1. Si Menyebalkan

1.9K 22 3
                                    

"ADNANSYAH BAGASKARAAAAAA"

teriak seorang gadis menggelegar di penjuru ruangan kelas XII IPA-2 membuat seisi ruangan menutup telinganya karna teriakan nya.

"Berisikk Firdaa"

Tegur Amel teman sebangku Firda nama lengkapnya Firdausa Alya R . Amel mendengus sudah biasa ia melihat perang dunia Firda dan Bagas yang tadi diteriakan oleh Firda.

"Loo lihattt udah keberapa kali nya dia pinjam buku gue cuma buat coret coret gak jelas gini"

Firda menyodorkan bukunya dengan wajah yang berkerut kesal . lalu berjalan dengan menghentak hentakan kakinya, matanya menelusuri seseorang yang ia cari yaa siapa lagi kalau bukan 'Adnansyah Bagaskara B' kerap di panggil Bagas .

"Huhhh .. Guee aman kayaknya disini"

Bagas menghela nafas lega menyeka keringat di seluruh pelipisnya, setelah melihat reaksi Firda yang berteriak 8 oktav itu ia berlari menghindar ocehan perempuan itu ia bersembunyi di belakang kantin .

"Kata siapa lo aman?"

Tiba tiba suara itu menginterupsi Bagas . dengan hati hati ia menoleh ke arah belakang dilihat nya Firda berkacak pinggang menatapnya horor seperti ingin mencakar cakar wajah tampan Bagas .

"Eh hehehe ada Firda ternyata kirain gak ada duhh salah ngumpet dong"

Bagas cengesan menggaruk kepala yang tidak gatal itu . dengan perlahan ia menghindari Firda namun Firda tidak bodoh ia langsung menarik alias menjewer telinga Bagas dengan gemas lebih tepatnya kesal yang menyeruak .

"Adduuhhh awww adawww anjirr sakit kuping gueee, lepasin"

Bagas meringgis kesakitan, sedangkan Firda semakin menarik telinga Bagas.

"Aaaaaa aduhh ampun Firda enggak lagi deh sumpah tapi gak janji"

Bukan kasihan mendengar ringgisan Bagas. Ia malah semakin menarik telinga nya. Belum copot telinga nya Firda tidak akan melepaskan tarikan nya. Salah siapa cari gara gara dengan seorang Firda.

"aaaaaahh gilaaaa parah lo lepasin gak? Ini sakit anjirr kuping gue kalo copot lo mau tanggung jawab?"

Bagas semakin berteriak. Dan akhirnya Firda melepaskan nya, tidak tega juga sebenarnya. Firda mendengus kesal lalu meninggalkan Bagas begitu saja.

"hehhh ehhh ehh lo mau kemana? Gitu yaa udah nyakitin lalu pergi gitu aja"

Bagas berteriak lalu menggerutu sambil mengusap telinga nya yang kini sudah memerah. Bukan blushing. Panas ini rasanya sakit nya tuh disini.

Bagas berlari menyusul Firda yang belum jauh dari jarak dirinya.

"Daaa, jangan marah dong lo kan udah biasa bukunya gue coret coret"

Firda melotot, tapi gak melotot melotot amat sih. Dengan kesal ia kembali berjalan dengan langkah lebar. Kirain mau minta maaf eh tau nya malah ngomong gitu makin kesal rasanya.

"Ya ampun daaa lo jangan marah dong heyyy"

Bagas mengejar Firda. Memegang tangan nya namun dengan sekali hentakan ia lepaskan.

"Apaaa?"

"biasa aja dong daaa, lo sewot banget"

"hhhhh udahlah"

"eh eh lo jangan marah"

"siapa juga yang marah"

"lo lahh dari tadi marah"

Firda memutar bola mata nya, lalu masuk ke dalam kelas dengan wajah kesal ia menduduki bangkunya.

"ya elahh kenapa ni anak?"

BAGASKARATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang