Ia berjalan dengan cepat kembali ke tempat bagian kerja nya.
" Felicia, pengunjung yang duduk di meja 18 sedang menunggu mu untuk melayaninya. Cepat lah, ia sudah menunggu dari tadi." ucap Meyren, pelayan yang tadi menawarkan menu pada Bryan.
---------------------------------
AUTHOR
Setelah mendengarkan ucapan dari Meyren, Feli bergegas mengambil buku menu dan berjalan menuju meja 18. Ia terus berfikir tentang siapa pengunjung yang menunggu nya hanya untuk sekedar minta di layani. Ia berdo'a dalam hati, berharap bukan Bryan pengunjung yang menunggu nya.
'semoga bukan pria menyebalkan itu' ucapnya sebagai do'a dalam hati
Raut wajah nya berubah, bagaikan cuaca panas yang tiba - tiba berubah menjadi mendung. Dengan malas ia menyapa pengunjung yang tak lain adalah Bryan Dalton. Pria yang sangat menyebalkan menurut nya.
" Permisi tuan, maaf jika anda menunggu saya begitu lama. Anda ingin pesan apa?" Kata Feli lalu memberikan Bryan buku menu yang di bawa nya.
" Tak apa, yang penting sekarang kau sudah ada di sini melayani ku. " Jawab Bryan lalu membolak - balik buku menu itu.
Bryan melihat lihat setiap menu makanan yang ada di dalam buku itu. " Aku ingin dua paket burger, dua cola ukuran besar, dan dua choco lava. " Kata Bryan lalu mengembalikan buku menu itu. "Dimana ruangan menager Cafe ini? " Tanya bryan.
" Untuk apa menanyakan menager Cafe ini?" tanya Feli binggung.
" Aku ada sedikit urusan dengan menager Cafe ini, di mana ruangan nya? " Jawab Bryan lagi.
" Di lantai 3, ruangan dengan pintu hitam. Kuharap kau tidak melakukan hal aneh." Jawab Feli lalu pergi mengambil pesanan Bryan.
Bryan yang mendengar jawaban Feli hanya tersenyum miring lalu segera menuju ruangan itu. Setelah berberapa menit bicara dengan menager Cafe itu ia kembali turun dan kembali duduk di meja milik nya tadi.
Tak lama ia kembali duduk, Feli datang mengantarkan pesanan milik nya tadi. Feli meletakkan makanan dan minuman itu di atas meja.
" Selamat menikmati pesanan anda tuan." Ucap Feli lalu beranjak ingin pergi.
Namun, tangan nya di cekal oleh Bryan. Ia berbalik dan menatap pria itu dengan malas. Sudah pasti pria itu akan meminta sesuatu yang membuat emosi Feli naik ke ubun-ubun.
" Ada apa? Apa anda butuh sesuatu tuan? " Tanya Feli yang berusaha untuk sabar.
" Iya, aku butuh." Jawab Bryan singkat.
" Katakan tuan, apa yang bisa saya bantu." Ucap Feli. Sungguh, sebenarnya ia amat sangat malas mengucapkan kata itu, namun apalah daya ia yang hanya sebagai pelayan. Ia tak bisa memarahi atau melawan Bryan saat ini. Karna posisi mereka saat ini dalam keadaan yang tidak memungkinkan. Bisa - bisa ia dipecat jika membuat keributan dengan pelanggan.
" Teman makan. Duduk lah dan makan bersamaku. " Ucap Bryan menarik Feli untuk duduk di hadapan nya.
Feli duduk sebentar, namun ia berdiri lagi dengan cepat. " Maaf tuan, saya tidak bisa. Saya harus kembali bekerja, jika tidak nanti atasan saya bisa marah. " Jawab Feli lalu bergerak ingin pegi lagi.
Tapi lagi- lagi lengan Feli di cekal oleh Bryan. Pria itu seolah tak menyerah sebelum Felicia benar - benar duduk dan ikut makan bersamanya.
" Duduklah, aku sudah menemui menager mu tadi, aku sudah mengatakan bahwa aku ingin kau duduk dan ikut makan dengan ku sekarang." Jelas Bryan, namun Feli tetap tidak ingin.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Beloved Boy [DALTON SERIES 1] - END
Teen FictionFollow dulu sebelum baca 🧡 . . Bryan Dalton adalah nama dari seorang pemuda tampan yang tidak pernah ditolak oleh perempuan manapun. Ketampanan dan kekayaannya membuatnya selalu dipuja oleh kalangan wanita. Namun, seorang gadis yang ia temui di sek...