(n.) a person who tells anecdotes in a skillful and amusing way.
Bukit ini masih dipenuhi pemandangan yang asing. Terlalu distingtif untuk bisa dilupakan begitu saja. Sama seperti dirimu yang kutemukan di tengah kaki bukit ini.
Aku ini bukan laki-laki yang bisa kamu cintai begitu saja. Tidak seperti mereka yang dengan mudah membuat semua perempuan menoleh. Dan aku harus berterimakasih padamu yang bisa membiarkan hatimu itu terjatuh lagi. Kau tau itu sakit, kan?
Lampu-lampu rumah saat malam selalu mengingatkanku pada senyuman yang kau lukis di malam-malam pertemuan kita. Hingga malam ini aku bisa melihat lengkungan sabit di langit dan juga di wajahmu.
Mereka bilang kau ini bodoh, ya memang. Aku ini bukan laki-laki baik, mereka bilang aku memakan logikamu untuk terus mencintaiku. Namun, buktinya hingga saat ini kau masih saja mau menyusun kata untuk mengisahkan cerita kita. Masih mau kau disebut bodoh?
Setiap kali kita kembali ke puncak bukit ini, kau menceritakan tentang lorong-lorong perpustakaan kotamu. Kau menceritakan seberapa kau mencintai buku di setiap lorong perpustakaan itu. Kau menceritakan seberapa kau selalu ingin datang dan bertemu dengan buku-buku itu.
Aku mencintai ceritamu itu. Begitulah, cukup sederhana. Aku bukan laki-laki rupawan yang punya seribu satu saham. Aku hanya laki-laki aneh dengan seribu satu angan. Angan-anganku itu yang membuatku mencintaimu.
Aku ini laki-laki yang bisa mencintaimu sebesar cintamu dengan buku di lorong perpustakaan kotamu. Aku bisa mencintai kisahmu, meskipun aku tahu kotamu itu tak punya perpustakaan.
Raconteur.
Malang, 17 Desember 2017
DisA