[31] : Terrible Day

4.2K 209 0
                                    

•••

"Karena merelakan itu bukan hanya butuh waktu. Tapi butuh yang namanya keikhlasan."

••Hope••

Hari demi hari berganti. Hubungan Geo dengan Revan dan yang lainnya semakin membaik.

Geo juga sudah meminta maaf pada Erly secara langsung tentang kejadian toilet kemarin.

Geo bilang, dia sangat menyesal karena telah melakukannya.

Dan, Erly juga memaafkannya. Ia berpikir, selagi Geo menyadari kesalahannya, dan mau meminta maaf, ia kira itu cukup. Lagian, Erly bukan orang yang sulit untuk memaafkan. Dia juga bukan orang yang pendendam.

"Er, gue mau tanya sesuatu sama lo." kata Arsya.

"Apaan, Sya?" jawab Erly.

"Misal, nih. Misal, ya—"

"Iya. Apaan? Jangan buat gue penasaran, deh."

"Misal kalau lo ditembak Agam, lo mau jawab apa?" tanya Arsya seperti tanpa beban.

Erly melirik Arsya. "Sya, kok lo tiba - tiba tanyain itu?"

"Ya, gak kenapa - kenapa, sih. Gue cuma mau tau aja." balas Arsya.

"Gue tolak!" kata Erly ketus.

"Er, jangan bilang gara - gara gue? Lo gak usah mikirin gue. Gue udah relain Agam kok. Lagian, gue sadar. Perasaan Agam ke gue itu gak lebih dari perasaan kakak ke adik. Dan sekarang gue juga sadar, kalau ternyata perasaan gue ke Agam juga gak lebih dari perasaan adik ke kakak." jelas Arsya.

Erly terdiam cukup lama. Apa benar yang diucapkan Arsya? Apa Arsya benar - benar merelakan Agam?

"Ngomong - ngomong tentang Agam, kok gue beberapa hari ini gak liat dia?" tanya Erly.

"Iya. Gue juga gak liat. Kemana ya?" balas Arsya.

"Tau, deh! Bukan urusan gue juga." ucap Erly ketus. Padahal dalam hatinya, ia mengkhawatirkan Agam.
"Agam sakit? Atau gimana? Kenapa gue jadi khawatir." batin Erly.

Drttt


Suara getaran ponsel Erly, membuat ia terlonjak. Ia langsung mengecek ponselnya.

"Bang Revan? Tumben banget WA gue. Biasanya juga gue yang WA dia duluan. Gengsinya ketinggian sih dia." kata Erly.

Arsya menoleh kepada Erly. "Kenapa, Er?" tanyanya.

"Hah? Enggak. Ini, Bang Revan WA gue. Tumben aja. Biasanya juga kalau gak gue duluan yang WA dia, mana mau dia WA gue." sahutnya.

Arsya mengernyitkan dahinya. "Emang kenapa? Ada masalah, ya, Er?" tanya Arsya.

Erly mengendikkan bahunya. "Enggak tau. Gue belum buka." katanya.

Erly kembali fokus dengan ponselnya. Ada lima pesan dari Revan yang belum ia baca.
Erly berdecak sebal. "Kebiasaan deh. Sekalinya chat langsung spam. Hahah. Gak apa - apa juga sih sebenarnya. Itung - itung buat koleksi chat. Hahaha!" gumam Erly sebelum membuka room chatnya dengan Revan.

Abang Revan Sayang❤

Lyn?
Na?
Lyna!

Elah! Ni bocah mana yak?

ErlynaP

Apa?

Anjir! Gue chat panjang lebar!
Cuma dibales sekata?
Adek macam apa lu?

Unstable✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang