16

9.3K 769 64
                                    

Seongwoo terbangun ketika tubuh bagian bawahnya merasakan dingin. Ia tengah telungkup dengan celana yang sudah tanggal dan kantung yang berisi esbatu sudah berada di bokongnya.

Daniel sedang mengompres bokong Seongwoo yang merah akibat perlakuannya.

"Kau sudah bangun?"

Seongwoo hanya berdehem, mengiyakan jawaban Daniel tanpa membuka mulutnya.

"Aku sedang mengompresmu"

Seongwoo tidak bisa merasakan tubuh bagian bawahnya akibat rasa dingin yang berlebih. Kadang terasa nyeri ketika lelehan esbatu mengenai bokongnya yang merah.

"Kupikir kau marah karena aku melakukan apa yang ku mau"

Seongwoo menyembunyikan wajahnya di bantal. Sejujurnya ia malu setengah mati karena Daniel yang terus menatapi bokongnya.

"Aku tidak memiliki kekuatan untuk melawanmu. Cepatlah Dan, aku ingin memakai celana"

"Baiklah"

Daniel menurunkan kompres di bokong Seongwoo lalu selanjutnya mengambil salep dan mengoleskannya disana.


"Ugh~"


Gerakan lembut Daniel ketika mengoles membuat tubuh Seongwoo mengejang. Wajahnya semakin ia tenggelamkan pada bantal menyembunyikan semburat merah yang semakin terlihat pada pipinya.

Rasanya Seongwoo seperti mengerang akan setiap sentuhan Daniel di kulitnya. Padahal karena rasanya yang perih.

Atau jangan-jangan Seongwoo tegang hanya karena perlakuan Daniel?

"Sampai kapan kau akan melakukannya?"

Seongwoo memilin-milin seprei, tanda takut akan jawaban Daniel. Entah apa maksud dari pertanyaan Seongwoo yang tiba-tiba begini. Seongwoo merasa ia harus segera menanyakannya, tidak ada lagi waktu yang tepat.

"Hm? Maksudmu menampar bokongmu? Karena kau tidak menyukainya aku ak...."

"Aku tidak membicarakan itu!"

"Lalu?"

Seongwoo menelan ludahnya dengan susah. Ia bangun, mendudukkan bokongnya yang masih merah ke sofa lalu menatap dengan lekat manik Daniel.

"Sex. Sampai kapan kau akan mengajariku tentang sex?"

Daniel terdiam. Ia sedikit membulatkan matanya karena kaget akan pertanyaan dadakan Seongwoo ini.

"Kenapa? Kau ingin melakukannya dengan Irene-noona?"

"Bukan!"

"Lalu kenapa kau bertanya?"

Kini Daniel mulai menatap serius Seongwoo. Dalam pandangannya terlihat bahwa dirinya sedang tidak main-main.

"Mmm... bukankah ini aneh jika kita terus melakukannya?"

"Jika kau jujur, maka saat itu juga aku akan berhenti"

Daniel mengatakannya sambil mengoleskan salep pada pergelangan tangan Seongwoo yang merah lalu melilitkan perban disana.

"Aku akan berhenti mengajarimu"

Jujur Seongwoo tidak mengerti. Apa sebenarnya maksud Daniel? Jujur? Tentang apa? Bisakah Daniel ini tidak usah sok misterius dan langsung saja menjelaskan apa maksud dari perkataannya barusan.

"Nah sudah selesai. Aku akan mandi duluan"

Daniel bangkit, ia dengan mudahnya membuka kaos atasannya didepan Seongwoo.

Window -Ongniel ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang