Chapter Lima Belas

3.5K 294 4
                                    

Ali POV

Gue kaget waktu Prilly tiba-tiba aja ada didepan gue dan yang bikin gue tambah kaget lagi disaat yang bersamaan tangan kotor si Roy udah mengepal keras dan melayang di udara. Udah bisa gue pastikan bahwa si Roy mau cari kesempatan buat membogem gue disaat gue lagi melamun.

Tapi..

Bugg.

"Prilly!!!" pekik gue. Bogeman Roy salah sasaran, karena Prilly yang ada didepan dia jadi itu pukulan mengenai pipi Prilly, dan bodohnya gue, gue belum sempat menyingkirkan dia yang menggantikan posisi gue sampai akhirnya dia kena pukulan dari Roy.

Hati gue seketika merasa sesak dengar Prilly meringis akibat pukulan dari Roy dan gue marah lihat Roy yang berani-beraninya mukul Prilly didepan mata gue. Kalau bisa mungkin mata gue sekarang udah keluar api natap Roy yang kelihatan diam ditempat. Lagian ini anak ngapain disini sih? Mau jadi pahlawan kesiangan? Gak ada sejarahnya pahlawan kesiangan berwujud perempuan, semua pahlawan kesiangan itu berwujud pria.

Hati gue lagi-lagi terasa sesak waktu lihat tubuh Prilly sempoyongan hampir mau terjengkang kebelakang kalau aja tangan gue gak cepat bergerak buat nangkap tubuh dia. Mata Prilly terpejam sempurna, gue takut itu mata gak bisa terbuka lagi. Gue gak akan pernah maafkan Roy yang udah mukul prilly dan gue gak akan maafkan diri gue sendiri karena gue udah gagal jagain orang yang gue sayang, kalau itu sampai terjadi.

"Prill, bangun, Prill." ucap gue sambil nepuk-nepuk pelan pipi Prilly. Sesak rasanya waktu Prilly sama sekali gak merespon gerakan dari gue.

"Prilly, aduh nekat banget sih lo." kata Gritte yang gak tau sejak kapan dia ada di antara gue dan Prilly.

"Udah tau si Roy lagi kesetanan pakai acara nyamperin dia segala lagi, jadi kan kayak gini." timpal Bombom yang bikin gue langsung menatap Roy dengan tatapan benci. Dan seakan berkata 'habis lo sama gue', sedangkan Roy malah melengos pergi gak menggubris tatapan sekaligus tanda sebagai ancaman yang udah gue kasih kedia.

"Sini, lo, jing!" seru gue sambil menarik kerah baju dia yang udah melangkah pergi.

"Pengecut!"

Bugg. Satu pukulan mendarat sempurna dirahangnya sampai sudut bibir Roy mengeluarkan darah segar, pukulan gue yang sangat keras bikin Roy hampir tersungkur jatuh kalau kerah baju dia gue lepaskan. Tapi gue belum puas, ini belum seberapa sama apa yang udah Prilly rasain tadi. Walaupum cuma satu pukulan tapi dia cewek, dia lemah dan perlu dilindungi, satu pukulan bagi dia bisa berubah jadi seribu pukulan.

"Itu balasan karena lo udah pukul cewek gue! Banci!"

Bugg.

Kali ini tangan gue mengepal untuk memukul perutnya bertubi-tubi, gue gak rela Prilly kena pukulan dia dan ini gue balaskan buat si brengsek!

Bugg.

"Ali udah, kasian si Roy udah gak bisa napas dia. Lo gak boleh bikin dia mati sekarang biar dia rasain tersiksa sama rasa sakit yang lo kasih." kata Dinda yang gue dengar udah ada disamping kanan gue dan Bombom ada disamping kiri gue, mereka berusaha melerai gue tapi gue kalut rasa benci gue lihat kelakuan Roy bikin gue muak dan pengen habisin ini anak pakai tangan gue sendiri.

"Dia udah manghina gue dan sekarang dia mukul cewek gue, gue harus balas dia sama balasan yang setimpal!" balas gue berapi-api padahal waktu disana gak ada kompor sama sekali tapi gue merasa kalau tubuh gue terasa dibakar sama kobaran api.

"Udah bro,bukan gini caranya, lo tinggal kirim preman bayaran aja biar kalau dia mati tangan dan nama lo tetep bersih." timpal Bombom.

"Ada apa ini?" seru kepala sekolah yang sudah berkecak pinggang di antara gue dan Roy.

APL (1) APRILL (Ali, I Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang