Talking #part 2 ✓

1.6K 57 0
                                    

Sepulang sekolah, Bryan benar - benar memboyong teman - temannya beserta Felicia untuk berkumpul di suatu restoran. Sepanjang perjalanan menuju restoran itu, tak sedikitpun senyuman nya hilang dari wajahnya. Tangannya terus menggenggam tangan mungil milik Felicia.

"Baiklah, kita sampai. Ayo turun." Ujar Bryan dengan riang.

"Kau tampak begitu bahagia. Bahkan kau tidak berhenti tersenyum sejak tadi pagi." Kata Feli seraya megenggam lebih erat tangan besar Bryan.

"Kau, kau adalah alasan kenapa aku merasa begitu bahagia dan tak berhenti tersenyum. Dan ditambah lagi kita akan membicarakan tentang pernikahan kepada teman kita. Aku tidak sabar untuk segera lulus dan menikahi mu." Felicia tertawa mendengar jawaban Bryan yang menurutnya sedikit lucu.

"Baiklah sayang, jawaban mu cukup menyentuh hatiku, tapi ketahuilah bahwa itu terdengar begitu lucu ditelinga ku. Ayo turun. Mereka semua sudah tiba."

Sepasang kekasih itu pun beranjak keluar dari mobil. Keduanya sama-sama saling mengembangkan senyum bahagianya.

"Ayo masuk, aku telah memesankan tempat untuk kita semua." Ujar Bryan sambil menggandeng Feli masuk kedalam restoran.

***

"Baiklah teman - teman. Sejujurnya, aku dan Felicia memilih suatu hal untuk diberi tau pada kalian. Seperti yang kalian ketahui, aku dan Feli telah berpacaran beberapa bulan ini, dan kalian tau bahwa kami saling mencintai satu sama lain, maka dari itu,," Bryan menggantungkan kalimatnya, membuat Mike, Erlon, Jack, dan Laurent penasaran.

"Maka apa? Bisa jangan membuat kami semua penasaran? Kau menyebalkan dude." Kesal Erlon karna Bryan tak kunjung melanjutkan kalimatnya.

"Maka kami berdua memutuskan akan menikah setelah ujian kelulusan."

Mike, Erlon, Jack, dan Laurent memekik kencang secara bersamaan, namun sedetik kemudian, mereka semua terdiam mendengar perkataan Bryan. Mereka berempat sangat terkejut akan hal itu. Menurut mereka, pernikahan bukanlah hal kecil, mengingat Felicia dan Bryan masih remaja yang seharusnya menghabiskan waktu bersama teman-teman nya, bukan disibukan dengan aktifitas rumah tangga.

"Kalian berdua yakin dengan hal itu?" Tanya Jack dengan tatapan tak percayanya.

"Tentu, kami berdua sangat yakin untuk pernikahan ini." Ujar Feli dengan tersenyum untuk meyakinkan semua teman nya.

"Wooaahhh... Aku sangat terkejut akan hal ini. Bagaimana mungkin kalian akan menikah di usia remaja seperti ini?" Tanya Mike yang masih tak percaya.

"Aku pikir tidak ada salahnya untuk menikah di usia muda seperti ini. Bukankah ayah dan ibumu juga melakukan hal yang sama? Kurasa tidak ada yang salah." Jawab Bryan dengan ringan.

"Aku setuju. Aku akan mendukung apapun yang terbaik untuk kalian berdua, terutama Felicia." Lauren mengatakan hal itu seraya tersenyum tulus pada Felicia.

"Terima kasih Lauren, kau memang sahabat terbaikku." Felicia memeluk Lauren yang duduk di sebelahnya.

"Kau sudah seperti kakak bagiku, berbahagialah bersama Bryan. Jangan sungkan mengadu padaku jika Bryan berbuat tidak baik padamu, oke??" Ujar Lauren.

"Tentu. Aku pasti akan mengadu padamu jika dia berbuat hal yang buruk. Aku akan meminta bantuanmu untuk membalas perbuatan buruknya. Jangan khawatir." Jawab Feli tenang.

"Bagaimana denganmu Erlon? Apa tidak ada tanggapan atau pertanyaan tentang hal ini?" Ujar Bryan.

"Aku,, aku hanya masih tidak menyangka bila sahabatku ini akan menikah di usia muda seperti ini. Tapi tak apa, kurasa itu bagus. Tidak ada salahnya dilakukan. Selamat bro, semoga semuanya berjalan dengan lancar." Sahut Erlon.

"Terima kasih. Terima kasih karna kalian telah mensupport apa yang aku dan Felicia rencanakan. Kalian adalah teman terbaik yang kami punya."

Semuanya tersenyum dan tertawa bersama. Hingga langit mulai jingga, barulah mereka kembali kerumahnya masing-masing.

****

"Aku masih tidak percaya dengan apa yang terjadi hari ini." Laurent berucap seraya melihat Jack yang tengah mengemudi.

"Do'a kan saja mereka berdua, Laurent. Kita sebagai sahabat Felicia, harus mendukung apapun yang membuatnya bahagia." Sahut Jack.

"Tentu, aku mendukung penuh apapun yang membuat Felicia bahagia. Dia adalah teman terbaikku." Laurent tersenyum.

"Apa kita juga bisa seperti mereka? Bahagia bersama dalam suatu hubungan?" Ujar Jack dengan pelan.

"Apa? Kau bilang apa barusan?"

"Tidak ada, bukan apa-apa. Jangan di perdulikan."

"Ayolah, kau bilang apa tadi? Aku benar-benar tidak mendengarkan dengan baik."

"Sudah sampai. Sampaikan salam ku pada orang tua mu."

"Hmm,,, baiklah. Terimakasih Jack. Hati - hati di jalan pulang mu ya."

Jack mengangguk seraya tersenyum manis. Pria muda itu kembali melajukan mobilnya setelah melihat Laurent masuk kedalam rumahnya.

"Ini bukan waktunya Lauren. Tunggu sampai aku benar-benar siap mengatakannya."


×××

TBC..

My Beloved Boy [DALTON SERIES 1] - END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang