Jungkook berdiri di balkon kamarnya sembari mengenggam secangkir hot chocolate ditangannya. Ia tersenyum simpul, mengingat semua kenangan indah yang dilaluinya selama 20 tahun hidup di Busan.
Ya, kecuali satu hal.
Mengenai gadis dengan semua cerita buruknya dan Jungkook. Ia teramat menyesal, namun tak ada niatan untuk kembali bertemu dengan gadis malang itu. Jungkook terlalu konyol untuk kembali menatap netra cokelat yang dulu dibencinya itu.
"Ternyata kau masih sering
melamun,"sindir Wonwoo yang telah berdiri di sampingnya entah sejak kapan. Jungkook mendengus sebal, mengingat Wonwoo yang masuk seenaknya.Jungkook berniat untuk kembali kedalam kamar, sebelum suara berat milik Wonwoo menginterupsinya. "Aku akan segera bertunangan."
Kepala Jungkook sontak menoleh dengan dahi mengernyit. "Kapan? Kenapa aku baru tahu? Dasar brengsek,"dia memang marah, tapi tidak terlalu punya banyak tenaga untuk berdebat dengan kakaknya.
"Lupakan masalah pria itu. Jika memang tidak bisa, cari dan temui dia. Itu keterlaluan,"memang Wonwoo tak paham betul cerita tentang Jungkook dan pria itu, tapi menurut sudut pandangnya Jungkook memanglah tak bisa dimaafkan.
"Aku takut untuk bersitatap dengannya. Bukan tentang aku yang merasa menyesal, tapi aku takut hilang kendali."
Penjelasan singkat dari Jungkook dapat menjelaskan cerita keseluruhannya pada Wonwoo. Ia tahu jika meminta maaf adalah yang tersulit yang Jungkook lakukan, adiknya itu terlalu egois.
"Dia mungkin sudah bahagia, sejak pindah dari Busan."
Wonwoo menghela nafas panjang, sebelum mengelus pelan bahu sang adik. "Kalau begitu, lupakan tentang dia. Dan carilah kebahagiaanmu."[]
(...Penyesalan)
●●●
Don't forget to vote, all 💕
KAMU SEDANG MEMBACA
A Silent Voice [KM]
FanfictionBegitu banyak untaian kalimat yang ingin Jimin katakan mengenai dirinya. Dia yang bisu, hingga dianggap tak layak untuk hidup. Namja itu hanya bisa mendendam semuanya dalam diam, tanpa mampu menyuarakan keinginannya. Hari-hari kelamnya dimulai saat...