19

838 73 6
                                    

"Bagaimana dok?" Orang tua Jessica langsung menyergap tim medis yang baru saja selesai melakukan operasi pada Jessica. Nyonya Jung merasa akan segera pingsan secepat mungkin jika dokter mengatakan operasi Jessica gagal.
Dokter menatap Orang tua Jessica, Krystal, Sehun, dan teman-teman kelas khusus lainnya satu per satu. Mata mereka memancarkan kekhawatiran yang teramat dalam.

"Berhasil!" Kalimat itu membuat orang-orang yang menanti operasi Jessica bisa bernapas lega "Untung dia dibawa lebih cepat. Terlambat sedikit akan berbahaya. Terima kasih Krystal, kau melakukan hal yang tepat" dokter wanita itu menyetuh pipi Krystal seolah saudari sendiri.

"Lenganmu akan segera pulih" ujar Dokter bernama Park Minyoung itu melihat lengan Krystal yang sudah di gips itu.

"Oh ya, kaki Jessica patah jadi dia akan dirawat intensif dulu. Dua tau tiga minggu kemudian baru dibolehkan rawat jalan. Kudengar dia murid tingkat akhir, harus mengikuti rangkaian ujian kelulusan, bukan?" Tuan Jung mengiyakan pertanyaan terakhir

"Nah berarti dia terpaksa saya izinkan keluar rumah sakit dengan catatan Jessica masih harus memakai tongkat dulu. Kuharap teman-teman sekolahnya bisa membantu yah?" Dokter Park menoleh pada Sehun cs

"Pasti dok!" Sehun menjawab paling cepat dan semangat. Tentu saja, ia tadinya pikir ia akan ditinggalkan Jessica siang itu juga. Tapi rupanya semesta masih berpihak padanya.

***
Keesokannya Jessica sudah mulai siuman, dan Sehun menjadi orang pertama yang dilihatnya sebangunnya ia. Sehun tampak lelap. Ia duduk disamping tempat tidur Jessica dengan kepala yang membenam nyenyak di pinggir ranjang. Jessica sadar ia sedang di rumah sakit, ia melirik pada cermin disisi ruangan rawatnya. Disingkirkannya selimut yang menutupi separuh tubuhnya agar ia dapat melihat pantulan dirinya, memastikan kondisinya. Ia berbalut perban di kepala dan kaki serta infus di lengannya. Pasti kecelakaan itu sangat buruk—pikirnya. Ia sunggu beruntung.

Entah mengapa memikirkan kejadian itu membuat Jessica ngeri, hingga tiba-tiba merasa sangat haus.

Ia perlahan mengelus kepala Sehun itu dengan lemah, berusaha membangunkannya demi meminta bantuan. Tidak sulit membuat Sehun terjaga.

"Oh? Yak! Kau sudah bangun sunbae?"  Sehun gembira sambil melirik jam dinding yang telah menunjuk pukul 12.32. Sudah berapa lama dia tidur?

"Aku haus" ujar Jessica pelan, Sehun dengan sigap menyambar minum di meja dekat ranjang dan meminumkannya pada Jessica. Setelah minum, Sehun mengembalikan gelas itu ke meja. Ia antusias sekali menyambut kembalinya Jessica melihat dunia setelah dua hari terbius. Mungkin ini hari bahagia nya selain mendengar keberhasilan operasi Jessica kemarin.

"Krystal bagaimana?"

"Dia baik. Ia sedang ke sekolah"

"Syukurlah. Dia yang terpenting" "oh, Kau tidak ke sekolah?" Tanya Jessica, Sehun menggaruk tengkuk yang tidak gatal karena kikuk.
Jessica memperhatikan pakaian Sehun dari atas ke bawah, pria itu masih mengenakan celana sekolah namun hanya dipadu atasan kaos. Pasti Sehun bolos, pikir Jessica. Tentu saja. Gadis itu memasang wajah marahnya

"Seh-"

"Oh ya sunbae," Sehun memotong amarah Jessica "aku lupa, kita harus menghubungi dokter saat kau siuman" Sehun langsung menekan bel untuk memanggil orang medis.

Tak lama, dokter Park dan dua perawatnya sudah masuk ke ruang rawat Jessica.

"Hai nona Jessica, kau lebih cantik saat membuka mata ternyata" sapa sang dokter

"Kamshahamnida—" Jessica melirik papan nama rajut di jas dokter itu : Song Hye Kyo "—Dokter Song" lanjutnya membuat Dokter Park tertawa kecil

BASTARD✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang