23

5.1K 670 75
                                    

"Kim Jonghyun?!"

"Ong Seongwoo?!"

Jonghyun terlihat gembira, matanya bahkan berbinar senang. Ia sampai mendekat untuk memastikan orang dihadapannya ini adalah Ong Seongwoo.

"Wah, kalian berdua saling kenal?"

Jonghyun belajar disekolah yang berbeda dengan Woobin. Itulah mengapa Woobin terlihat bingung ketika mengetahui mereka saling mengenal.

"Ah... k-kita pernah bertemu sekali. Semacam pertemuan untuk... hmm gamers"

Jonghyun menjawab sambil tergagap. Dirinya seperti tengah menyembunyikan sesuatu. Bahkan Seongwoo terlihat salah tingkah. Daniel melihat perubahan dari manik Seongwoo yang mulai terlihat gelisah. Ia yakin pasti ada sesuatu yang mereka sembunyikan.

"Kau juga suka main games Seongwoo?"

Daniel sedari tadi hanya diam, memilih untuk mendengar semua jawaban Seongwoo. Daniel memang terlihat tenang, namun tatapannya kepada Seongwoo seperti tengah meminta penjelasan. Seongwoo menunduk, sebisa mungkin ia menghindari tatapan Daniel yang mengintimidasinya.

"Ah ya... mmm a-aku pernah main sebentar waktu itu hehehe"

"Lalu setelah sekian lama kalian bertemu lagi hari ini? Dunia benar-benar sempit ya"

Woobin menyeruput minumannya yang hampir habis.

"Kalau begitu, karena Jonghyun sudah jauh-jauh kesini aku sekalian pulang saja"

Woobin bangkit setelah minumnya habis sepenuhnya. Ia berjalan keluar setelah memberikan salam perpisahan kepada Daniel dan Seongwoo, diikuti Jonghyun dibelakangnya.

"Terima kasih hyung"

Daniel dan Seongwoo menunduk hormat tanda terima kasih mereka kepada seniornya itu. Jonghyun yang berada dibelakang Woobin menoleh kearah Seongwoo lalu tersenyum kepadanya. Seongwoo balas tersenyum lalu melambaikan tangannya.

Setelah beberapa langkah setelah Woobin dan Jonghyun meninggalkan restaurant, suasana canggung seketika menghampiri. Seongwoo bahkan belum sempat mendudukkan bokongnya pada kursi di sebelah Daniel.

Seongwoo menghembuskan nafanya perlahan. Baiklah. Ia siap dengan semua pertanyaan yang akan Daniel lontarkan.

"Sejak kapan kau suka main games?"

"Aku hanya pernah main sebentar"

"Games apa?"

"Mmm entahlah aku lupa, itu waktu SMP jadi aku tidak ingat"

"Tapi kau ingat orang itu, padahal kan sama-sama waktu SMP"

"Aku sudah bilang lupa, memangnya kalau kau tahu kau mau apa?"

Seongwoo mengusak surainya frustasi. Jujur saja Seongwoo sering kali tidak mengerti, sebenarnya kemana arah pembicaraan Daniel ini.

Tolong berhentilah bertanya Daniel, jika tidak maka Seongwoo akan terus berbohong padamu.

"Hhh... Kau tidak pernah memberitahuku tentang ini. Sekalipun. Tidak. Pernah"

Daniel dan suara rendahnya kembali. Menatap Seongwoo seakan tengah mengulitinya hidup-hidup. Seongwoo bergidik ngeri, ia terdiam tidak mampu menjawab.

"Meskipun kita selalu bersama, bagaimana bisa aku tidak tahu apapun tentang hal ini?"

Daniel terus memojokkan Seongwoo dengan pertanyaan-pertanyaannya. Seongwoo menelan ludahnya dengan kasar. Berlebihan memang. Tapi Seongwoo merasa gugup, bahkan keringat dingin sudah mulai membasahi pelipisnya.

Window -Ongniel ☑️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang