4

8.5K 1K 112
                                    

Seongwoo menjauhi Daniel. Alasannya tidak jelas. Malu? Gengsi? Atau apa? Sebisa mungkin Seongwoo tidak berpapasan dengan Daniel. Sebisa mungkin juga dia menghindari kontak mata dengan Daniel.

Bohong jika Daniel tidak menyadarinya. Biasanya mereka selalu pulang bersama, tapi akhir akhir ini Seongwoo selalu ada janji mendadak. Seperti sekarang, baru juga keluar kelas Seongwoo sudah berkutat dengan handphonenya. Seperti sibuk untuk mengabari seseorang sampai tidak menyadari kehadiran Daniel disebelahnya.

"Ongi..."

"Ah Irene-noona! Iya aku akan segera kesana, tunggu sebentar."

Seongwoo langsung berlari dengan handphone yang masih ada di telinganya, meninggalkan Daniel yang merasakan kekecewaan.

🐻
🐻
🐻

"Aku minta maaf karena tiba tiba mengajakmu makan"

Seongwoo dan Irene baru saja keluar dari restaurant dekat kampusnya untuk makan siang. Seongwoo memang ingin mengajak Irene untuk makan dan mentraktirnya. Namun karena terlalu mendadak dia takut kakak tingkatnya ini merasa tidak nyaman. Anggap saja ini pendekatan atau bisa dibilang cara agar dapat menjauhi si Kang sialan itu.

"Ah tidak apa apa, dulu ketika aku masih mahasiswi baru juga seperti itu"

Irene tersenyum ramah. Seongwoo terkekeh sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Irene itu benar benar memiliki wajah yang amat disukai wanita dan juga pria. Sifatnya juga sangat hangat, siapapun yang dekat dengannya susah untuk jauh darinya. Definisi sempurna. Seperti tidak ada yang kurang darinya. Seongwoo setuju ketika orang orang menyebutnya seperti itu.

"Ah bagaimana kalau kita minum kopi disebelah sana? Aku bekerja disana ketika sedang tidak ada kelas, kopi disana enak loh"

Seongwoo menunjuk cafe tempatnya bekerja yang berada di seberang jalan. Namun tak berapa lama, seseorang yang dia kenal keluar dari cafe tersebut. Pria yang dari kemarin dihindarinya, Kang Daniel.

"Tunggu! Noona maaf, sepertinya aku masih ada kelas. Jadi aku harus kembali ke kampus sekarang"

Seongwoo lagi lagi menghindari Daniel. Maaf, tapi Seongwoo terlalu malas atau lebih tepatnya terlalu malu untuk berhadapan dengan seorang Kang Daniel. Ketika dia bertatapan dengan Daniel dia merasa seperti sedang telanjang. Dari pada dia berpapasan dengan si Kang, lebih baik dia balik kekampus.

"Ah, benarkah? Baiklah, mungkin lain waktu kita bisa membeli kopi disana"

"Tentu saja!"

Seongwoo melambaikan tangan kepada Irene lalu berjalan dengan cepat karena takut Daniel akan melihatnya. Jalanmu kurang cepat Ong, karena sekarang Daniel tengah melihat Irene melambaikan tangan pada pria yang sudah berjalan menuju kampus. Daniel jelas jelas tahu pemilik punggung kecil itu adalah Ong Seongwoo.

🐻
🐻
🐻

Aku seperti sedang menjadi mata mata. Seongwoo masih berjalan cepat di lorong kampus. Takut jika Daniel mengikutinya sedari tadi.

Grep

Seongwoo ditarik paksa. Dia memejamkan mata karena menahan sakit di lengannya yang digenggam keras oleh seorang pria. Tenaganya tidak bisa melawan pria ini. Dari tenaganya saja dia tahu kalau pelaku -penarikan tangan secara paksa- ini adalah Kang Daniel.

Daniel membawa Seongwoo ke kelas kosong lalu mendorongnya ke dinding. Punggung Seongwoo mengenai dinding dengan cukup keras.

"Apa yang sedang kau lakukan Kang Daniel?"

Window -Ongniel ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang