[1] : Kesan pertama

16.5K 508 20
                                    

•••

"Pandangan pertama memang selalu memiliki kesan tersendiri."

•••

Sekolah Menengah Atas Puradita adalah salah satu SMA bergengsi di Jakarta. SMA tersebut termasuk sekolah terbaik. Dilihat dari prestasi yang di hasilkan para muridnya, fasilitas sekolah yang terbilang lengkap dan mewah, serta banyak keunggulan lagi yang dihasilkan SMA Puradita tersebut.

Begitulah sekiranya yang bisa ditangkap oleh Erlyna Pramuditya dari sebuah artikel. Anak kedua dari Rio Pramuditya dan Elrika Pramuditya. Gadis berumur enam belas tahun itu sedang membaca sedikit informasi dari internet tentang calon sekolah barunya tersebut.

"Bagus nih! Semoga aja gue gak nyesel di masukin ayah ke sana. Sekolahnya gede juga kalau di lihat - lihat. Semoga aja di sana gue dapet banyak teman." kata Erly, begitulah nama panggilan gadis tersebut.

Erly membuang napasnya kasar. Diraihnya sebuah bingkai foto di meja nakasnya. "Gue kangen sama lo, Az. Lo dimana sih? Setelah gue balik ke sini, lo malah hilang gak tau kemana." gumamnya.

"Maafin gue, Az. Gue udah ninggalin lo dulu. Tapi 'kan, waktu itu gue udah janji. Kalau gue akan pulang secepatnya. Dan saat sekarang gue udah balik, lo yang pergi entah kemana." Erly menatap bingkai foto itu dengan tatapan sendunya.

Foto dua anak kecil berjenis kelamin laki - laki dan perempuan. Itu adalah fotonya bersama sahabat masa kecilnya, Azraf, yang diambil lima tahun yang lalu, tepat saat ulang tahun Erly yang ke sebelas.

"Gue rindu sama lo." gumamnya kemudian.

Ceklek!

Erly menoleh kearah pintu kamarnya yang saat ini telah dibuka oleh seorang perempuan cantik yang berusia sekitar tigapuluh sembilan tahunan. Masih terlihat begitu cantik meski umurnya tak muda lagi.

"Belum tidur, Er?" Tanya Rika, Bundanya Erly. Lalu ia melangkah menghampiri Erly yang sedang duduk di tepian ranjangnya.

Erly menggeleng pelan. "Belum ngantuk, Bun."

Rika mengusap kepala Erly dengan lembut dan penuh kasih sayang. "Tidurnya jangan malam - malam. Ingat, besok hari pertama kamu sekolah. Kalau sampai telat, kamu yang malu sendiri, Er." kata Rika.

"Iya, Bundaku yang cantik!" kemudian Erly mengecup pipi kiri Rika, lalu membaringkan tubuhnya di atas kasur.

Rika mengecup kening Erly sebelum ia pergi keluar dari kamar anak gadis satu - satunya itu. Perlahan, Erly mulai memejamkan matanya. Dan akhirnya, ia sudah berada dialam mimpi.


•••


Pagi harinya, Erly bangun kesiangan. Yah, karena pagi dini hari tadi, sekitar jam dua, dia terbangun dan baru kembali tidur lagi pukul tiga pagi. Akhirnya, ia bangun - bangun sudah pukul setengah tujuh.

"Bunda, kenapa bangunin Erly telat sih? Kan jadi kesiangan." kata Erly sambil mengikat tali sepatunya.

"Bunda udah bangunin kamu dari subuh, Er. Tapi kamunya gak bangun - bangun. Udah cepetan berangkat, bunda udah pesenin kamu ojek. Biar nanti agak cepetan sampe sekolah." sahut Rika.

Setelah selesai menalikan sepatu, Erly bangkit, lalu menyalami Rika. "Assalamualaikum, Bunda. Erly berangkat dulu!" seperti itulah pamit Erly pada Rika, lalu berlari menghampiri Ojek yang sudah dipesan bundanya itu.

Unstable✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang