16. Permintaan sebelum...

7.2K 940 12
                                    

Ini adalah hari libur bagi seorang Park Jimin. Diluar sana salju turun dengan begitu lebat, tapi Jimin adalah tipe namja keras kepala. Semalaman dia menangis di sudut kamar dengan masih memakai sweater peach selutut pemberian Chaejin.

Ia benar-benar menyesali lingkaran takdir yang mengharuskannya kembali bertemu dengan sosok Jungkook. Baginya, Jungkook akan tetap selalu membencinya.

Pagi ini dia tak menggubris sama sekali bel yang berbunyi terus-menerus. Jimin mengganti kode pengamanannya, agar Wonwoo dan Jungkook tidak dapat menemuinya lagi.

Semalaman suntuk dia tidak tidur menyebabkan lingkaran hitam yang terpatri di bawah mata sipitnya. Setelah beberapa jam berdiam diri dengan pikiran menerawang entah kemana, Jimin akhirnya mengambil sebuah keputusan.

Dia yakin dengan pilihannya, kemudian mengakhiri cerita hidupnya yang begitu menyedihkan.

Aku harus bertemu dengan Wonwoo hyung.

Dirinya segera membersihkan diri, kemudian mengganti pakaiannya dengan kaos putih polos yang ditutupi dengan kemeja kotak-kotak bewarna merah, lalu ia memakai coat hitam milik Wonwoo yang beberapa minggu lalu tertinggal disana.

Jimin memilih naik bus untuk menuju ke tempat perusahaan milik keluarga Jeon berada. Tolong biarkan Jimin bersikap egois kali ini saja.

"Maaf Tuan, Anda sedang mencari siapa?"salah satu pegawai menyapa Jimin ketika baru saja menginjakkan kakinya di dalam gedung perusahaan.
Segera dikeluarkannya post it bewarna itu, lalu menunjukkannya kearah sang pegawai.

Jiminie ingin bertemu dengan Wonwoo hyung. Jeon Wonwoo.

Pegawai itu sedikit tertegun, tapi sekejap mata segera mengganti raut wajahnya dengan senyuman hangat dan ramah. Dia mengangguk dan mempersilahkan Jimin untuk duduk di kursi tunggu.

Selagi Jimin menunggu, sesosok pria berperawakan kekar datang menghampirinya dengan setelan jas rapi. Tak lupa dengan rambutnya yang ditata serapi mungkin.

"Apa yang kau lakukan disini, brengsek?!"maki Jungkook seraya menarik pergelangan tangan Jimin.

Jimin berusaha meronta, namun tenaga Jungkook jelas lebih unggul dibanding dirinya. Dengan kasar, Jungkook menghempaskan tubuh Jimin ke jalanan.

"Jangan ganggu Chaejin noona lagi."
Jungkook berkata dengan tajam dan rahang mengeras.

Mata Jimin berkaca-kaca, tapi dia tetap bangkit dengan tatapan tak gentar. Dikeluarkannya post it untuk menjadi alat komunikasi dirinya dan pria itu.

Aku ingin bertemu dengan Wonwoo hyung. Hanya sebentar.

Kepala Jungkook sontak menggeleng.

Ada sesuatu yang ingin kukatakan.

Jungkook melipat kedua tangannya di depan dada, menatap Jimin dengan pandangan pongah.

"Sesuatu tentang kau yang hamil anaknya, begitu?"sindir Jungkook yang membuat tangis Jimin pecah seketika.

Aku tidak seburuk itu, Jeon.

Ia kembali melanjutkan.

Biarkan aku menghabiskan 1 tiket yang diberi Wonwoo hyung padaku.

Alis Jungkook saling bertaut. "Tiket?"

Tiket kencan selama 3 hari bersama Wonwoo hyung. Aku ingin menggunakannya sekarang. []

(...Berpisah)

●●●

Happy New Year, all💕

A Silent Voice [KM]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang