•••
"Rasanya aneh. Kadang, jatuh cinta semudah itu. Yang awalnya benci, bisa jadi cinta. Bahkan sebaliknya."
•••
Azraf POV
Seperti biasa, aku sedang berada di ruang osis. Inilah tugasku. Setiap hari selalu mampir di ruangan ini. Ya, walaupun melelahkan, tapi aku suka menjalaninya.
Aku sedang berkutik dengan laptopku, untuk menyelesaikan proposal acara aniversary sekolahan. Ya, Puradita sebulan lagi akan berulang tahun ke limapuluh enam. Makanya, saat ini para anggota osis sedang dalam masa sibuk - sibuknya.
Jika kalian bertanya, kenapa bukan sekretaris ku yang mengerjakan proposal ini, akan ku jawab kalau sekretaris ku itu rese.
Karena apa? Sebenarnya dia rajin. Pintar juga. Tapi menyebalkan disaat yang bersamaan. Pasti sekarang dia sedang nongkrong asyik - asyik di kantin bersama teman - temannya. Bahkan dia seenaknya meninggalkan tugasnya dan memilih mengisi perutnya. Aku juga mau kalau seperti itu. Tapi, bukankah aku ini ketua osis? Aku kan, harus bisa menjadi cobtoh yang baik. Oke, itu salah satu kesulitan menjadi ketua osis.
Jika kalian ingin tahu, sekretaris laknat itu adalah Rahma. Ya, sahabatnya Erly.
Setelah sekitar limabelas menit aku menggarap proposal ini, aku memutuskan untuk pergi ke kantin. Menyusul sekretaris laknat itu. Hitung - hitung bertemu dengan Erly juga.
Aku berjalan menyusuri koridor. Banyak siswa maupun siswi yang menegurku. Maklum, jabatanku yang super tinggi ini menjadikan aku banyak dikenal orang. Tapi bukan berarti aku sombong. Aku bahkan menganggap mereka teman. Bahkan sahabat. Ya, aku hanya tak ingin membeda - bedakan saat berteman.
Tiba - tiba ada yang menepuk bahuku. Aku langsung menengokkan kepalaku, dan mendapati Yohan yang tengah tersenyum cerah sampai menyilaukan mata. Ia Sahabat karibku dari SMP.
"Halo Pak ketos tercinta!" sapanya, lalu mensejajarkan langkahnya dengan langkahku. Yohan ini juga salah satu anggota osis. Dia itu wakil laknat ku. Laknat lah. Ia saja tega membiarkan ketuanya sendirian mengerjakan proposal. Bukankah itu kejam.
"Kenapa Pak waketos?" balasku sambil menonyor kepalanya sedikit hingga ia mengaduh sakit.
Yohanes Prameswara, ia sering dipanggil Hans oleh para fans nya. Tapi jika orang terdekat sepertiku, biasa memanggilnya Yohan.
"Ke kantin kan?" tanyanya. Aku hanya mengangguk.
"Ikut ahh. Gue mau ketemu Rahma." tutur Yohan. Ya, Yohan sepertinya sudah menaruh hati pada Rahma sejak pertama kali kami ditugaskan bersama. Tapi, sepertinya cintanya hanya bertepuk sebelah tangan. Poor you, Yohan.
Tak berapa lama, kami pun samapai di kantin. Seperti biasanya. Kantin selalu ramai. Tak ada hari kantin sekolah sepi. Aku berani bertaruh. Kalian tahu, siapa yang pertama kali ku cari?
Yup. Erly.
Tapi, yang ku lihat di bangku yang biasa ditempatinya itu hanya ada Rahma dan Rizta. Kemana Erly? Biasanya ia tak pernah pisah dengan kedua sohibnya itu.
Aku dan Yohan langsung menghampiri Rahma dan Rizta yang sedang menikmati bakso mereka masing - masing. Tampaknya mereka tengah asyik bergosip. Yah, hobi para wanita bukan? Tunggu, pria juga sebenarnya.
"Hai, Rahma." panggil Yohan sambil mengedipkan sebelah matanya, yang sumpah, membuatku ingin muntah. Yohan ini tipikal orang yang suka menggoda perempuan alias caper. Tapi sepertinya itu tak mempan pada Rahma.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstable✔
Teen FictionHanya tentang seorang gadis yang baru menginjakkan kaki di sekolah barunya, dan langsung berurusan dengan si penguasa sekolah. Erly tak tahu kenapa Agam begitu membencinya, sampai - sampai menjadikannya budak. Namun tampa mereka duga, perasaan itu s...