"Ngomong - ngomong Erly perginya kemana ya? Tadi, kata Revan dia berangkat ke sekolah, kok. Tap kenapa bisa - bisa dia gak ada di sekolahan?" kata Restu.
"Iya. Mana kita kebagian nyarinya cuma berdua aja, Tu. Kalau ada apa - apa gimana? Kalau ada yang berniat culik kita gimana? Gur masih mau halalin Rizta dulu." keluh Tio.
"Yo, kok sepi sih disini?" Restu mulai menyadari jika mereka mulai memasuki area belakang sekolah yang memang sepi karena hanya ada kebun pisang aset milik sekolah. Juga gudang besar yang terlihat sedikit kumuh karena jarang di datangi.
"Tu, gue pengen pipis nih! Anterin gue yuk!" ajak Tio.
"Kemana?"
"Pipis lah! Masa iya makan!"
"Iya gue tau kalau lo mau pipis. Tapi pipis dimana?" tanya Restu.
"Tuh! Toilet yang itu! Buruan. Gue gak tahan lagi, nih."
Restu menunjuk toilet diujung koridor belakang gedung. Kamar mandi tersebut sangat sepi kalau mereka perhatikan. Tak banyak siswa yang datang kesana, karena memang letaknya sangat jauh dari area gedung utama sekolah.
"Kok horor banget, sih Tu." sahut Tio bergidik ngeri.
"Ck. Mental lo cetek banget sih! Masa cowok takut gitu aja." gerutu Restu sambil menjitak kepala Tio.
"Ya maaf. Gue kan juga manusia yang punya rasa takut."
"Gue heran, kenapa si Rizta bisa tahan gitu sama lo! Jangan - jangan kalau lo nonton bareng film horor sama Rizta yang jerit - jerit itu bukannya Rizta tapi malah lo." ujar Restu.
"Enak aja lo. Ya, tapi kadang sih kalau hantunya serem banget. Tapi Rizta juga jerit - jerit kali. Kan dia sayang sama gue." balas Tio
"Sayang mata lu peyang!"
Restu hanya memutar bola matanya malas.
"Tu, lo denger sesuatu gak?" tanya Tio hati - hati sambil mendengarkan sesuatu yang masuk dalam pendengarannya.
"....."
"Apaan sih! Gue gak denger apa - apa! Jangan takut - takutin gue, deh. Gak mempan." balas Restu.
"Coba lo dengerin dulu. Gue gak bohong." perintah Tio.
"..."
"Gak ada apa - apa, Yo! Jangan bilang lo mau kentut!" duga Restu.
"Enak aja! Bukan itu. Gue serius, Tu! Bener - bener serius kali ini."
Restu memperhatikan mimik wajah Tio. Serius. Sebelumnya Tio tidak pernah seserius ini.
"Lo-lo beneran, Yo? Lo gak lagi takut - takutin gue, kan?" tanya Restu memastikan.
"Beneran. Kaya ada suara orang minta tolong." bisik Tio.
"Mana?"
"Ck. Dengerin dulu makanya!"
"...."
"Yo?"
"Tuh kan! Apa gue bilang!"
"Kayanya dari arah toilet deh." bisik Restu.
Tio menelan susah payah salivannya.
"To-toilet yang itu?" tunjuk Tio dengan tangannya yang gemetar.
Sejenak, Tio dan Restu saling bertukar pandang.
Buk
Seperti ada yang menepuk kedua pundak mereka berdua.
"Aaaaaaaaaaaa! SUSTER KERAMAS!!!!! Ampunnnnn!!!!!!" teriak mereka berdua sambil berpelukan dan memejamkan matanya. Kaget mereka tiba - tiba ada yang menepuk bahu mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Unstable✔
Teen FictionHanya tentang seorang gadis yang baru menginjakkan kaki di sekolah barunya, dan langsung berurusan dengan si penguasa sekolah. Erly tak tahu kenapa Agam begitu membencinya, sampai - sampai menjadikannya budak. Namun tampa mereka duga, perasaan itu s...