Karet biru yang melekat di tangan Kris tak pernah lepas dari pergelangan tangannnya sejak hari dimana ia berpamit ke Canada pada Jessica.
"See you when i see you!" Ujar Jessica seraya melepas kuncirannya. Ia meraih tangan Kris sembari curi-curi merapikan rambut.
Kunciran rambut yang menyerupai karet biru sederhana tersebut dipakaikan ke pergelangan tangan Kris.
Sebagai kenang-kenangan.Kris mengusap-usap karet gelang itu dengan lembut dalam renungannya, kenang-kenangan dari Jessica itu seperti mengandung jutaan keajaiban dalam hidup Kris, banyak membantunya tenang disaat down.
Seperti kali ini, Kris tengah merenungkan tentang Jessica dan kalimatnya yang terus mengiang di telinganya sepanjang hari itu.
Kau harus tetap hidup. Begitu permintaan Jessica, sementara niatnya untuk tak operasi masih terlalu kuat. Dilema tak bisa dihindarinya.
Tok..tok..tok..
Ketukan pada pintu kamar Kris itu membuyarkan lamunannya tentang operasi dan segala tetek bengeknya
"Ya, bukalah!" jawab Kris memandangi pintu kamar yang gaganya akhirnya diputar dan menampilkan eomma-nya yang sedang bersama Jessica
"Eh, Sica?" Gumam Kris melihat gadis yang amat dicintainya itu muncul
"Boleh aku masuk?" Tanya Jessica sambil tak lupa menoleh pada Victoria meminta izin pada ibu Kris itu juga
"Tentu saja" jawab Victoria "silakan bicara, eomma ke dapur dulu" Victoria pun berpamit meninggalkan Jessica yang ingin bicara empat mata dengan Kris.
Jessica pun masuk sambil memandangi kamar Kris yang luas dan nyaman itu, ia melihat ada infus yang siaga di dekat ranjang Kris dengan meja dibawahnya yang penuh dengan obat dan alat suntik. Jessica menghembuskan napas kecewa pada dirinya, ia merasa bukan teman yang baik membiarkan Kris diam-diam menanggung derita ini sendirian.
Akhirnya Jessica duduk di sofa ukuran sedang yang memiliki meja berisi tumpukan buku dan beberapa bingkai foto-foto pemandangan. Itu hasil tangan Kris. Jessica nenyimpulkan begitu dengan melihat watermark yang tertera diatas foto itu, KW yang tentu saja berarti Kris Wu.
"Kau ternyata jago fotografi?" Ujar Jessica
"Tidak juga, hanya sebatas suka. Kau ingin lihat yang lainnya?" Kris yang masih terkejut dengan kehadiran Jessica itu mencoba menetralisasi gugup yang tiba-tiba menggerayanginya. Ia mengambil mac book dan menunjukkan pada Jessica folder hasil jeperetannya. Jessica lantas mengambil alih laptop itu karena mulai tertarik. Dan ternyata ada yang lebih menarik dari folder yang berjudul "My Masterpiece" itu, Jessica melihat subfolder yang bernama "Sica" tentu itu terdengar seperti namanya, maka diam-diam Jessica pun membuka folder itu dan benar! Ia melihat banyak potret dirinya disitu:
[Jessica dan Luhan tunangan, entahlah untuk pertama kalinya ada seseorang yang secantik ini]
KAMU SEDANG MEMBACA
BASTARD✔️
Fanfiction[SELESAI] Drama para berandal sekolah dimulai disini! Namun cinta segitiga ini lebih rumit daripada ujian Matematika puluhan bab. Kalau kau tak siap, jangan baca!