Chapter 8 What Are You Doing ?!!✓

4.3K 155 0
                                    

Happy reading
Jgan lupa Vote yaa...
💖💖💖💖💖

🎶 : Shawn Mendes -  There's Nothing Holding me back
-----------------------------------

Aku menemukan nya sedang duduk di sofa ruang keluarga. Aku mendekati nya untuk mengucapkan terima kasih.

" bryan " panggil ku dan ia menoleh.
" ya? " jawab nya singkat tanpa melihat ku

" terima kasih untuk bantuan mu, dan sekarang Aku harus pergi untuk bekerja. " ucap ku yang hanya di hiraukan nya.

Aku terdiam menunggu jawab nya, tapi ia hanya berdiri mendekati ku. Lalu tiba tiba.....

---------------------------

Tiba tiba bryan menggendong ku ala bridal style menuju kamarnya. Astaga apa yang pria ini lakukan.

" What are you doing Bryan?" Jerit ku saat bryan tiba tiba menggendong ku.
Apa yang di ingin kan nya,,, astaga.

" Kau tak boleh pergi bekerja hari ini, aku tidak mengizinkan mu untuk keluar dari apartemenku." Jawab nya dingin, sangat berbeda dengan cara bicarakan saat ia bangun tidur tadi.

" Kau ini apa - apaan? Aku baik - baik saja, aku harus bekerja sekarang. Turunkan aku Bryan. " Jawab ku sambil memberontak.

" Tidak, kau tidak boleh bekerja untuk hari ini, aku akan bilang pada pemilik minimarket itu kalau kau sedang sakit " jawab nya masih sama -dingin-

" Tidak bisa begitu, aku tetap harus bekerja. Kalau tidak aku bisa mendapat potongan gaji, ayolah Bryan biarkan aku pergi. " Ucap ku memohon, lalu kami tiba di dalam kamar bryan yang ku tempati semalam.

Bryan menurunkan ku di atas kasur nya. Lalu berjalan hendak meninggalkan ku sendiri di kamar itu. Aku kenal dengan nya. Ia tak mengerti bagaimana cara ku untuk bertahan hidup.

" Aku tidak seperti mu yang tak perlu memikirkan hari esok. Aku harus bekerja keras meski aku sakit. Aku harus tetap bekerja untuk menjalani hidup. Kau tidak pernah tau rasanya jadi aku, jadi kumohon biar kan aku untuk pergi bekerja. Aku tak ingin gaji ku di potong oleh pemilik toko. Ada banyak keperluan ku yang membutuhkan uang. " Ucap ku lirih. Wajah ku memerah dan mata ku mulai berair.

Aku sungguh tidak suka ini. Benar aku sangat berhutang nyawa dengan nya, tapi aku tetap tidak suka bila dia memaksa seperti ini, melarang ku pergi seolah - olah ia adalah bagian penting dari hidupku yang berhak dan punya andil mengatur hidupku.

Kulihat Bryan hanya berdiri di ambang pintu. Tak lama dari aku mengatakan hal itu, ia dengan egois nya keluar dan menutup pintu dan mengunci pintu kamar ini. Aku menangis. Aku tau ia berniat baik tapi tidak dengan memaksa. Dia juga harus mengerti kalau aku punya pekerjaan yang harus ku lakukan.

Dia memang brengsek. Pria egois. Pria dingin. Aku sangat membenci nya. Tak henti - henti nya aku mengutuk pria itu.

***

Disisi lain

Seorang pria dengan rahang mengeras melajukan mobilnya menuju sebuah minimarket.

Ia tiba di minimarket itu. Segera ia turun dan masuk. Dengan wajah yang sangar dan rahang mengeras ia bertanya pada seorang pria paruh baya yang berdiri di kasir.

" Dimana pemilik toko ini? " Tanya pria itu dengan tatapan bak iblis.

" Sa.. Saya tuan, saya pemilik toko ini. ada perlu apaa? " Jawab pria paruh baya itu gagap.

" Ohh jadi kau pemilik toko ini? Ini ambil lah." Jawab pria itu lalu memberikan amplop coklat berisi lembaran uang.

" Apaa ini? " Tanya pria itu gugup.

" Itu uang, ambillah. Aku bryan Dalton. Ku rasa kau tau siapa aku. Felicia tidak bisa masuk bekerja hari ini, dia sakit. Jadi ambil lah uang itu. Dan kau,, jangan pernah kau sekali kali memarahi nya ketika ia masuk bekerja besok, dan jangan potong gaji nya. Atau minimarket mu ini tidak akan pernah buka lagi setelah kau melakukan itu pada nya. " Kata Bryan dengan tatapan iblisnya.

Ya pria itu adalah Bryan. Bryan datang ke minimarket itu untuk memberikan uang kepada pemilik toko karna Felicia tidak bisa bekerja hari ini. Dan memberi nya peringatan untuk tidak marah ataupun memotong gaji wanita itu.

Pria pemilik toko itu tampak berdiri seperti patung. Ia terdiam saat bryan yang seperti iblis itu berbicara. Ia tak menyangka bahwa ia akan memiliki masalah dengan pewaris dari perusahaan besar di New York.

"Ba.. Baiklah tuan." Jawabnya gugup

" Bagus kalau kau mengerti. Aku tidak main - main dengan ucapan ku, jadi kau harus ingat itu dan jangan beri tau Felicia kalau hari ini aku datang kemari untuk menemui mu. Oh,, satu lagi, kau jangan berani-berani nya memecat Felicia, jika itu sampai terjadi, maka akan ku buat toko mu ini tutup untuk selamanya. " Ucap Bryan dengan penuh penekanan. Lalu Bryan pergi meninggalkan minimarket itu.

Setelah keluar dari minimarket itu, ia menenangkan dirinya di dalam mobil sportnya. Entah kenapa saat ini Bryan menjadi sangat kacau ketika ia mengingat Felicia yang menangis di apartemen nya.

" Aargghh!" Teriak Bryan frustasi dan mengusap kepalanya dengan kasar.

Setelah itu bryan pergi melajukan mobilnya menuju.....

Tbc.
.
.
.
Vote and comment

Instagram :
@rentidwi.a
@biniKai_

My Beloved Boy [DALTON SERIES 1] - END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang