Happy reading 💖💕💕💕💕
Kuharap kalian suka.
Jangan lupa vote.Dan maaf ya kalau banyak typo. Kalau berkenan, bisa tolong aku bantu tandai yang typo nya? Aku berterima kasih banget kalau ada yang mau.
😊😊😊-----------------------------------
Bryan pov
Ku lajukan mobilku menuju Cafe tempat Feli bekerja. Setelah sampai di Cafe tersebut, Aku masuk dan melihat ada sedikit keributan di Cafe ini. Dan yang membuat hal itu menjadi menarik adalah, adanya feli diantara kedua wanita yang tengah berkelahi. Ada apa ini?
-----------------------------
Aku mendekati sumber perhatian dari seluruh pengunjung Cafe ini-pertengkaran dua orang perempuan yang terdapat Feli di sana- kulihat di sana Feli sedang memisahkan kedua perempuan yang tengah bertengkar itu.
"Aahhh.." Ringis Feli saat telapak tangan perempuan berambut merah itu sampai dipipi kanannya.
Aku menghentikan langkah ku, dan melihat pertengkaran itu dari jauh. Ada rasa tak suka yang menyelinap dihatiku ketika melihat wajah Feli ditampar.
"Ini salah mu." Teriak perempuan berambut merah di depannya.
"Salah mu, kau yang menampar nya. Lihat lah, pipi nona ini menjadi merah karna tangan mu yang seperti kulit kayu." Kata si wanita berambut pirang. "Kenapa menyalahkan ku? kau yang membuat ku menampar nya." Balas wanita berambut merah itu tak terima.
"Baiklah nona - nona, tidak ada yang bersalah diantara kalian. Kalau kalian tidak bisa berdamai dan diam, kumohon kalian lanjutkan pertengkaran kalian di luar, karena disini banyak orang yang terganggu dengan kebisingan yang kalian ciptakan." Kata Feli dengan nada yang ku yakin dipaksakan untuk sabar.
"Lebih baik aku pergi, aku muak melihat wajah jelek mu itu. " Kata perempuan berambut pirang itu lalu pergi keluar melewati ku. Dapat kulihat ia sempat melirik kearah ku tadi.
"Apa pipi mu baik baik saja nona? Maafkan aku atas pipi mu itu, aku benar - benar tidak sengaja melakukan nya. Maaf. " Ucap perempuan berambut merah seraya memperhatikan pipi Feli.
"Tak apa, hanya sedikit memerah, tapi nanti akan hilang setelah kuberikan es batu. Jadi aku baik - baik saja" Jawab Feli sambil tersenyum. Tulus. Aku tertegun ketika melihat senyum nya. Aku tak pernah melihat senyuman tulus, selain dari senyuman mommy.
"Baiklah kalau begitu, sekali lagi maafkan aku dan teman ku tadi karna sudah membuat keributan di Cafe ini." Ucap wanita itu sembari tersenyum.
"Tak apa, lupakan lah. Hati - hati dijalan." Jawab Feli yang masih menyunggingkan senyuman tulus nya.
" Aku permisi, sekali lagi aku minta maaf atas nama temanku tadi." Ucap wanita itu lalu pergi.
Feli melihat perempuan itu pergi, lalu ia melihat ku. Dia melihat ku dengan tatapan aneh, seperti tidak suka. Aku berjalan mendekati nya, lalu duduk di kursi yang ada di samping nya. Ia masih saja menatap ku dengan tatapan yang tidak pernah ku dapatkan dari perempuan mana pun. Dan itu membuatku kesal. Bahkan wanita yang sudah memiliki anak pun pasti akan tersenyum memuja melihat ku, tapi kenapa dia tidak?
" Apa kau hanya akan melihat ku saja? Tidak adakah niat untuk menawarkan minuman atau makanan dari Cafe ini?" Tanya ku sambil melihat wajahnya lalu duduk menyilangkan kaki dan melipat kedua tangan didepan dada.
"Maaf tuan, tunggu sebentar. Saya ambil kan menu." Ucap nya lalu pergi ke meja kasir.
" Ingin memesan apa tuan?" Kata nya lalu memberikan map itu.
" aku ingin..... " Ucap ku membolak balikan lembaran kertas yang ada di dalam map itu. " Aku ingin ice Americano berukuran besar." Lanjut ku lalu mengembalikan map berisi menu itu pada nya. Feli mencatat pesanan ku lalu mengambil map nya.
" Baiklah, harap menunggu sebentar."
Entah kenapa aku tidak suka jika Feli bersikap formal padaku. Terkesan kaku dan dingin. Sekitar 10 menit menunggu, akhirnya Feli kembali dengan membawakan Ice Americano yang ku minta tadi.
" Pesanan anda." Katanya sambil meletakan minuman itu ke atas meja yang ada di hadapan ku. Sebelum ia pergi, aku menahan tangan nya. "Apa kau tidak bisa menemani ku mengobrol?"
" Tidak, aku masih memiliki banyak pekerjaan yang harus di kerjakan. " Jawabnya dengan nada dingin.
"Sebentar saja. Apa masih tidak bisa?" Aku terkesan memohon padanya. Oh shitt..
Ini kali pertama aku melakukan hal bodoh seperti ini, dan ini terjadi di luar rencana. Sial.
" Tidak bisa. Lepaskan tangan ku Bry!" Kata Feli yang segera ku lepaskan tangannya, dan dia pun segera melanjutkan pekerjaannya.
Aku duduk di Cafe ini sekitar 2 jam lamanya, dan selama itu pula aku hanya memperhatikan Felicia berinteraksi dengan para pengunjung Cafe.
Dan kini, waktu telah menunjukan pukul 11 malam. Dan seperti nya Cafe ini akan tutup. Semua temannya sudah pulang dan sekarang di Cafe ini hanya ada aku dan dia. Kurasa malam ini Feli mendapat giliran menutup Cafe.
"Tuan kami akan tutup, silakan anda membayar minuman itu, lalu pulang. Ini sudah hampir tengah malam." Ucap Feli.
"Benarkah? Waahh, tak terasa yaa, ternyata cukup lama aku duduk di sini. Baiklah, berapa harga untuk itu?" Jawabku.
"3 dolar."
"Baiklah, ini." Aku memberikan uang senilai 10 dolar padanya.
"Apa tidak ada uang yang lebih kecil?" Tanya nya
"Tidak ada."
"Baiklah. tunggu sebentar ku ambil kembalian untuk uang anda." Jawab Feli lalu pergi menuju meja kasir dan kembali dengan membawa beberapa lembar uang.
" Ini kembalian untuk uang anda" Ujar Feli sambil memberikan lemabran uang tersebut.
"Terima kasih" Ucap ku lalu mengambil uang itu.
"Pulanglah, aku akan menutup Cafe ini" Kata Feli dengan nada jutek khasnya.
"Kenapa kau jadi jutek seperti ini? Tidak seperti tadi yang sangat ramah." Ucapku lalu berdiri dari kursi.
"Karena kami sudah tutup, waktu sebagai pelayan dan pembeli sudah habis." Ujarnya lalu mulai menaikkan kursi ke atas meja.
"Kau pulang dengan apa?" tanya ku
" Untuk apa bertanya? "
" Hanya ingin tau. "
" Berjalan kaki." Jawabannya singkat. Padat. Jelas.
" Apa kau yakin pulang sendiri di jam segini?" Tanya ku
" Bisakah kau pulang saja? Tak perlu banyak tanya. Aku sibuk." Jawabnya ketus lalu berbalik menghadap ku
" Aku ingin mengantar mu pulang, karena ini sudah sangat malam" Jawab ku singkat.
" Tidak perlu repot - repot, aku bisa sendiri. " Jawabnya.
" Apa kau yakin?" Tanya ku khawatir. Tunggu apa aku khawatir? Tidak, ini hanya skenario dari rencana. Kurasa.
" Tentu saja, jadi bisa kah kau pergi?" Jawabnya dengan tegas
" Baiklah kalau begitu." Jawabku lalu pergi keluar dari Cafe itu.
Aku tidak benar - benar akan pulang, aku menunggu nya keluar dari Cafe itu baru aku akan pergi. Sekitar 5 menit kemudian Feli keluar dari Cafe itu dan menutup pintu Cafe itu lalu berjalan menuju rumahnya, kurasa.
Saat aku hendak pergi, tiba tiba....
Tbc.
.
.
.
Vote and commentHayo lo.. Kira kira ada apaa yaa..
Instagram : @rentidwi.a
![](https://img.wattpad.com/cover/131149008-288-k603547.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boy [DALTON SERIES 1] - END
Teen FictionFollow dulu sebelum baca 🧡 . . Bryan Dalton adalah nama dari seorang pemuda tampan yang tidak pernah ditolak oleh perempuan manapun. Ketampanan dan kekayaannya membuatnya selalu dipuja oleh kalangan wanita. Namun, seorang gadis yang ia temui di sek...