup. Sungguh luar biasa."
Semua orang yang mendengarkan penjelasan dari dokter itu menghela napas mereka lega.
"Syukurlah." Lirih ayah Rose.
Mereka semua menunduk dan memejamkan mata mereka masing-masing sebagai tanda bersyukur. Bersyukur dan juga menahan suatu perasaan disana.
"Tapi kita masih belum bisa memastikan bagaimana kedepannya. Keadaan pasien sangat lemah sekali. Benturan di kepala dan punggungnya sangat keras. Jadi kami masih harus memperhatikan kondisinya." Ucap dokter itu lagi.
"Iya dokter kami mengerti." Jawab Chanyeol. Ia tau apa yang harus para dokter itu lakukan, mengingat ia sendiri adalah seorang dokter.
"Dan.. terimakasih, keluarga sudah ikut mendoakan pasien. Itu sangat membantu sekali." Ucap dokter itu lagi.
Beberapa dari mereka hanya mengangguk tanpa mengatakan sepatah katapun. Meskipun perasaan mereka lega, tapi tidak bisa di pungkiri kecemasan itu masih ada.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Rosè |Selesai|
Fanfiction⛔🔞⛔ ✔Rose~adalah nama dari seorang wanita cantik berhati mulia, yang melimpahkan berjuta kasih sayangnya terhadap sesama. Kelembutan hatinya membuat banyak orang berbalik menyayangi dirinya. Hidupnya selalu di penuhi dengan senyuman bak malaikat ya...