Chapter Delapan

4K 343 18
                                    

Ali POV

"Kapan lo putusin gue?" tanya dia yang bikin gue sontak menatap dia dengan tampang pelongo.

Ettt dah ini cewek. Gue lagi serius tingkat akut gini dia malah ngasih pertanyaan yang sama sekali gak pengen gue denger. Apa untungnya coba pisah sama gue, gue rasa gak ada untungnya dan lebih banyak mudaratnya. Secara yang jadi pacar dia ini siapa? Bad boy berkelas yang gantengnya setingkat sama leher jerapa, reader aja sampai hapal sama kata-kata itu saking seringnya itu kata gue sebutkan di ini cerita.

"Entar kalau gue udah kerja dan mapan, gue putusin lo jadi pacar gue dan gue minta izin ke ayah mertua buat jadiin lo istri gue." kata gue sebagai penjelasan.

Gue lihat dia memutar bola mata malas sambil mencibir. Kelakuan gak pernah berubah, padahal gue udah rangkai itu kata-kata dalam hitungan menit cuma buat dia. Lama-lama gue kepikiran buat melamar jadi perawat di panti jompo kalau gini caranya mah, secara kesabaran gue udah banyak terlatih sama ini anak.

"Lo juga mau kemana sih? Jalan sendirian, kan bisa minta Raja buat nemenin lo. Kalau lo diculik preman gimana?" tutur gue, baru dua minggu jadian aja gue udah hapal nama keluarga inti dia, apa lagi satu tahun mungkin bisa sampai nama moyangnya kali gue hapal.

"Mau ketemu selingkuhan." jawaban itu yang berhasil bikin gue melotot kearah dia.

Gak ada alasan lain yang lebih efisien apa. Kan lucu kalau tiba-tiba aja wajah gue yang tampan ini mengisi layar televisi acara infotaiment bertajup seorang kekasih Aliando Syarief terciduk sedang melakukan pertemuan khusus dengan pria lain yang diduga sebagai selingkuhannya. Gak ada yang kayak begitu!

"Emang ada yang lebih ganteng dari gue?"

"Banyak."

Gak mungkin!

"Emang ada yang tahan sama sikap ketus, angkuh, gak pekaan kayak lo selain gue?"

"Ada."

Gue menghela napas kasar, jawabannya gak benar semua. Kalau lagi ulangan ini anak pasti dapat nilai dibawah kkm nanti.

"Emang ada bad boy yang punya hati hello kitty kayak gue?" pertanyaan terakhir kalau dia jawab juga pasrah lah gue.

Prilly diam. Berhasil kan, pertanyaan gue yang terakhir. Gak jadi deh lo Prill, kena remedial karena nilai dibawah kkm.

"Emang gak ada. Bad boy semuanya punya hati baja bukan hati hello kitty kayak lo."

Jleb banget dah jawaban dari mulut dia bikin gue susah payah menelan ludah pill pahit kehidupan.

"Gue tanya serius sekarang sama lo. Lo mau kemana atau habis dari mana sekarang?"

"Habis kerja lah, lo pikir hidup cuma buat main-main doang? Gue bukan orang berada kayak lo, Li."

Gue natap Prilly lekat-lekat, ini anak kerja buat apa? Gue tau, dia lahir bukan dari keluarga serba berlebihan kayak gue, tapi gue rasa gaji bokapnya cukup buat biaya sekolah dan kehidupan dia sehari-hari.

"Lo butuh duit buat apa?" tanya gue yang bikin dia natap gue juga.

"Lo pikir duit buat apa?"

Lah, ini anak malah jawab pertanyaan gue pakai pertanyaan lagi. Dikira lagi presentasi kelompok apa, kalau ada pertanyaan dari penyimak di balas pertanyaan lagi dari penyimak lain.

"Buat beli sesuatu kan? Lo mau apa, bilang aja sama gue."

Bisa gue pastikan kalau 4C yang gue tanya pakai pertanyaan kayak gitu, udah pasti mereka jawab tas, sepatu, baju, mobil, bisa juga pesawat. Dan sekarang gue pengen tau kalau cewek angkuh gak pekaan kayak Prilly ini bakal minta apaan sama cowok ganteng setingkat sama leher jerapa kayak gue ini.

APL (1) APRILL (Ali, I Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang