.
.
.
.

Tidak terasa sudah malam minggu.

Banyak orang yg pergi keluar hanya sekedar nongki dengan teman ataupun berkencan.

Bedahalnya dengan habyun, ia hanya berguling kesana-kemari diatas kasurnya.

Ingin pergi keluar namun dengan siapa. Domi pergi berkencan dengan deka mengingat hungungan mereka baru sebesar biji jagung, raekyung ia juga pergi makan malam dengan suho, raejin tidak bisa keluar karna ada acara dengan keluarganya, hyosoo malas keluar rumah, sedangkan eunri ia sedang sakit.

Hah nasib jomblo

Tiba-tiba saja sang kakak menggedor pintunya dengan sangat brutal.

"Yun keluar yun buruan!"
Teriak ka woohyun sambil menggedor pintu kamar sang adik.

"Apaan sih ka, males ah"
Teriak habyun dari dalam kamar.

"Buruh ih, susah bener sih disuruh keluar doang"

Ceklek

Pintu kamar habyun pun terbuka dan langsung berhadapan dengan kakaknya.

"Apa sih ka?!"
Tanya habyun kesal.

"Turun, ada mingyu noh"

"Hah? Ini pan emang hari minggu ka?"

"Aduh yun, punya kuping tu di rawat biar gak banyak ramatnya ( rumah laba-laba) jadi budeg kan"
Seru sang kakak sambil geleng-geleng kepala.

"Apaan dah si kaka"
Lha ngambek dia.

"Udah ah, turun sono ada mingyu dibawah"

"Siapa ka?"

"Bener-bener dah ni anak, budegnya keterlaluan. MINGYU YUN MINGYUUUU"
Teriak woohyun udah kesel batt dia.

Ampe yg punya nama celingukan dibawah cari orang yg manggil namanya.

"Ka ming-yu?
Tanya ulang habyun. Membuat sang kakak kesel sendiri.

"Em. Turun sekarang atau mau kaka korek tu kuping pake tiang listrik?"
Kata woohyun pake muka datar.

"Heheh iya ka, yuni turun"
Jelas habyun cengengesan dan langsung berlari menuruni tangga.

Takut kupingnya melar gara-gara dikorek pake tiang listrik sama kakaknya.

Woohyun cuma geleng-geleng kepala aja sambil jalan nurunin tangga nyusul adiknya.

.

Saat habyun sudah menuruni tangga dan langsung menuju ruang TV, di sana sudah ada ibu dan ayahnya yg sedang nyemil martabak telor, jangan lupakan mingyu yg sedang asik mengobrol dengan sang ayah.

"Ka mingyu?"
Panggil habyun pada mingyu lalu mendudukkan dirinya disamping sang ibu.

"Hai de"
Sapa mingyu dengan tersenyum manis sampe-sampe taringnya keluar. Manis.

Habyun yg liat cuma bisa nelen ludahnya kasar. Gemesz sendiri kalo udah taringnya mingyu keluar.

"Kaka yg bawa martabak telor ini?"
Alih-alih menjawab sapaan mingyu justru habyun bertanya balik.

"Iya kaka bawa martabak ini de, gak enaklah kalo maen kerumah kamu gak bawa apa-apa"
Jelas mingyu lagi membuat habyun ngangguk-ngangguk aja.

"Kaka sendiri?"
Tanya habyun lagi sambil ikutan nyomot martabak telor yg dibawa mingyu tadi.

Mengabaikan keberadaan ayah dan ibunya yg sedang memperhatikan putrinya dan calon mantunya.

"Iyalah de sendiri, masa sert"
Canda mingyu garing.

Pyoje Eobs-i (Tanpa Judul)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang