Chapter Sembilan Belas

3.3K 288 7
                                    

Ali POV

"SUNRISEEEEEEE........"

"Huh... Hah... Huh... Hah... Aduh sesak napas gue."

"Gila ini Innnndaaaaaahhh banget."

"Ali emang tau banget apa yang kaum hawa suka."

"Aaaaaa... Thanks Ali."

"Stop!" tukas gue sebelum tu tangan cabe nempel ke tubuh gue.

Gue tau, gue emang paling bisa bikin cewek-cewek meleleh kayak es cream kena sinar matahari, tapi kalau urusan peluk-peluk gue gak suka. Bukan jijik, tapi gue lebih seneng kalau Prilly yang peluk gue bukan mereka.

Dengar tukasan gue tadi, para cewek itu pun perlahan menurunkan tangannya yang dari tadi udah terlentang lebar kayak boneka jenglot dihadapan gue. Apalagi bibirnya yang sengaja di manyun-manyunkan udah kayak pantat ayam mau berak. Dikira gue bakal luluh terus mau dipeluk sama mereka? Pasti cowok mana sih yang gak kegoda lihat durian runtuh didepannya. Ya, kalau Prilly gak melotot kayak sekarang ini sih gue pasti mau kan lumayan. Pagi-pagi dapat pelukan hangat. Asyekk.

"Ih Ali.." rengek mereka kedengaran geli ditelinga gue. Kayak ada ulat bulu menggerayangi tengkuk gue gitu.

"Sorry-sorry aja nih ya. Bukannya gue gak mau di peluk sama kalian. Tapi status gue masih berpacaran, kalau gak percaya cek aja deh di semua akun sosial media gue." kata gue sebagai penjelasan.

"Waktu lo pacaran sama temen gue juga lo mau-mau aja dipeluk sama kita." timpal ti cewek bikin gue garuk-garuk tengkuk aja padahal ni tengkuk gak gatal-gatal amat tapi gara-gara kata-kata tu cewek yang gue sendiri pun gak tau namanya, gue jadi garuk-garuk tengkuk kayak monyet sambil nyengir kayak kuda.

"Ayo dong peluk." rengek tu cewek lagi.

Gue melirik Prilly sekilas yang terlihat cuma setengah badan dia doang soalnya tu anak malah bersidekap setengah memunggungi gue. Udah bisa dipastikan kalau ini cewek lagi cemburu buta, kayak lagunya Vidi Aldiano.

"Ini ceweknya beda. Kalian gak liat cewek yang ada disebelah gue? Dia itu cewek gue. Gak cantik-cantik amat sih, tapi bisa bikin gue tobat."

"Tu cewek pacar lo apa ustazah? Hahah."

"Pacar gue lahhhh... Lahh... Prill, ngapa pergi? Kok gue ditinggal."

Nah lho, kenapa tu anak jadi ninggalin gue. Kalau dia kesasar gimana coba. Udah tau tenda belum di bikin, masakan belum dimasak, minuman belum diminum, eh tau-tau dia udah melengos pergi gitu aja. Mau kemana coba tu anak?

"Hahaha udah lah gak usah di kejar, mending CLBK lagi aja sama temen gue."

"Cinta Lama Bego Kabeh!" umpat gue terus pergi menyusul Prilly.

Emang ya cinta sejati itu butuh perjuangan banget. Udah datang jam 3 pagi kerumahnya malah di katai bedebah. Udah duduk sebelahan dalam bus malah di cuekin. Terus sekarang lagi di bela malah di tinggalin. What happen with you baby? I'm not understand.

"Prill.."

"Woy..."

"Honey.."

"Kiw.. Kiw.. Cewek.."

"Sepeda."

Ampun tu kuping terbuat dari apaan tau, gue panggil dari tadi gak ada sahutan sama sekali padahal suara gue udah masuk ke delapan oktav tapi tu anak masih aja gak merespon sahutan dari gue. Aku di anggap apa sama kamu cinta?hiks.

"Li.. Li.. Sini dulu."

Gue nengok pas suara Bombom nusuk gendang telinga gue. Oke dari nada bicaranya tu si sapu lidi lagi serius, akhirnya guepun menoleh kearah dia yang ternyata disana udah ada Aldo berdiri disamping Bombom. Cocok deh, tinggal penghulunya aja biar sah.

APL (1) APRILL (Ali, I Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang