(n.) the unsettling awareness of your own heartbeat
Aku memang memilih kopi untuk menjadi canduku, bukan heroin atau alkohol. Aku suka rasa dan aromanya. Aku juga suka bagaimana ia bisa mempertemukan kita.
Bau toko kopi itu memang khas. Aroma biji kopi yang ditumbuk lalu diseduh membuatku selalu ingin kembali ke sini, dan kita akan berjumpa lagi di sini.
Aku punya alasan mendasar mengapa aku sangat menyukai kopi. Mereka selalu menghadirkan rasa-rasa yang berbeda, walau sebenarnya sama saja mereka kopi. Seperti malam ini, aku kembali ke toko kopi itu, menuju ujung yang sama, dan menemui orang yang sama. Kurasa, ini tidaklah membosankan.
Kopi-kopi seduhan itu mengingatkanku pada apa yang ada di dalamnya, kafein. Kafein bekerja untuk meningkatkan kerja jantung. Kurang lebih seperti itu.
Aku suka pada fakta di mana kafein bisa membuatku tahan untuk tidak tertidur ketika malam sangat gelap. Kopi menjadi temanku ketika kau memulai obrolan di malam hari, kau bilang kau suka dengan itu.
Sepertinya, bulan menyuruh waktu untuk cepat-cepat berlari malam ini. Aku menghirup aroma dari teguk terakhir kopi di dalam cangkirku. Aroma yang tidak akan bisa dilupakan dari toko kopi ini.
Aku kira, aroma kopi di cangkirku yang akan menjadi aroma terakhir yang kunikmati malam ini. Ternyata, kau tak mau membiarkannya menjadi yang terakhir.
Ini pukul sebelas malam. Kau menarikku ke dalam pelukanmu. Ah, kurasa aku meminum terlalu banyak kopi. Jantungku berdetak terlalu kencang sekarang.
Tunggu. Atau mungkin, selama ini bukan kopi yang membuatku begini? Aku bisa selalu kembali ke toko ini bukan karena rasa seduhan kopi di sini, tetapi karena kamu yang akan kutemui ketika aku datang. Aku bisa tahan untuk tidur bukan karena aku meminum kopi, tetapi karena kamu yang mengajakku berbicara. Aroma yang kusukai dari toko kopi ini juga bukan aroma kopinya, tetapi aroma parfum yang kau gunakan ketika kita sedang bersama.
Dan ini, jantungku hampir keluar dari tempatnya bukan karena aku meminum terlalu banyak kopi yang menyebabkan kafein bekerja. Tetapi, ini karena aku jatuh cinta padamu.
"Kau tahu, ada satu hal yang tidak bisa dilakukan kopi-kopi ini padaku. Tetapi, sepertinya kau sering melakukannya"
"Apa itu?"
"Membuat pipiku memerah"
Ya, aku memang lebih memilih kopi untuk menjadi canduku, tetapi sepertinya kehadiranmu lebih kucari ketimbang secangkir kopi.
Rubatosis.
Malang, 18 Desember 2017
DisA