Chapter 24 I Can't Stay, But.. ✓

2.3K 80 0
                                    

" Ayo lah felicia, apa kau tidak iba melihat raut wajah kecewa dari prycil?" Saut bryan, perkataan Bryan semak membuat nya tak enak hati pada anak kecil itu.

"ada apa sayang? Kenapa kalian terlihat begitu serius? " tanya Reyna yang datang tiba tiba.

-----------------------

Felicia Greyson.

Aku melihat ke arah suara wanita paruh baya yang tak lain adalah mommy nya Bryan.

"Ini mom, Felicia ingin pulang, tapi Prycil ingin dia menginap. " Jawab Bryan pada ibu nya.

Aku hanya menghela nafas ketika melihat raut wajah dari nyonya Reyna yang mendengar jawaban Bryan. Wajah nya tampak kecewa saat mendengar aku ingin pulang. Ahh aku merasa tidak enak dengan mrs.reyna.

" Benarkah? Ahh padahal aku sangat ingin kau menginap Felicia, lagi pula ini juga sudah larut malam, bahaya jika kau pulang sayang." Ucap Mommy Bryan.

Astaga, bagaimana ini, aku ingin pulang namun tidak enak bila menolak tawaran dari Nyonya Reyna

" Menginaplah Felicia, hmm? " Tambah nya.

Baiklah, sekarang sudah tidak ada jawaban lagi selain 'IYA'

" Baiklah nyonya, saya akan menginap. " Jawab ku pasrah.

" Benarkah? Aku senang sekali. Dan tolong jgan panggil aku dengan sebutan nyonya, panggil saja mommy. Kau itu bukan pelayan Feli, jadi tidak usah memanggil ku dengan sebutan nyonya, oke? " Aku hanya tersenyum mendengar ucapan Reyna barusan.

Sungguh ia benar - benar wanita yang sangat baik, aku bersyukur bisa kenal dengan orang baik seperti Reyna.

" Baiklah, nyo-- Mommy." Reyna hanya terkekeh mendengar jawaban ku.

" Baiklah, kalau begitu kalian istirahat lah, dan Prycilia, kau ingin tidur dengan siapa sayang?" Tanya Reyna pada Prycilia.

" Aku ingin tidur dengan kak Bryan saja aunty." Jawab Prycilia dengan cepat.

"Baiklah kalau begitu, aunty dan uncle mau naik dulu yaaa. Kalian istirahat lah. Good night all." Ucap Reyna lalu pergi dengan suami nya menuju kamar mereka.

" Baiklah my princess, ayo kita istirahat." Kata Bryan yang menggendong Prycilia.

"Ayo Felicia, kita ke atas." Aku hanya tersenyum mengiyakan.

" Kak Bryan dan kak Feli benar - benar berpacaran yaa? " Tanya prycilia dengan polos nya.

" Hei, anak kecil tau dari mana soal pacaran hmm?" Tanya Bryan.

" Ishh kakak, jawab saja kalau Icyl nanya." Saut Prycil dengan wajah nya yang cemberut.

"Sebenarnya kakak itu_"
Ucapan ku terpotong oleh ucapan Bryan.

"Iya, aku dan kakak cantik ini benar - benar sudah berpacaran." Jawab Bryan, aku hanya mengehela nafas mendengar nya.

"Benarkah? Kalau begitu malam ini bisa kah aku tidur dengan kalian berdua? " Tanya Prycil.

Mataku membuat sempurna setelah mendengar ucapan dari anak kecil yang di gendong Bryan itu. Astaga bagaimana ini?

" Oh tentu, kita akan tidur bertiga malam ini." Jawab Bryan yang membuat jantung ku berdetak lima kali lebih cepat dari biasanya.

Sontak aku langsung menatap nya 'apa yang kau katakan?' Kataku tanpa suara padanya.

Bryan hanya menyeringai dan menurun kan Prycil, anak itu segera berhambur menuju ranjang King size milik Bryan. Astaga, apa dia sudah gila, bagaimana mungkin aku, dia, dan Prycil akan tidur bersama malam ini?  Itu tidak boleh terjadi, tapi bagaimana cara menolak permintaan Prycil? Aku berjalan mendekati nya dengan perasaan kesal ini.

"You." Kata ku sambil menunjuk nya. "Crazy." Tambah ku lalu mendaratkan sebuah tamparan yang cukup keras pada lengan atasnya.

"Awhh.." Ringis nya.

Bryan malah semakin menunjukan seringaian nya pada ku, dan tentu saja hal itu semakin membuatku kesal.

"Kenapa kakak memukul Bryan? Apa dia nakal?" Tanya Prycil. astaga aku hampir melupakan gadis kecil itu di sini.

Aku segera mendekat ke arah nya dan duduk di pinggir ranjang. "Ya, Bryan itu sangat nakal, maka dari itu kakak memukulnya. Dia sangat nakal."  Ujarku pada gadis kecil itu.

"Benarkah? Bryan, kata mommy, anak nakal itu tidak akan punya teman, jadi Bryan jangan nakal. Nanti Bryan tidak punya teman." ucap nya. Aku mengalihkan pandangan ku ke Bryan, astaga kenapa wajah tampan itu selalu membuatku kesal malam ini.

Bryan balik menatap ku, bahkan ia semakin menunjukkan senyum licik nya. Senyum itu. Senyum yang sedari tadi membuat darah ku naik hingga ke ubun ubun. Jika saja prycil tidak ada di sini, maka seluruh tulang di tubuhnya itu sudah kupatahkan dari tadi.

"Baiklah sayang, aku janji tidak kan nakal lagi. Icyl tunggu disini ya, kakak dan kak Felicia harus bicara sebentar, lagi pula, kakak cantik ini harus mengganti pakaian nya." Kata Bryan dengan lembut. Prycil hanya tersenyum lalu mengangguk dan merebahkan diri pada ranjang King size itu.

" Baiklah, tapi aku ingin di baca kan dongeng oleh kakak Felicia yang cantik nanti. " Katanya dengan girang.

" Baiklah princess, tunggu sebentar yaa." Kata Bryan yang langsung menarik ku menjauh dari Prycil.

Kini kami berada di depan kaca besar didalam kamar mandi milik Bryan, hal pertama yang aku pikirkan tentang kamar mandi ini adalah 'Maskulin' kamar mandi ini di domiasi dengan warna hitam yang di padu dengan warna gold.

"Ada apa dengan wajahmu?" aku memutar bola mataku dengan malas. Apa guna nya pria ini bertanya kalau sebenarnya ia tau jawabannya.

" Kau tau jawabannya Bryan, tak perlu bertanya. Yang seharus nya bertanya adalah aku. Kenapa kau menuruti semua permintaan prycil? Aku tak masalah jika hanya menginap disini, tapi aku tidak bisa untuk bagian tidur bersama "

" Itu karna prycil akan menangis dengan kuat dan akan sangat sulit untuk membujuk nya. Untuk bagian tidur bersama, kita tidak akan benar - benar tidur bersama Feli. Setelah kau menidurkan Prycil, maka aku akan pindah ke tempat lain, dan hanya kau dan Prycil yang akan tidur bersama." Jawab nya, baiklah aku mengerti kalau begini.

Syukurlah bila bagian tidur bersama itu tidak akan terjadi, jadi aku bisa tidur dengan nyenyak dan tenang, Tanpa harus menahan detak jantung ku yang sudah pasti akan berdetak sangat cepat.

" Baiklah, aku setuju kalau begitu." Jawab ku.

"Gantilah pakaian mu, gunakan kaos ku yang ada di sana. Aku yakin kau tidak akan nyaman bila tidur dengan dress mu itu." Katanya lalu keluar dari kamar mandi. Aku melihat ke arah pintu yang di tunjuk nya. Dengan langkah yang tidak terlalu yakin, aku mendekati pintu itu dan membukanya.

Aku terpanah oleh apa yang dilihat oleh mataku. Ruangan ini, ruangan yang sangat aku inginkan. Walk in closets. Aku sangat ingin memiliki ruangan seperti ini, tapi tidak bisa karna aku tidak punya banyak ruang di rumah ku dan juga aku tidak punya banyak uang untuk membuat ruangan semegah ini.

Aku memperhatikan setiap sudut ruangan ini. Sangat bersih dan rapi. Semuanya tertata rapi dan begitu teratur.

Astaga, aku lupa jika prycil menunggu ku untuk di baca kan dongeng.

Aku segera mengganti dress ku ini dengan kaos hitam milik Bryan. Kaos ini menang tidak terlalu pendek, tapi tetap saja, separuh bagian dari paha mulus ku ini terlihat dan untung saja aku memakai celana pendek yang tipis sebagai dalaman dress ku tadi, jadi tidak terlalu khawatir.

Setelah itu kau keluar dan menghampiri Bryan dan Prycilia yang sudah siap dengan piama tidur nya. Entah dimana mereka berganti pakaian.

Aku melihat Bryan, dan Bryan balik menatap ku dengan tatapan yang kau pun tidak tau apa artinya itu.









Tbc.
.
.
.
Vote and comment
Instagram :
@rentidwi.a

21 agustus 2018.

.
.
.
+100 vote for next?

My Beloved Boy [DALTON SERIES 1] - END Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang