[16] : Hari Menegangkan

4.5K 254 0
                                    

•••

"Jangan datang hanya untuk singgah, lalu pergi sesuka hati."

••Hope••

Kepada bulan,

Telah ku sampaikan segenap hatiku padanya.

Telah ke serahkan segenap rasaku untuknya.

Kepada bintang,

Telah ku coba mencairkan hatinya, namun yang kudapat hanya luka.

Telah ku coba memasuki gelap hatinya, namun yang terjadi malah aku terjebak di dalamnya.

Aku terjebak, terjatuh, tersungkur dalam kelam hatinya.

Telah ku coba keluar dari sana.

Namun yang kudapat, aku malah semakin tersesat jauh dalam gelap hatinya.

Ku coba mencari celah untuk keluar,

Namun hasilnya tetap sama.

Dia tetap tak menginginkan aku keluar dari sana.

Kepada semesta,

Tolong sampaikan padanya,

Bahwa jika ia tak berniat menangkapku saat aku terjatuh,

Maka jangan buat aku jatuh karenanya.

Kepada hujan,

Tolong sampaikan salamku untuk dia.

Dia, yang namanya selalu terukir jelas dalam relung hatiku.

Kepada angin,

Sampaikan padanya.

Aku, selalu mencintainya, apapun yang terjadi.

Lyna.

Erly menutup buku diary miliknya. Diluar hujan deras tengah mengguyur. Menambah kesan dramatis kisah percintaannya. Harum petrichor yang sungguh menenangkan.

"Erly!" teriak Rika.

"Apa, Bun?" balas Erly juga berteriak, mengingat Bundanya memanggil dari lantai bawah.

"Erly sini cepetan!" teriak Rika semakin keras.

Erly sempat khawatir. Ada apa dengan bundanya itu? Tak biasanya ia berteriak - teriak. Atau ada maling dalam rumah? Atau kenapa.

"Iya, Bun! Erly kesana!" Erly pun menghampiri Rika di kamarnya.

"Apa Bun—" Erly terlonjak kaget melihat keadaan Rika. Mukanya pucat dan seperti menahan sakit. "—Bunda kenapa?" tanya Erly khawatir sambil mendekati Rika yang tengah kesusahan mengambil napas.

"Perut Bunda mules. Kayanya bunda mau lahiran deh." lirih Rika karena tenaganya yang lemah.

"Astaga! Bunda tahan ya, Erly panggil bibi dulu." Erly lalu memanggil bibi. "Bi! Bibi kesini!" teriak Erly.

Tak berapa lama, bibi pun menghampiri Erly. "Apa Non?"

"Bantuin Erly papah bunda ke mobil ya! Pak Jo dimana?" kata Erly panik. Ia tak menyangka akan menghadapi Bundanya yang akan melahirkan itu.

"Pak Jo ada, Non! Ayo Non, secepatnya kita bawa Nyonya ke rumah sakit!" ujar bibi.

Erly dan bibi pun memapah Rika ke mobil, lalu segera melaju ke Rumah sakit diantar Pak Jo.

Unstable✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang