27

5.7K 619 90
                                    

"Ada yang ingin aku bicarakan"

Seongwo yang telah mengenakan pakaian lengkap mencoba berdiri melawan rasa nyeri pada bokongnya. Ia membawa tubuh kurusnya yang terasa berat ke arah dapur untuk mengambil segelas air mineral, berharap dapat mengurangi rasa gugup yang sekarang tengah mendominasi akal pikirnya.

Sebelumnya Seongwoo percaya pada waktu. Kelak waktu akan mengakhiri semua hal yang menyangkut dirinya dan Kang Daniel, setidaknya itulah kalimat yang ia katakan untuk menenangkan pikirannya. Namun pada akhirnya, Seongwoo memang harus ikut campur dalam hal ini. Ikut mengambil peranan penting dalam hal yang kini tengah dirinya dan Kang Daniel jalani.

"Ongie~"

Seongwoo sedikit terkejut mendengar suara Daniel dibelakangnya. Pikirannya semakin kalut kala melihat Daniel yang sudah siap mendengar kata demi kata yang akan Seongwoo ucapkan. Napas yang tidak beraturan menambah rasa gugup pada diri Seongwoo, ia segera meneguk air mineral untuk menenangkannya.

Seongwoo diam sejenak, hembusan napas panjang mengawali percakapan antara dirinya dan Daniel yang mungkin akan memakan waktu lama.



"Aku suka pria"



Sebisa mungkin Seongwoo mencoba mempertahankan kontak matanya dengan Daniel. Menyelami manik Daniel seakan mengatakan bahwa tidak ada kebohongan akan apa yang tengah ia ucapkan.

"Lalu?"

Jawaban yang terkesan datar Seongwoo dapat setelahnya. Jantungnya yang semula berdetak kencang seakan mencelos ketika mendengar jawaban singkat dan tenang dari Kang Daniel.

"Are you okay with that?"

"With what?"

"Aku gay"

"Memang apa salahnya dengan gay?"

Seongwoo tidak mengerti. Mungkin dirinya memang terlalu khawatir tentang reaksi Daniel. Setengah hatinya bersyukur karena dirinya dan Daniel tetap berteman, setengah hatinya yang lain mengatakan mungkin Daniel akan memberikan kejutan lain pada dirinya. Seongwoo ingatkan, Daniel bukan orang yang mudah ditebak.

"Kim Jonghyun, kau ingat dia?"

"Teman mu di grup game?"

"Sebenarnya aku bertemu dengannya di club gay"

Untuk kali ini Seongwoo menunduk, entah alasan apa namun kali ini Seongwoo tidak berani mengatakannya dengan menatap mata Daniel. Jari-jari tangan yang bertaut menjadi objek utama yang maniknya tangkap. Sebelumnya Seongwoo jelas sudah menghilangkan rasa gugupnya, namun mengapa rasa itu kini kembali muncul.

"Bukannya waktu itu kau masih SMP? Bagaimana bisa kau masuk ke club?"

"Berpakaian seperti orang dewasa, aku juga membawa id card palsu"

"Bukannya badanmu terlalu kecil untuk orang dewasa, bagaimana bisa mereka tidak tertipu"

"Sialan kau"

Seongwoo mendekat, mendaratkan beberapa pukulan yang bisa dibilang cukup keras. Daniel mencoba menahannya sambil meringis palsu, sekeras apapun Seongwoo mencoba tubuh Daniel sudah kebal atas pukulan-pukulannya itu.

Seongwoo berhenti ketika merasa puas dengan aksinya yang sama sekali tidak berpengaruh pada Daniel. Ia mundur beberapa langkah, memberikan jarak antara dirinya dan Kang Daniel.

"Maaf karena tidak memberitahumu, aku tidak berpikir kau akan terluka karena hal ini"

Kenapa Seongwoo harus menutupi dirinya yang pergi ke club gay? Daniel bukan tipe yang suka melarang, ia hanya ingin tahu apa yang Seongwoo lakukan. Daniel merasa ini salah. Daniel yakin Seongwoo belum sepenuhnya jujur padanya.

Window -Ongniel ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang