[22] : I'm Broken

3.9K 215 2
                                    

•••

"Cinta itu tak pandang tempat dan waktu untuk terjatuh. Dia akan hadir bahkan pada orang yang tak pernah terduga. Karena cinta memang kejutan."

••Hope••

"Dia abang gue."

Deg.

Seperti ada sesuatu yang menghantam hati Erly dengan keras. Sangat keras. Berbekas sampai ke relung hati. Kedua matanya terbelalak sempurna setelah mendengar perkataan Arsya.

Bukan. Bukan karena mendengar Geo adalah kakaknya Arsya.

Tapi ucapan Geo tempo hari, saat ia dan Agam beserta Revan sedang cekcok di lapangan. Tiba - tiba saja ia teringat dengan hal itu. Kalau tak salah Geo berkata bahwa Agam pernah ada sesuatu dengan orang yang sangat disayanginya. Apa itu adiknya? Arsya kah orang itu?

Apa itu ada hubungannya dengan Arsya?

"Yakin, lo? Geo yang itu kakak lo? Kakak kandung lo?" tanya Erly memastikan.

Arsya mengangguk. "Gue pindah ke Bandung tiga tahun lalu. Waktu itu, gue masih kelas satu SMP." kata Arsya.

"Kenapa lo pindah? Lalu, kenapa lo balik lagi ke Jakarta? Pasti ada alasannya, kan?" tanya Erly lagi. Demi apapun, Erly sangat penasaran dengan Arsya.

Arsya tersenyum kecut. Hatinya sakit setiap kali ia mengingat kejadian tiga tahun lalu. Tapi mau dikata bagaimana lagi. Itu memang salahnya kalau dipikir - pikir lagi.

"Gue depresi, Er. Karena sahabat gue, meninggal gara - gara gue. Tepat di depan mata gue." jawab Arsya sambil menatap lurus langit biru yang tampak dikelilingi oleh barisan awan putih, seputih kapas.

Deg.

"Apa? Maksudnya apa? Sya, gue bener c bener gak ngerti. Kenapa-" tanya Erly semakin bingung. Ia tak bisa berkata lagi. Lodahnya seolah kelu. Rangkaian kata yang seharusnya ia ucapkan malah menguap entah kemana.

"Namanya Kinan. Dia sahabat gue kalau lp mau tau. Meskipun usianya lebih tua setahun dari gue. Tapi dia pengertian banget sama gue." Arsya menghela napasnya berat. Menceritakan hal ini selalu saja membuatnya merasa sangat bersalah. "Dia pacarnya Geo." sambungnya.

Mata Erly seolah akan meloncat dari tempatnya. "Te-terus? Pacarnya, Geo?" kata Erly tak percaya dengan apa yang baru saja didengarnya.

"Dia udah gak ada. Gara - gara waktu itu gue mau nyebrang jalan. Dan bodohnya gue gak lihat kanan kiri karena saking gue keburu - buru. Ternyata ada truk dari arah berlawanan dan gue gak tau hal itu. Gue kira, gue yang bakalan mati saat itu juga. Ternyata, Kinan yang nyelametin gue. Dia dorong gue sampai trotoar. Dan akhirnya-dia yang tertabrak." cerita Arsya.

Erly mendengarkan cerita Arsya. Erly tahu, gadis didepannya itu menahan sesak yang luar biasa. Arsya mulai menangis sekarang. Kemudian dengan segera, Erly mendekap tubuh bergetar Arsya. Erly tahu, gadia di depannya itu butuh sandaran. Bercerita tentang masa lalu yang cukup berat seperti itu memang menyakitkan.

"Saat detik - detik terakhir Kinan, dia sempat bilang ke gue. Dia bilang dia ngelakuin ini demi Geo. Demi kakak gue. Waktu itu yang gue tahu, Geo sedang kecewa sama dia. Karena Geo gak sengaja lihat Kinan pelukan sama Revan. Abang lo." lanjut Arsya bercerita setelah tangianya mereda.

"Kinan bilang sama gue, kalau yang Geo lihat itu bukan kenyataan yang sebenarnya. Revan memeluknya sebagai seorang kakak. Kinan itu cinta sama Geo. Dan Revan juga cinta sama dia. Tapi Kinan lebih milih Geo. Rasa cinta Kinan ke Revan cuma sebatas sahabat dan kakak - adik. Kenapa gue tahu, karena kita satu SMP dulu. Kita sahabatan." sambung Arsya. Oke, sebenarnya Erly sedikit terkejut. Ternyata hubungan mereka-Agam dan Arsya-sedekat ini. Apa daya Erly yang baru kenal dengan Agam beberapa bulan ini.

Unstable✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang