(n.) the point nearest to the moon in the orbit of a lunar satellite.
Sudah cukup lama, sejak kita bersama. Namun kita masih belum dapat dicukup, kau tetap menjadi tempat untuk pulang. Menjadi ujung dan pangkal keluh kisah hati tentang hari. Menjadi nyala nyawa hangat yang menjiwa berdua.
Mereka tak banyak tahu, gelap kelam kejam hitam malamku. Bahkan tenung tak bernyali saat aku sendiri. Sedang semua tahu, genang gelap yang tak sembunyi. Melukis wajahmu yang selalu berseri, meski kadang tak seri. Kau indah, menjadi dirimu dan segala penuh luruhnya. Aku suka.
Mungkin aku tak sengaja memberimu nama, karena kau terlalu berbeda untuk tidak menjadi apa-apa. Padahal sejak lama kita bersama, menyusun baris tentang mentari. Lalu saat itu, aku ingin kita satu cerita, tanpa ada yang lebih membara. Kini kau jadi alasan aku bertahan dan berkenalan dengan sebagian diri yang ingin dilupakan.
Aku tak ingin berpisah, kubiarkan separuh dariku menuliskan gelapnya. Meski aku tahu bahkan terang mentari tak mengusikmu pergi, kau menetap menatap di antara awan memastikan tak ada yang rawan. Nanti, apabila riuh kehidupan menarikku rubuh, bisakah kautemani kelamku berlabuh? Aku penuh.
Dahulu malam adalah kesunyian, semua terlelap dan aku bingung mencari atap. Kini tak perlu lagi, aku tak bisa lari darimu yang terlalu berhati hati, bahkan untuk tak berada di sisi. Kau juga terlalu jeli hingga tak ada yang bisa tersembunyi.
Namun aku tak kalah teliti, aku sudah cukup mengerti tentang letih dan perih. Tak apa, kita terkadang butuh membunuh malam sendiri. Atau jika hatimu tak terlalu berat, jadikan malamku tempat merintang penat. Aku erat.
Kadang aku berpikir, apakah kita memang bersama? Atau hanya hidup kita yang terkisah dalam sebuah halaman yang sama? Apakah kau paham benar tentang malamku? Atau hanya alinea yang harus ada agar menjadi buku?
Aku akan tetap di sini, tak ke mana, walaupun kisah terpahitmu harus jadi dongeng malamku. Walaupun kisah terpahitmu harus jadi bagianku. Ceritakan semua padaku; tentang luka yang tak beku, tentang lara di balik selambu, tentang bara yang menjadi abu. Aku tak akan berlalu.
Di luas alam semesta ini, aku hanya satu dari banyak lain. Sedang kau satu-satunya yang tak pernah padam walau kadang hanya temaram malam. Kau bulanku, dan aku bumi yang melihat bagaimana fase untuk kau utuh. Kau bulanku, dan aku bumi yang masih saja dihadapkan pada dua terang yang berbeda.
Kau bulanku dan aku bumi yang tahu bahwa aku selalu aman ketika di dekatmu.
Pericynthion.
Malang, 12 Mei 2020
disA
Inspired by BTS' "Moon"