22. Perayaan hari...

7.2K 921 18
                                    

Semilir angin musim dingin berhembus mengenai seluruh permukaan kulit Jimin. Tubuh mungilnya hanya berbalut sweater lengan panjang bewarna abu-abu dan sebuah syal merah yang melilit di sekitar lehernya. Ah, jangan lupakan sepatu boot bewarna hitam yang melengkapi penampilannya. Lalu, celana jeans biru yang menggantung dari pinggul hingga mata kakinya.

Seseorang ikut berdiri di sampingnya. Mengamati terpaan ombak yang sesekali menjulang tinggi. Jauh diujung sana, sebuah bulan tampak besar menjadi pelengkap malam penuh cita itu.

Jungkook menoleh kearah Jimin yang tersenyum senang sembari merentangkan kedua tangannya. Ia mengukir senyum, sedikit melupakan fakta bahwa cinta pertamanya telah resmi terikat dengan sang kakak.

"Jim?"panggil Jungkook pelan. Namja mungil di sampingnya menoleh dengan alis terangkat.

Itu sangatlah menggemaskan bagi Jungkook, namun ia enggan untuk mengakuinya secara terang-terangan.

"Ayo kita rayakan hari patah hati ini bersama!"ajaknya yang dihadiahi kernyitan didahi Jimin. Wajah polosnya itu sedikit memerah karena dinginnya malam.

Tanpa mau menjelaskan pada Jimin yang penuh tanya itu, Jungkook segera menarik tangan mungil Jimin. Membawanya dalam genggaman tangan Jungkook yang besar serta hangat. Keduanya berjalan menuruni anak tangga yang menghubungkan antara villa dan pinggir pantai.

Ia segera membawa Jimin untuk duduk di pinggir pantai seraya mengamati cahaya rembulan yang begitu terang malam itu. Mungkin turut bahagia atas pernikahan Wonwoo dan Chaejin yang berlangsung beberapa jam lalu.

Kedua tangan mereka masih menggenggam satu sama lain. Mencoba memberi kehangatan dan kekuatan pada hati yang mendadak rapuh malam itu. Jimin bangkit berdiri disusul kekehan manisnya.

Tangannya terkepal, ketika berjalan mundur ke belakang.

Alis Jungkook saling bertaut.

"Eoreum?"

Dan Jimin kembali dibuat tertawa. Bibirnya bergerak tanpa suara, berusaha menyerukan kalimat tangkap aku pada Jungkook.

Lelaki itu tersenyum lebar, kemudian bangkit dan berjalan perlahan kearah Jimin. Tangan Jimin dibuat kembali terkepal dengan kepala menggeleng lucu. Jungkook curang, dan Jimin tentu tidak ingin kalah.

Jungkook menghentikan langkahnya. Jaraknya dan Jimin kini terbentang sejauh 1 meter, membuat Jimin tersenyum puas. Kepalan tangannya dibuka secara perlahan, menampilkan senyuman manis yang jarang Jungkook lihat selama ini.

"Ding?"Jungkook berusaha meyakinkan, yang dibalas anggukan oleh Jimin. Keduanya mulai berlari dengan si mungil yang memimpin. Melihat Jungkook kian mendekat, sontak tangannya kembali dibuat terkepal.

"Ah, kau curang. Jim,"kata Jungkook kesal dengan kaki dihentak-hentakan ke tanah. Jimin tersenyum lebar, namun ia justru berjalan menuju kearah Jungkook yang tak bergeming.

Langkah demi langkah yang diambil Jimin, hingga hanya meyisahkan satu langkah lagi agar tubuhnya bertemu dengan tubuh Jungkook. Tangannya mulai bergerak secara perlahan, berusaha memberi tahu Jungkook dalam bahasa tubuh.

"Gomawo?"Jimin mengangguk senang, karena Jungkook akhirnya mengerti. Ya, Jungkook tidak bodoh. Sejak dekat dengan Jimin, ia mulai belajar bahasa isyarat melalui video tutorial.

Senyuman Jungkook kian mengembang saat Jimin berjalan kearahnya untuk membawa tubuh besar Jungkook kedalam dekapan hangatnya. Tak ada yang bisa ia lakukan selain membalas perlakuan Jimin.

Karena dibalik senyum manis Jimin, ia tahu jika sosok rapuh itu tengah terisak dalam diam. Bertingkah seolah baik-baik saja, namun Jimin bukanlah seorang aktor yang bagus. []

(...Patah hati)

●●●

Anyyeong💕

3 part lagi end ya.

A Silent Voice [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang