Seongwoo tidak percaya dengan alamat yang diberikan Daniel. Alamat itu membawa Seongwoo pada bangunan yang kelewat mewah. Hotel? Yang benar saja. Daniel bahkan tidak bekerja, lalu dari mana ia mendapatkan uang untuk memesan kamar di hotel mahal seperti ini.
Kalau Seongwoo tahu Daniel akan membawanya ke hotel mahal, ia pasti akan mengenakan pakaian yang paling bagus yang ia miliki. Sekarang? Apa ini? Seongwoo tengah mengenakan kaus rumahan yang sangat biasa. Ia malu harus bertemu Daniel dengan pakaian seperti ini.
Seongwoo melangkahkan kakinya menuju kamar nomor 1102. Sedari awal Seongwoo sudah merasa gugup dan sekarang, ketika pintu kamar nomor 1102 sudah berada didepannya, kegugupan Seongwoo semakin bertambah. Seongwoo menarik napas dalam-dalam lalu mengeluarkannya melalui mulut, berharap agar kegugupannya dapat berkurang.
Daniel bilang, pintu kamar tidak dikunci jadi Seongwoo bisa masuk tanpa harus mengetuk terlebih dahulu. Ketika Seongwoo menginjakkan kakinya pada kamar hotel, matanya menangkap banyak lilin yang sudah diatur sedemikian rupa membentuk gambar hati dengan beberapa balon melayang dilangit-langit kamar. Seorang pria dengan kemeja putih dan dasi hitam tengah berlutut dengan bucket bunga ditangannya.
"Seongwoo--"
"--will you go out with me?"
Seongwoo terdiam. Bukan karena terharu akan ajakan Daniel, namun karena merasa ini terlalu berlebihan.
"Kau menyuruhku kesini hanya untuk mengatakan ini?"
"Aku ingin mengajak mu kencan dengan benar"
Daniel tidak kunjung mendapat jawaban. Ia rasa Seongwoo tidak menyukai apa yang sudah ia siapkan. Terlihat dari dahi Seongwoo yang sedikit berkerut. Padahal Daniel hanya menggunakan lilin dan balon, apa ini terlalu berlebihan?
"Aku tau kau tidak suka"
"Iya, ini terlalu jadul dan menjijikan"
"Kau kasar Seongwoo"
Daniel hampir saja menangis mendengar Seongwoo yang terlalu terang-terangan, bibirnya sudah mengerucut lucu. Daniel tahu Seongwoo sama sekali tidak suka dengan nuansa romantis seperti ini, tapikan Seongwoo bisa untuk pura-pura menyukainya, setidaknya membuat hati Daniel senang.
Seongwoo mendekat, mengambil bucket bunga yang sedari tadi Daniel genggam. Ia menghirup aroma alami yang menyeruak dari bunga berwarna pink tersebut. Seongwoo tersenyum tulus kearah Daniel, senyuman yang bagi Daniel sangat manis.
"Terima kasih karena sudah memikirkan ku sebanyak ini"
Daniel bangkit dari kegiatan berlututnya. Ia menggenggam kedua tangan Seongwoo lembut, menatap dalam manik Seongwoo sayang.
"Lalu, apa jawabanmu?"
"Hmm"
Seongwoo menyunggingkan smirknya, matanya bergerling nakal. Ia mendorong tubuh Daniel, membuat Daniel mundur beberapa langkah. Kejadiannya terus berulang sampai Daniel terjatuh diatas tempat tidur yang berada tidak jauh dibelakangnya. Sebelum Daniel sempat bangun, Seongwoo langsung duduk diatas perut kotak milik si pria Kang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Window -Ongniel ☑️
Fiksi PenggemarWindow Beyond Window Ongniel Ver. Seongwoo's secret is revealed one day when Daniel sees him doing something naughty through the window.