Chapter Dua Puluh Tiga

3.2K 256 13
                                    

Yang penasaran kenapa Prilly bisa ada didalam tenda sendirian, ada di chapter ini ya👍 happy reading

***

Gritte POV

Flashback on.

Leganya waktu ada sesuatu yang ditahan-tahan, akhirnya keluar juga dengan lancar. Setelah gue selesai melaksanakan ritual pipis malam hari yang malangnya gue sendirian datang ke toilet karena Prilly yang katanya sahabat gue itu malah anteng ngorok di dalam tenda, akhirnya gue pun keluar dari dalam kamar mandi dalam keadaan selamat sentausa. Siapa juga kan yang mau berlama-lama didalam sana, please itu bukan tempat karaoke yang ada layar tv besar terus ada mikrofonnya juga.

Satu langkah gue keluar dari dalam kamar mandi, tiba-tiba aja ada angin kencang menyapa gue saat itu juga, di saat yang bersamaan gue terperanjat langsung menutup mata dengan kedua tangan. Sumpah itu angin gak tau tempat banget.

Gue bingung ketika mata gue lihat semua anak lari berhamburan dari arah tenda kearah barat, dan yang bikin gue makin bingung lagi mereka lari sambil menjerit-jerit kayak orang abis lihat ketua pocong bangkit dari kubur. Oke, gue makin gak ngerti sama apa yang terjadi saat ini. Adakah orang yang bisa gue tanyai?

Gue coba memberhentikan salah satu siswa, ya walaupun gue gak kenal semua siswa yang coba gue berhentikan kemudian gue tanyai itu, setidaknya gue akan dapat informasi dari sana.

Tangan gue menarik salah satu siswa terus bertanya.

"Ada apa sih?"

Tu siswa malah menggibrikkan tangan gue kayak tangan gue perlu buat dibasmi, terus lari kencang tanpa mau lihat muka gue yang cantik nan menawan ini dulu. Rugi dah rugi, siapa tau nanti lo jodoh sama gue!

Satu gak berhasil gue gak pantang menyerah, kalau kata pepatah mati satu tumbuh seribu. Langsung nih tangan narik lagi satu cewek yang kebetulan lari sendirian. Jomblo deh pasti. Raut mukanya panik, bikin gue juga ikut panik.

"Woy, ada apa sih?" tanya gue dia malah natap gue tajam beberapa saat terus teriak histeris, sontak saja bikin gue bingung dan yang pasti ikut teriak. Padahal gue gak tau apa yang dia teriakin.

"Te, pergi.. Pergi.. Ada badai laut datang." kata salah satu siswa dari arah belakang bikin gue tersadar.

"Apa!" pekik gue gak percaya.

Tanpa pikir panjang lagi gue langsung ikut mereka lari ketempat yang aman. Kalau aja dari tadi mereka bilang ada badai laut, gak mungkin gue mau berlama-lama didepan kamar mandi menanyai orang yang gak sepantasnya gue tanyai.

Dengan tergesa-gesa gue ada di barisan tengah bersama siswa siswi lain, gue emang gak kenal sama mereka tapi seengganya mereka gak menghakimi gue waktu gue ada diantara mereka.

Akhirnya gue bisa menghembuskan napas lega ketika kaki gue sampai juga di tempat posko bencana. Disini udah ramai, gue gak tau kalau didaerah pantai ada posko bencananya juga.

Gue memutuskan untuk masuk kedalam dan mencari tempat duduk disana kali aja masih ada yang kosong, capek dedek lari-larian dari depan kamar mandi sampai kesini. Kalau dihitung-hitung udah masuk rekor lari terjauh dan tercepat dalam sejarah hidup gue tu.

Brukk.

Setelah menemukan kursi kosong gue langsung membanting bokong gue keatas kursi empuk. Rasanya udah tenang di dalam posko yang bikin gue ngerasa aman. Seperdetik kemudian gue memejamkan mata untuk sekedar menghilangkan rasa capek akibat lari tadi.

APL (1) APRILL (Ali, I Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang