23. 💝Tamu (Tak) di Undang

1K 78 1
                                    

Apdet lagi cintaaa, mumpung libur Mak kejar tayang deeeh. Biarin setrikaan numpuk, demi kalian mak rela. Jadi jangan pelit-pelit vote dan komennye yeee. hepi hepi riding semuaaaa.

Diluar aku terlihat sangat kuat. Tak ada yang terjadi dengan selembarpun syaraf-syarafku. Oh, itu berlebihan ya. Maksudku jika dilihat kasat mata aku tetaplah Rosalinda yang ceria, banyak senyum dan mencoba menularkannya pada orang lain. Seperti di rumah aku bersikap seperti biasa pada Mama, Papa, bahkan pada para pelayan rumah tangga. Kadang aku tertawa lepas bersama mereka. Tapi semua itu akan berubah ketika aku sendirian di kamar.

"Ck, Ibas nyebelin, kenapa kamu gak mau hilang dari pikiranku, sih?" ku lempar bantal guling ke dinding. Anggap aja itu Ibas. Hiks, rasain! Sakit kan? Hatiku lebih sakit gara-gara kamu lebih percaya pada perempuan itu. Mengingat kejadian seminggu yang lalu hatiku kembali sakit. Sebegitu besarkah pengaruh Dilla pada Ibas dan mamanya? Selama hidupku tokoh antagonis berkarakter seperti Dilla hanya ada di sinetron. Seperti artis idola mama Leli Sagita. Mama akan terbawa suasana ketika tokoh antagonis berkarakter itu muncul. Aku merasakan aura-aura gelap mengitari mama gara-gara pengaruh acting artis kawakan tersebut.

Drrtttt...drrttt

Kutolehkan kepalaku ke meja belajar yang bergetar. Panggilan masuk dari Ibas. Seketika moodku makin suram. Untuk apalagi dia menghubungiku? Tak ada pertemanan tanpa kepercayaan. Apalagi cinta.

Ting!

Kali ini sebuah notifikasi whatsapp menghiasi layar ponselku. Dari Ibas lagi. Huh! Aku tidak sudi membacanya! Kuabaikan ponselku yang terus-terusan bergetar dan bunyi ting-tang-tung yang memenuhi layar. Abaikan! Itu tekadku. Aku tak mau lagi menjalin hubungan apapun dengannya. Cukup sudah!

***

Aktifitas perkuliahan masih akan dimulai dua minggu lagi, tapi aku sudah menghentikan pekerjaan di kantor papa. Aku malas jika sewaktu-waktu berpapasan dengan Ibas atau malah terlibat pekerjaan dengannya. Dengan tidak melihatnya akan lebih mudah melupakan. Tidak seperti pertama dulu, kali ini pasti lebih mudah melupakannya karena ada sosok Dilla yang menari di mataku bergelayut manja di bahu Ibas, dan itu sungguh-sungguh sangat memuakkan.

Dua minggu juga aku tidak melihatnya. Panggilan telpon dan notifikasi apapun dari Ibas tidak aku sentuh sama sekali. Aku marah, sedih, kecewa, tapi juga masih mencintainya. Kampreeet! Izinkan aku mengumpat, dalam hati saja kok. Gak dosa kan?

"Ros, ada tamu mau ketemu kamu," suara mama yang disertai kemunculannya di pintu kamar membuat bayangan Ibas dan Dilla yang kugantung dalam lamunan buyar. Aku jadi kesal.

"Siapa,Ma? Ros gak punya janji dengan siapa-siapa."

"Tamu penting, kamu ganti baju yang rapi dan pantas. Secepatnya ke ruang makan. Kita makan malam bersama tamu tersebut." Lalu mama meninggalkan aku sendiri. Ck, tamu mana sih? Jangan-jangan salah satu lelaki yang kutemui di restoran beberapa waktu lalu. Oke, kumanfaatkan saja. Toh cepat atau lambat aku harus mup on dari sosok Ibas.

"Aku pakai dress ini aja deh, santai tapi manis."

Ku patut diriku di depan kaca rias yang besar. Tampilan diriku yang mengenakan dress ungu gelap di atas mata kaki dan berlengan pendek berbordir ungu terang membuat aku kelihatan mahal. Iya dong, sejatinya baju-bajuku tak ada yang murah. Salahkan selera mama yang berubah borju berkat pengaruh papa. Aku yang tak ngerti perkembangan mode dan memang tak mau ambil pusing menyerahkan pemilihan bajuku pada mama dan teman-temannya

"Oke, ayo kita temui calon masa depan. Bye-bye Ibas. Emang kamu aja yang bisa menjalin hubungan istimewa dengan orang lain. Aku juga bisa. Aku akan bahagia walau itu tanpamu. Huh!" kusenyumi lagi pantulan diriku sebelum keluar dari kamar. Menuruni tangga yang berujung di ruang tamu, berjalan beberapa meter melewati lorong lebar bertabur koleksi keramik mantan istri Papa mengantarkanku ke ruang makan yang luas. Di sisi dindingnya air mancur merembesi dinding kaca pembatas ruangan.Aliran air itu ditampung oleh kolam ikan mas koi. Terbayang gak? Aku saja kalau tak melihat langsung kesulitan membayangkannya. Kapan-kapan ntar ku foto deh. Sekarang aku mau tahu siapa tamu yang datang tanpa di undang ini.

After The DarkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang