Jessica meneteskan airmata namun tak ada yang tahu selain Tuhan dan dirinya sendiri. Kris disampingnya terlalu sibuk memikirkan mengapa Jessica ketus padanya. Ia memang sempat meramalkan perilaku Jessica akan begini. Itu karena ia merasa memahami Jessica lebih dari siapa pun. Sayangnya ia tak mengerti alasan dan cara mengatasinya.
Ia menatap punggung Jessica yang sesekali bergetar
"Apa kau baik-baik saja?" Tanya Kris memastikan, Jessica terlihat sedang menangis, tapi tak ada jawaban. Kris juga tak mau mengganggu lebih jauh. Sudah syukur Jessica memaafkan kesalahannya kemarin."Kau sudah membaca surat ku?" Kris bertanya lagi kemudian, masih tak ada jawaban.
"Itu tulisan terpanjang dan terhebat yang pernah aku buat" masih tak ada tanggapan, karena kini yang terdengar adalah dengkuran halus dari Jessica.
Sial! Dia tidur.Namun siapa sangka jika bel istirahat yang berbunyi membangunkan Jessica si tukang tidur yang 'baru' tidur dua jam pelajaran itu
"Wow lihat siapa yang bisa terbangun mendengar bel!" Seru Kris menyindir Jessica, Jessica yang masih berusaha mengumpulkan kesadaran menatap jutek pada Kris. Ia secara otomatis tersadar sedang dalam mode dingin pada Kris.
Ia mengabaikan pria itu, melewati belakang bangku Kris seolah tak ada seorang pun yang berbicara kepadanya barusan. Jessica tak akan menghiraukan dan terus berjalan meskipun agak pincang,
anehnya Jessica lupa pada tongkatnya.
"Kau sudah bisa jalan tanpa bantuan tongkat?" Tanya Kris takjub, Jessica yang sadar ikut takjub pada dirinya sendiri, mengapa ia bisa berjalan tanpa tongkat? Ya, meskipun masih pincang tapi setidaknya tidak ada yang sakit pada kakinya saat berjalan, Jessica bersorak tak percaya mengeluarkan jeritan lumba-lumba miliknya
"Aissh!" Kris mengeluh sembari mengusap telinga nya seolah terluka oleh teriakan Jessica.
"Yaaaa! Hebat!" Ujar Yoona ikut mendekat pada Jessica bersama Kris. Jessica kegirangan sampai tanpa sadar memeluk Kris yang maju ke depannya.
Keduanya dalam kondisi terkejut. Situasi menjadi canggung, Jessica dapat mendengar detak jantung Kris dengan posisi seperti ini, irama yang menghibur. Namun, belum juga Kris melebarkan senyum dan mengeratkan pelukan, Jessica sudah sadar saja bahwa yang terjadi itu adalah tak sepantasnya, maka dengan segera ia lepaskan pelukan itu.
"hmm itu spontan! Jangan beranggapan macam-macam!" Peringat Jessica pada Kris dengan telunjuk Jessica yang berayun-ayun seolah akan mencolok mata Jessica, Kris hanya menggembungkan pipi berusaha menarik perhatian Jessica tapi target itu malah beranjak dari kelas. Demi menemui Sehun.
Jessica juga ingin cepat-cepat menghapus adegan dengan Kris barusan dari benaknya.
Kini Sehun dihampiri Jessica yang mana ia juga menghampirinya. Disitu Sehun sadar akan keganjilan pada Jessica yang tidak lagi menopang pada tongkatnya
"Oh, tak pakai tongkat?" Tanya Sehun seraya memegang tubuh Jessica, berjaga-jaga siapa tau gadisnya itu jatuh tiba-tiba.
"Terapi nya sukses besar!" Ujar Jessica bangga, Sehun tersenyum, menyalurkan rasa senangnya dengan mencubiti hidung Jessica gemas. Romantisme yang jadi duri bagi Kris. Kris disana dari kejauhan menatap mereka dengan rasa tak suka.
"Sepertinya ada yang kalah jauh dari junior nih" singgung Yoona mengamati ekspresi kemarahan kasat mata di wajah Kris melihat Hunsica. Kris balik menatap Yoona intens. Wajah Yoona memancarkan aura provokatif yang tinggi membuat Kris ngeri sendiri
"Mengapa kau masih sama menyebalkannya, Im Yoona?"
"Heol! Kau berkata begitu setelah aku memberikan bangkuku untukmu, hingga kau bisa berdekatan dengan Jessica" Yoona membela diri, Kris tersenyum tipis, ya kalau memikirkan itu, bisa Kris akui Yoona baik juga ternyata. Kecuali masih ada modus dibalik itu semua
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD✔️
Fanfiction[SELESAI] Drama para berandal sekolah dimulai disini! Namun cinta segitiga ini lebih rumit daripada ujian Matematika puluhan bab. Kalau kau tak siap, jangan baca!