"Kris Wu menanyakan soal kecelakaan itu" Jessica mendesah kesal mendengar nama Kris masuk lagi ke telinga nya. Entahlah Jessica jadi muak dan tak suka pada Kris. Ia pergi dengan baik-baik lalu memberi kalimat-kalimat manis yang menjanjikan. Bukan, Jessica tak berharap. Setidaknya itu yang selalu ia tekankan ketika berperang dengan batinnya sendiri.
Ia hanya tak suka pada omong kosong Kris."Apa kau memikirkannya?" Jessica menoleh kearah Sehun yang bertanya itu "Kris—" lanjut Sehun berhati-hati merujuk subjek 'nya' yang ia maksud. Jessica mengalihkan pandangannya pada senja diatas sana. Ia tidak ingin suasana hatinya memburuk hanya karena satu nama itu. Langit sore adalah pilihan baik.
"Akhir-akhir ini tidak. Aku bahkan hampir lupa dia pernah ada" jawab Jessica
Keduanya larut menikmati senja sore itu, namun langit seketika mendung. Belum. Matahari belum terbenam. Hanya saja petir memecah kelam, membuyarkan lamunan Sehun, namun Jessica melebarkan senyumnya.
"Hujan!" Sorak gadis itu ketika satu tetes air membasahi telapak tangannya, Sehun panik tapi Jessica bergembira.
"Kita harus pergi!" Sehun hendak membawa Jessica dan kursi rodanya pergi dari taman itu. Pasien lain sudah hilang satu per satu dari sana namun Jessica menghentikannya. Ia ingin bersama Hujan.
Hanya ia, hujan, dan Sehun.
"Ibumu akan membunuhku!" Protes Sehun, Jessica meraih tangan Sehun yang sedari tadi meminta untuk mendorong kursi roda Jessica
"Aku tidak akan mati karena hujan. Cukup temani sunbae mu ini disini tanpa memberi tahu orang lain" ujar Jessica menempelkan tangan Sehun di kedua pipi Jessica "lihat! aku baik-baik saja" Jessica meyakinkan dan Sehun bukannya yakin melainkan pasrah. Tidak apa-apa, mungkin dengan ini hormon bahagia Jessica malah akan meningkat dan membuatnya pulih lebih cepat. Ya, mungkin saja. Begitu pikir Sehun.
Tanpa disuruh, Sehun membawa Jessica menerobos hujan yang begitu deras. Tawa Jessica pecah tatkala hujan mengguyur semua tubuhnya. Itu kebahagiaan masa kecil yang telah lama meninggalkannya. Sehun turut menikmati hujan dan mulai menghibur Jessica dengan tarian konyolnya. Semakin lebar tawa Jessica maka semakin Sehun bersemangat menunjukkan tarian yang—kau tidak bisa bilang bahwa itu adalah tarian.
"Bernyanyilah. Singing in the rain, Jessica!" Seru Sehun. Ia ingat Jessica pernah berkata mencintai nyanyi dan mengaku merasakan hal yang luar biasa saat bernyanyi. Jessica menghapus senyumnya. Bernyanyi? Ah, ia bahkan lupa betapa ia suka berdiri di panggung waktu itu, mempertontokan nada yang keluar dari pita suara nya, dan mendapatkan tepuk tangan. Perasaan yang amat keren.
Jessica memejamkan mata untuk memulainya. Bernyanyi dibawah hujan bukanlah ide yang buruk. Rintik hujan yang menyentuh tanah seperti iringan musik yang siap mendampingi suara milik Jessica
(Now playing: Jessica Jung - Summer Storm)🎶Gasikjeogin insabodaneun
Oh I'd rather be alone
Sigannangbin haji anheullaePerlahan-lahan mata Jessica pun terbuka, manik nya hanya menatap Sehun dihadapannya. Pria yang surainya sudah basah itu diam tercengang dengan suara malaikat yang didengarnya barusan.
Ini kedua kalinya untuk Sehun mendengar lagu Jessica.
Dan ia masih tercengang.
🎶Igeot ttohan jinagagetji
Neul geuraewatdeodeun
Tto hanbeon ganghaejigetjiJessica semakin percaya diri, senyumnya mengembang karena suasana hati baiknya kini meningkat satu level lagi
🎶Areumdaun ibyeorira haji ma
Igijeogin geonikka
Tto gidaehage doejanha
Neoneun anigetjiman
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD✔️
Fanfiction[SELESAI] Drama para berandal sekolah dimulai disini! Namun cinta segitiga ini lebih rumit daripada ujian Matematika puluhan bab. Kalau kau tak siap, jangan baca!