Chapter Tiga

7K 509 31
                                    

Ali POV

Sejak tadi gue duduk ditaman sendirian a.k.a usro, itu bahasa gue kalau lagi main Ludo yang jalannya sendiri sedangkan tiga lainnya masuk lagi kedalam kandang gara-gara kena injek. Setelah Prilly usir gue dari kelasnya, gue jadi bingung melangkah tanpa tujuan dan al-hasil kaki gue nyangkut di taman sekolah, duduk disini termenung melihat semua orang berpasangan walaupun mereka menjalaninya teman rasa pacar tapi gue yang punya pacar beneran malah ngerasa usro. (Kasian lo, Li.*author)

Prilly emang suka banget bikin gue kayak gini, kadang gue bingung deh apa alasan dia terima gue sebagai pacarnya. Lihat aja, sekarang gue malah di biarin sendiri, kalau ada cabe lewat kan berabe, gue bisa digoda masih mending kalau gue kuat nahan godaannya, kalau enggak kan jadi perselingkuhan.

*flashback dua minggu lalu*

Dengan sengaja gue menyiapkan semua ini buat orang yang selama ini menarik perhatian gue, atau bisa dibilang dia ini sangat menarik perhatian. Disaat orang lain berebut memperebutkan gue, cuma Prilly yang acuh dan tak mau kenal sama gue. Padahal jauh sebelum gue merencanakan hal ini, gue pernah minta kenalan sama dia lewat Gritte yang setahu gue cewek ini sahabat Prilly, tapi itu anak malah menolak gue mentah-mentah.

Oke lah, menurut gue kalau emang lewat sahabat dia gak berhasil. Gue pun turun tangan langsung minta dia buat kenalan. Kalau cewek-cewek lain gue kedipin aja meleleh, lah ini anak udah gue anterin pulang aja gak ada basa-basinya, sekedar ucapan terima kasih aja gak ada. Sampai akhirnya gue memutuskan untuk melakukan jalan lain yang sedikit bertolak belakang dengan kepercayaan gue. Santai, ini bukan main dukun.

Hari ini gue mengumpulkan seluruh siswasiswi satu kelas gue buat berkumpul dilapangan. Bukan mau tawuran, ya kali gue tawuran dikandang, pantang bagi gue buat tawuran didalam sekolah, kena timpuk konde kepala sekolah kan lumaya nyeri. Gue mengumpulkan meraka buat lihat ketampanan gue dan keromantisan gue kalau nembak cewek, sekalian buat sekedar jadi backing vocal kalau nanti gue perlu orang buat ngomong 'terima-terima' kan lumayan gratis tak berbayar.

"Test... Test..." cek sound.

Baru denger gue cek sound aja seluruh siswasiswi udah keluar dari dalam sangkarnya, gue tau mereka bukan burung tapi mereka yang kutu buku seperti cewek incaran gue ini lebih pantas dijuluki keluar dari sangkar daripada keluar dari kelas.

Dan akhirnya cewek tujuan gue pun udah keluar setelah gue membuang suara cool gue dengan sia-sia, dia menatap gue dari lantai tiga sedikit menunduk sedangkan gue mendongak keatas.

"Hai cewek manis pujaan hati." ucap gue lagi. Gue lupa kalau gue ini bad boy berkelas yang punya karisma tingkat jerapa yang tingginya minta ampun, bukan cewek yang gue tuju yang berkoar, justru cabe-cabe ceban yang suka mangkal di trotoar yang bersorak pas gue ngomong kek gitu.

"Siapa tuh, gue ya?"

"Gue pea!"

"Gak ngaca amat lo!"

"Ali... Gue jadi meleleh." (lo lagi ngepet pakai lilin ya sampai meleleh gitu😂*author)

"Gue deh pasti!!" (percaya diri tingkat kuda😂*author)

"ALI.... I LOVE YOU!!!" para siswi natap gue dengan tatapan memuja disaat gue mau nembak cewek lain, oke gue akui kalau gue tampan lumer tapi please yang ngomong gitu bukan cewek yang gue mau. Sebagian siswi membiacarakn gue, sedangkan siswa malah mendumel kesal akibat kelakuan gue, so gue gak perduli, man. Gue coba gak menghiraukan bacotan dari 4C itu a.k.a cewek-cewek cabe ceban.

Tiba-tiba lidah gue kena sembelit, kepala gue udah kayak kepentok tiang, gue amnesia, lupa kalau gue ganteng eh maksud gue lupa mau bilang apa lagi setelah ini. Gue liat Prilly kayaknya udah mulai bosan melihat aktraksi gue padahal ini udah super duper romantis lihat aja semua cewek menatap gue berdecak kagum, kapan lagi coba cowok tampan lumer melakukan hal yang sulit mereka bayangkan, ini sudah benar-benar perfect. Tapi lihat dia yang malah menatap gue acuh, bikin gue semakin penasaran sama itu cewek.

APL (1) APRILL (Ali, I Love You)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang