15

855 86 6
                                    

Jessica berjalan menuju kamarnya, ia ingin segera mandi dan beristirahat. Namun, langkahnya langsung terhenti didepan kamar orang tua nya. Hening. Seperti biasa. Yah, Jessica tidak bisa berharap banyak karena ia tahu orang tua nya tetaplah orang yang sibuk. Krystal pun tak terlihat batang hidungya. Biasanya adiknya itu sudah asyik berlehaan di sofa menyalakan TV meskipun tidak di tonton, sibuk memainkan gadget nya atau dengan buku random berbahasa inggris sampai komik-komik berbahasa Jepangnya. Sunyi.

Kriiiet Bunyi pintu kamar ketika didorong oleh pemiliknya. Belum melangkah masuk ia sudah dikejutkan dengan teriakan keluarganya yang bersahut-sahutan entah apa yang dikatakan, Jessica hanya bisa mendengar namanya jelas terungkap diakhir

"Nice Job, J" begitu tulisan banner kelap-kelip yang membentang di sudut dinding kamar Jessica. Ia bisa melihat Orang tuanya masih dengan setelan kantoran bersama Krystal dengan piyamanya meniup terompet-terompetan dan menembakkan confetti kearah Jessica. Gadis itu tersenyum sangat bahagia. Ia memeluk ketiganya bergantian

"Kalian so extra, but okelah. I'm happy"

"Adik Taeyeon bagaimana eonni?" Tanya Krysal tiba-tiba yang kembali mengganti mood Jessica pada mode buruk

"Ini salah kami. Adiknya sudah pergi" Jessica terduduk lemas di ranjangnya dituruti ketiga keluarganya "harusnya kami memaksa agar Hayeon dioperasi sejak jauh-jauh hari sebelumnya. Kami terlalu pengecut untuk bilang pada Taeyeon"

"Eomma tidak tau kronologinya, tapi eomma bisa paham. Kamu tidak bisa menyalahkan dirimu, kamu tidak bisa memaksakan kehendak operasi, itu akan membuat kamu malah tersudutkan ketika paksaan kamu tidak berbuah manis" Jessica mencerna kata-kata Ibunya. Yah ia memang tidak punya kekuatan untuk mengiyakan operasi itu tapi ia harusnya memiliki daya untuk meyakinkan Taeyeon mengenai niat membantu ia dan teman-teman. Sekali lagi ia mengutuki betapa pengecutnya dirinya.

"Mungkin eomma benar, tetapi sejak awal kami harusnya berusaha melakukan lebih. Kami tumpuan anak itu. Aish sudahlah... lama-lama ini semakin membuatku pusing" Jessica beranjak dari duduknya mengambil handuk untuk menjalankan aktifitas mandinya dan segera beristirahat. Ia terdiam sejenak menatap ketiga permata hidupnya
"Thank you!" Ujarnya kemudian. Ini terkadang seperti mimpi bagi Jessica melihat keluarganya akur begini, bagi ketiga laninnya juga begitu. Jika mengingat 10 tahun terakhir, hah menyedihkan. Namun, malam ia mendapatkan banyak kekuatan dari dua orang yang dulu amat dibencinya. Tidak bisa ditebak bukan bagaimana hati bekerja?

"Lusa kita akan berlibur ke Jeju? Kita butuh waktu berkualitas" sergah ayah Jung

"Jinjja??" Jessica dan Krystal berseru histeris. Ini terlalu membahagiakan.

~~~

Jessica menggulung rambutnya setelah mengenakan mantel kulit hitamnya. Musim dingin sudah mulai datang, ia harus berjaga-jaga. Gadis itu menengok jam di iphone nya, 13.00, artinya upacara pemakaman Adik Taeyeon satu jam lagi. Ia harus bergegas karena tak mau terlambat, musim hujan begini biasanya jalan mulai disterilkan sebelum salju datang, macet bisa saja terjadi. Baru berniat meminta supir mengantarnya, pop up notifikasi teks dari seseorang membatalkan kehendaknya
'aku sudah menunggu di depan rumah, kukira kau butuh tumpangan'

Jessica memutar bola mata kesal, Kris lagi?
Rupanya ia keliru. Ia memastikan lagi pengirim teks tersebut yang ternyata dari Sehun. Walaupun ia tidak menyukai sikap Sehun belakangan ini tapi paling tidak Jessica tahu bahwa Sehun tidak se-menyebalkan Kris. Ia lalu bergegas menghampiri Sehun.

Jessica duduk disamping kemudi Sehun. Setelah memastikan Jessica sudah nyaman, Sehun langsung menancap gas menuju kediaman Taeyeon.
Sepanjang perjalanan, Sehun melirik Jessica sesekali yang wajahnya sangat muram dan seolah dipenuhi pikiran-pikiran menyulitkan

BASTARD✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang