Chapter Lima

5.8K 413 33
                                    

Thanks to pembaca setia mettastories_ ini pesanan lu. Maafkan kalau ada typo langsung semprot Author aja❤😂

Happy Reading

***

Ali POV

Gue melipat kedua tangan didepan dada, udah kayak orang tajir melintir aja kalau gue lagi kayak gini, tapi emang gue tajir sih, cuma tajirnya bawaan dari lahir alias tajir karena bokap dan nyokap gue. Lah, gue lahir sama kayak orang-orang pada umumnya, telanjang bulat gak bawa apa-apa. Tapi kayaknya gue bawa satu kelebihan yang beda sama orang lain, ya itu kegantengan tingkat leher jerapa, yang kalau kedip sekali seribu cewek meleleh.

"Ide lo bagus banget, Li." ujar Bombom yang gue balas anggukkan kepala.

Gue baru aja mengusulkan kebagian kurikulum buat mengadakan acara camping lagi setelah satu tahun vakum. Kan lumayan buat refreshing menjelang ulangan akhir semester ganjil, brilian banget ide lo, Li.

"Iya lah, siapa dulu yang punya ide."

"Bad boy yang suka tawuran tapi jiper pas ketemu pacar."

Gue melirik Bombom yang ngomong dengan nada seperti orang meledek. Oke, gue akui kalau gue emang jiper pas ketemu Prilly atau nyali gue ciut kalau dia udah angkat bicara, tapi ini beda kalau ngeliat Prilly udah kayak liat malaikat maut berwujud bidadari gitu, lo pada belum tau aja gimana sayangnya gue sama dia dan gimana galaknya dia sama gue.

Lupakan soal itu, ini waktunya rapat buat persiapan camping. Jangan berpikiran kalau gue ini anggota kepengurusan osis? Yang pasti jawabannya bukan. Ya kali bad boy kelas atas yang gantengnya setingkat sama leher jerapa gini ikut kepengurusan osis, mustahil bin gak mungkin.

Gue disana cuma jadi penyimak yang baik, ya karena acara ini usulan dari otak brilian gue mau gak mau gue harus ikut duduk ditengah orang sok tau yang omongannya gak penah masuk dalam otak gue. Puas? Gue gak bisa ikut organisasi kayak gini, tapi darah kepemimpinan bokap gue mengalir deras dalam nadi anaknya ini.

"Bom, temenin gue ke ruang osis."

"Lah, tumben banget lo bang masuk ruang kutu buku."

"Elah banyak tanya banget ya lo."

"Mau ngincer yang mana lagi emang?"

Ini anak bikin darah gue naik aja. Ada golok gak biar gue penggal itu lidah supaya gak banyak tanya lagi dan langsung nurutin apa kemauan pentolan sekolah berkelas ini.

"Banyak tanya."

Gue pun menarik tangan Bombom secara paksa. Kadang itu orang emang harus disiksa sedikit, ya tubuh lidi dia ngambang gak napak diatas tanah waktu gue tarik kayak sekarang ini.

"Lo main kasar, gak suka gue!"decak Bombom sambil manyun, dia pikir gue bakal nafsu gitu sama dia, naujubilah gak akan ada sejarahnya Ali yang cakepnya setingkat leher jerapa ini tertarik sama bibir item kering punya Bombom. Gak akan pernah, tuh thor dengerin. (Iya-iya, Li😂)

"Jangan sampai gue kasih bogeman gue ini ke mulut lo ya, Bom. Dari tadi gue udah gatel banget pengen tarik itu bibir lo, pakai manyun didepan mata gue segala lagi."

"Jahat banget sih. Ngomong gatel-gatel pengen narik bibir gue tapi tangan gue dari tadi kaga lo lepasin."

Mendengar kata itu sontak aja gue langsung natap tangan mulus gue nempel indah ditangan buluk Bombom. Gue merinding ngeliat itu tangan buluk malah ngelus-ngelus tangan mulus gue padahal gak usah di elus gue tangan gue udah mulus, sedangkan si Bombom malah cengengesan gak jelas sambil terus ngelus tangan gue. Please, gue butuh tanah tujuh macam dari tujuh wilayah dengan kedalaman tujuh ribu meter.

APL (1) APRILL (Ali, I Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang