Ali POV
"Prill."
"Hey, gue gak sengaja tadi."
"Kok jadi marah sih."
"Lagian lo juga kenapa coba pakai kagetan kayak gitu untung aja gak latah."
"Hehe oke deh gue minta maaf." kata gue setelah dapat tatapan tajam dari Prilly yang kelihatannya gak suka sama ucapan gue barusan.
Bukannya berhenti Prilly malah jalan makin kencang setelah natap gue secara gak bersahabat. Kayaknya ini anak waktu kecil di cekoki sup kuda liar sama oseng kaki unta deh. Jalannya cepet bener udah kayak mesin mobil tamia.
"Prill, maafin gue dong." kata gue sambil menampakkan wajah memelas yang bikin Prilly tiba-tiba berhenti berjalan.
"Bisa gak sih lo gak ikutin gue!" sentak dia tanpa menoleh.
Kuwalat ni anak sentak-sentak calon suami.
"Tapi kan..
"Udah diam disitu. Sekali lagi lo langkahin kaki lo mendekat, gue cukur semua bulu lo!" ancaman Prilly bikin gue merinding sendiri. Bulu apa sih yang dia maksud?
Guepun diam seketika setelah Prilly mengancam dengan ancaman yang sama sekali gak masuk dalam akal pikiran gue. Gimana kalau bulu yang dia maksud bulu bawah? Maksud gue bulu bawah kaki gitu. Habis dong kejantanan gue kalau tu bulu dia cukur.
Prillypun langsung masuk kedalam mobil kang angkot. Padahal gue bawa si black tapi Prilly malah lebih memilih naik angkot yang udah pasti berdesakan didalamnya nanti. Mending kalau cuma berdesakan kalau ada bau yang gak diundang sama sekali ikut nimbrung, kan malah bikin dia mual sendiri kayak telat datang bulan. Lagian ni kang angkot datang di saat yang gak tepat banget, kenapa gak nunggu gue bawa Prilly pergi dulu baru dia datang? Perlu di ciprat duit receh deh kayaknya tu kang angkot.
Teganya dia meninggalkan gue yang gantengnya setingkat sama leher jerapah dan lebih milih pergi sama kang angkot yang keteknya belum kena siraman larva gunung agung.
"Prill, gue kan bawa mobil. Ngapain lo balik pakai angkot segala kan gue bisa antar lo pulang?" ucap gue sedikit berteriak supaya itu cewek dengar ucapan gue.
Tapi apa yang gue dapatkan, dia malah suruh kang angkot jalan gak menghiraukan gue disini yang udah susah payah ngejar dia sampai-sampai gue gedor-gedor tu mobil angkot pakai tangan kosong.
"Prill."
Gue mengusap wajah gue secara kasar, ketika mobil angkot yang Prilly tumpangi benar-benar pergi menjauh. Padahal ini gak sepenuhnya salah gue, gue cuma dikasih keberuntungan buat cicip bibir dia, itu pun sedikit. Tapi dia marah udah kayak gue melakukan hal yang enak-enak.
Oke, kali ini cowok ganteng lagi gak bisa berpikiran jernih. Otak gue yang segede planet jupiter tapi tumpul gak bisa mikir harus melakukan apa supaya Prilly gak marah lagi. Padahal itu gak sepenuhnya kesalahan gue. Niat gue baik cuma mau jahili dia supaya dia bahagia dan gak sengaja keberuntungan hinggap di waktu yang tepat. Jadilah tu bibir nempel sedikit di bibir gue.
Disaat otak gue benar-benar gak bisa berfungsi dengan baik. Gue pun memutuskan untuk balik ke kedai es cream buat bayar es cream yang beberapa udah masuk kedalam perut gue dan Prilly.
Gue mengangkat tangan kanan ala-ala memanggil waiter di restoran bintang lima. Dan kemudian kang es nong-nong itu pun mendekat.
"Ada apa mas? Mau pesan lagi?"
Penjilat ni kang es nong-nong. Es cream yang gue pesan aja belum habis niatnya mau gue bungkus bawa pulang buat asisten rumah tangga dirumah gue kan lumayan makan es cream bekas orang ganteng. Lah ini malah di tawarin pesan lagi. Keuntungan banget buat dia dan rugi bandar buat gue. Gue yakin ni kalau es cream gak gue bungkus dimakan dah tu sama dia atau bisa jadi dia masukin lagi ke gentong es creamnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
APL (1) APRILL (Ali, I Love You)
Fanfiction#400 in fanfaction 14-02-2018 Aliando seorang Bad Boy kang tawuran dan suka melanggar peraturan tapi juga memiliki sifat kealayan yang melebihi orang alay pada umumnya. Ingin tau kisah cintanya? Penasaran sama ceritanya? Yuk baca kisah kocak dari...