(n.) the strange wistfulness of used bookstores, which are somehow infused with the passage of time—filled with thousands of old books you’ll never have time to read
Tak sulit untuk menulis tentang diriku sendiri. Seperti penulis lain, aku menuangkan pemikiran ideal menjadi aksara, menjadi alinea, menjadi prosa. Menjadi buku, tempat bersembunyi sesuatu bernama rasa.
Namun aku tak suka menulis tentang diriku. Seperti penulis lain, aku merangkai aksara agar bisa dibaca, dirasa, dikenang, digenggam, dijaga. Diriku tak cukup untuk menjadi dua kata terakhir.
Kalau kau bertemu penulis yang menjadikan dirinya bagian dari aksara, beri tahu padaku. Tanyakan apa yang membuatnya menulis cerita dirinya dengan begitu indah, beri tahu padaku. Akan kukatakan padamu, mereka adalah mereka yang cukup kuat untuk menulis bahagia sebagai kenangan.
Tak seperti penari, penulis tak akan pernah mati. Aksara adalah bagian dari dirinya yang selalu berteriak memohon untuk terus terjaga. Aksara adalah bagian dari dirinya yang melukis hidupnya.
Namun penulis tak pernah benar-benar hidup. Aksara adalah bagian dari dirinya yang selalu berusaha memberi makna. Aksara dengan tanpa izin menggantikan tempat nafasnya, rumahnya, dunianya.
Kalau kau bertemu dengan penulis yang memutuskan untuk selalu menulis fakta, beri tahu aku. Tanyakan mengapa mereka menulis apa apa yang tertata, yang jelas, yang dapat semua orang berkata, beri tahu aku. Akan kuberi tahu padamu, mereka adalah mereka yang cukup muak dengan menulis bahagia sebagai kenangan.
Tak banyak yang dapat penulis lakukan. Menarikan jarinya di atas huruf, menatanya menjadi dongeng manis untuk pembacanya. Penulis tak pernah benar-benar mendefinisikan karyanya.
Namun, pembaca dapat berkelana dalam karya mereka. Menjalankan netranya untuk huruf, memaknainya menjadi dongeng manis pelipur lara. Mereka berhasil memilih sebutan terbaik untuk bacaannya.
Kalau kau bertemu dengan penulis yang bisa mendefinisikan karyanya, beri tahu aku. Tanyakan apakah sebutan cerita fiksi dan nonfiksi adalah kegemaran untuk membantunya menaklukan dunia, beri tahu aku. Akan kuberi tahu padamu, mereka adalah mereka yang berhasil menjadikan kenangan sebagai kebahagiaan, sebagai apa yang selalu mereka rasakan.
Sebuah pemberian nama pada rangkaian aksara menjadi kerancuan tersendiri bagi para penulis. Mereka tak menulis sebuah fiksi, mereka menulis tentang dirinya, tentang kenangan, tentang kebahagiaan, tentang rasa.
Namun, mereka tak dapat menyebut aksaranya sebagai nonfiksi. Mereka menulis tentang dirinya, tentang kenangan, tentang kebahagiaan, tentang rasa. Yang beberapa darinya belum bisa terbuktikan.
Vellichor.
30 Januari 2020
disA