Epilog

4.9K 573 44
                                    

Hubungan Daniel dan Seongwoo semakin membaik setiap harinya. Keduanya saling terbuka satu sama lain, tidak ada lagi yang perlu disembunyikan. Jika tidak suka, mereka akan mengatakannya dan segera menyelesaikannya baik-baik.

Cuaca cerah ditengah kota Seoul membuat keduanya menyempatkan waktu untuk berkencan, seperti berbelanja, menonton film, makan siang, serta minum kopi. Namun Seongwoo tidak merasakan kehadiran Daniel, pasalnya pria berbahu lebar itu sama sekali tidak mendengarkan perkataannya, bahkan sesekali Daniel menabrak orang dihadapannya. Pria itu seperti tengah memikirkan sesuatu.

"Daniel, lihatlah baju ini aneh sekali"

"Iya bagus"

Daniel terus melakukan kesalahan yang sama, terkadang ia menjawab pertanyaan Seongwoo dengan asal atau bahkan tidak menjawab sama sekali. Suara Seongwoo dianggap seperti angin lalu baginya. Entah apa yang tengah Daniel pikirkan Seongwoo juga tidak tahu, tapi jika Daniel terus seperti ini bagimana bisa ini disebut kencan.

Selama perjalanan pulang, keduanya diselimuti dengan kesunyian. Seongwoo tidak ingin membuka obrolan karena dirinya sudah terlalu lelah untuk mengajak Daniel berbicara, itung-itung ia juga memberikan waktu bagi Daniel untuk mengatakan sesuatu yang sedari tadi menganggu pikirannya.

"Bye Seongwoo"

Langkah kaki mereka berhenti tepat di depan apartement Seongwoo, tidak ada sama sekali yang Daniel katakan padanya dan itu sukses membuat Seongwoo geram.

Daniel berbalik meninggalkan Seongwoo yang tengah menatap tajam kearah Daniel, tapi Daniel tidak dapet melihat tatapan tajam Seongwoo karena pria itu terus menunduk, ia menyesal karena tidak menemukan waktu yang tepat untuk mengatakan sesuatu yang terus bersarang dalam pikirannya.

"Sebenarnya kau itu kenapa?"

Seongwoo menepuk bahu Daniel, dengan sekuat tenaga pria itu membalikkan tubuh Daniel sampai tubuh si pria Kang sepenuhnya menghadap dirinya.

"A-apa maksudmu?"

"Sedari tadi kau terlihat seperti anjing yang sembelit. Aku sudah memberikanmu waktu untuk mengatakannya dan sekarang kau malah ingin pulang begitu saja?!"

Wajah penuh amarah Seongwoo perlihatkan pada Daniel. Sebenarnya Seongwoo tidak habis pikir dengan Daniel yang dengan mudahnya pulang meninggalkan Seongwoo dengan rasa penasaran yang tinggi. Tega sekali.

"Mm... sebenarnya..."

Daniel menunduk, ia ragu apakah ini saat yang tepat bagi dirinya untuk mengatakannya. Tapi jika menundanya terlalu lama, Daniel tidak yakin dirinya akan menemukan waktu yang pas.

"Cepat katakan! Kau masih berani menyembunyikan sesuatu dariku hah?"

Seongwoo mencubiti kedua pipi Daniel dengan gemas, menggerakkannya ke kanan dan ke kiri sampai pria Kang itu mengaduh kesakitan.

"Iya iya akan aku katakan"

Seongwoo melepaskan cubitannya pada pipi Daniel. Daniel berbalik memunggungi Seongwoo, merogoh kantongnya mencari sesuatu yang sepertinya akan ia tunjukkan pada Seongwoo.

Daniel kembali menghadap Seongwoo sambil membawa kotak kecil berwarna merah. Ia membuka kotak itu didepan Seongwoo. Telinga Daniel terlihat memerah karena malu dengan apa yang tengah ia perlihatkan, membuat Seongwoo gemas sendiri melihatnya.

 Telinga Daniel terlihat memerah karena malu dengan apa yang tengah ia perlihatkan, membuat Seongwoo gemas sendiri melihatnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Window -Ongniel ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang