6

8.3K 1K 65
                                    

Sebatang rokok terselip diantara kedua bibir ranum pria itu. Di sesapnya gulungan nikotin itu lalu dihembuskan asapnya ke udara. Kepalanya mendongak menatap langit langit kamarnya. Kejadian beberapa jam yang lalu diapartement Daniel masih menjadi topik hangat di pikirannya.

Sebelum pulang dari sana, Seongwoo sempat bertemu Daniel didepan pintu apartementnya. Seongwoo memang berniat untuk bertanya tapi setelah melihat Daniel, diurungkan niatnya, dia terlalu takut untuk mendengar jawaban si Kang itu. Sebetulnya, tanpa bertanya pun Seongwoo sudah mengerti dengan apa yang dilihat oleh mata kepalanya. Bukankah itu sudah jelas.

Sudahlah Seongwoo. Lagi pula, inikan bukan yang pertama kalinya.

🐻
🐻
🐻

"Ongie, ayo kita nonton bioskop minggu ini. Ada film seru yang baru keluar"

"Train to Busan?"

"Iya benar. Aku sangat penasaran dengan filmnya"

"Aku sudah menontonnya kemarin dengan Sana"

"AHHH! Kenapa kau tidak bilang? Aku bahkan tidak dapat membicarakan tentang film itu denganmu"

Raut kecewa terpampang jelas diwajah Daniel. Acara menghabiskan waktu di hari Minggu yang sudah di susunnya hancur seketika.

"Kalau begitu nonton yang lain saja. Tidak harus Train To Busan kan tidak apa"

"Hari Minggu ini Sana ulang tahun. Aku sudah janjian untuk bertemu dengannya"

"Lagi? Minggu kemarin kau sudah bersamanya. Seharusnya minggu ini kau bersamaku"

"Kita ini satu meja dan bertemu setiap hari, ngapain juga aku harus bertemu denganmu di hari Minggu. Memangnya kau tidak bosan?"

Daniel mengerucutkan bibirnya karena tidak suka dengan perkataan Seongwoo barusan. Diakan hanya ingin menghabiskan akhir pekan dengan sahabatnya ini, memangnya tidak boleh apa.

"Ah~ akan sangat bagus jika kau dan Sana segera putus~"

Daniel menaruh kepalanya dimeja. Seongwoo yang semula memfokuskan dirinya pada buku kini harus kembali teralihkan karena perkataan Daniel barusan.

"Apa yang kau bicarakan?"

"Aku capek sendirian, aku bisa saja mati jika terlalu sering sendirian ongieee~"

"Kalau capek sendiri ya cari pacar sana, kamu kan terkenal mana ada yang menolak orang sepertimu"

"Tapi- Hanya kaulah yang paling aku sukai"

Apa dia tidak salah dengar. Daniel baru saja mengatakan kalau dia menyukainya. Wajah Seongwoo panas, dia yakin wajahnya ini mulai memerah. Seongwoo mengalihkan pandangannya agar Daniel tidak melihat wajahnya yang pasti sudah mirip kepiting rebus itu.

"Jaga omonganmu itu Daniel"

"Hey, jangan diambil pusing. Kitakan tidak akan berkencan atau menikah"

Seongwoo tersenyum miris. Benar. Tidak mungkin. Dia terlalu berharap atas perkataan Daniel barusan.

"Tapi aku penasaran, sejak kapan kau menyukai Sana? Kenapa tiba tiba kau sudah berkencan saja dengannya?"

Window -Ongniel ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang