Echo II

3.8K 526 4
                                    

Apa yang terjadi padaku barusan?

Aku melihat keselilingku dan semuanya, seakan tidak terjadi apa-apa.

Seperti tadi tidak ada makhluk kecil yang menyeramkan. Dan, apa-apaan tadi makhluk itu memanggilku. 'Tuan putri'-katanya.

Keringatku mulai bercucuran. Napasku masih belum stabil. Masih teringat jelas di pikiranku bagaimana rupa makhluk kecil itu. Matanya yang berwarna putih keseluruhan, suaranya yang seperti angin malam hari yang menunsuk, dan juga senyumnya yang menyeramkan.

Dan sialnya hujan juga masih berlangsung. Membuat pikiranku semakin kacau. Lalu~

Air mataku menetes tanpa kusadari.

~~Ocean_Echo~~

Di sekolah aku menjadi pusat perhatian. Mereka memandangiku dengan ekspresi aneh. Aku tidak menyalahkan mereka. Tapi tetap saja aku kesal. Ini masih pagi dan mataku sudah sembap. Bajuku sudah bau keringat. Rambutku juga sudah berantakan. Ketika aku mengalihkan pandanganku sebentar melihat orang orang itu.

Tetap sama.

Disekitar mereka aku melihat makhluk hitam berlendir yang menjijikkan.

Selalu saja.

Selalu aku melihat hal-hal aneh seperti itu.

Padahal ini hari pertama aku masuk sekolah. Benar benar menyebalkan.

Tapi tetap saja aku harus terus berjalan dan tidak memperdulikan sekitar. Aku harus ke kamar mandi.

Ternyata kamar mandinya lumayan jauh. Di kamar mandi aku segera merapikan bajuku. Menyisir rambutku dengan jari tangan dan berusaha menghilangkan sembap dimataku. Tak lama pintu terbuka dan muncul seorang gadis berambut cokelat ikal. Dia gadis biasa. Tapi disaat yang sama, dia juga bukan gadis biasa.

Aku merasakan aura aneh pada dirinya. Seakan-akan seluruh yang ada padaku berguncang ringan.

Aku terus memandanginya.

Terus melihat pergerakannya.

Sampai dia merasa ada yang memperhatikannya dan pandangan kami bertemu.

"A-ada apa ?" Ucapan gadis itu terhenti sesaat, "ma-maafkan aku...." Setelah berkata seperti itu dia segera keluar kamar mandi. Tapi, sebelum dia membuka pintu kamar mandi, seseorang sudah menerobos masuk dari luar. Seorang wanita bermata merah. Dan membawa-

Pisau.

Aku ingin menolongnya.

Tidak sempat.

Tidak akan sempat.

Tapi. Sedetik sebelum dia tertusuk oleh benda tajam itu. Aku tahu ada hal aneh yang akan terjadi.

Dan semua terjadi begitu saja.

Semua mendadak sunyi.

Tidak ada suara dari luar kamar mandi.

Tetesan air di keran mendadak menggantung.

Aku tahu. Ini sama seperti kejadian di bus tadi.

Waktu kembali berhenti.

'Tidak boleh Tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh tidak boleh'

Suara yang sama seperti di bus tadi terdengar. Suara halus-mencekam yang berasal dari makhluk kecil yang tidak kalah menyeramkan dari suaranya. Bedanya makhluk yang berkata ini berwarna orange bukan biru. Dan juga, kali ini dia bukan berkata padaku.

Makhluk itu berkata pada gadis berambut cokelat ikal itu.

Aneh.

Aneh sekali.

Kejadian ini berbeda dari yang di bus tadi. Jika tadi hanya aku manusia yang menyadari 'berhentinya waktu'. Kali ini, gadis berambut ikal itu juga menyadarinya. Dan juga pisau itu terjatuh ke lantai menimbulkan suara mencekam diantara kesunyian. Seperti ada yang membantunya menjatuhkan pisau itu namun tidak terlihat.

Gadis berambut ikal itu berdiri seperti biasa. Sekilas wajahnya terlihat sedikit terkejut namun sedetik kemudian wajahnya kembali normal. Seperti hal itu sudah menjadi hal biasa baginya.

Saat itu aku belum bergerak. Dia tidak tahu bahwa aku juga menyadari keanehan yang terjadi.

Apa aku harus memberitahunya dan bertanya tentang hal aneh yang terjadi padaku ?

Mungkin saja dia mengetahui suatu rahasia tersembunyi yang tidak kuketahui.

Saat aku sibuk dengan pertanyaan-pertanyaan serta kemungkinan-kemungkinan yang ada di dalam kepalaku. Tubuhku bergerak tanpa kusadari. Detik itu juga pandangan gadis ikal itu terpusat padaku. Dan makhluk orange itu tiba-tiba menghilang seperti asap.

Aku sudah ketahuan.

Lebih baik aku keluarkan saja pertanyaan yang sudah menggantung di pikiranku. Walaupun aku sedikit ... takut. "Ba-bagaimana kau bis-"

Belum selesai aku berbicara gadis berambut ikal itu sudah betanya padaku. "Siapa...?"

Gadis itu bertanya dengan suara dan ekspresi wajah yang mencekam. Seperti gadis berambut ikal yang sekarang berbeda dengan gadis berambut ikal yang berbicara padaku tadi.

Aku tidak tahu maksud pertanyaan gadis itu dalam hal apa. Kalau dia menanyakan sebagai sesama murid di sekolah yang sama aku pasti menjawab 'Hai. Aku Mika. Kelas sepuluh. Salam kenal' disertai senyum apa-adanya.

Tapi, jika dia bertanya dalam hal-hal aneh yang sulit kumengerti. Aku juga sebenarnya tidak tahu siapa aku. Lagipula aku ini manusia.

"Tidak. Mana mungkin kau manusia biasa." Katanya tiba-tiba. Aku heran.

Apa dia membaca pikiranku?

"Mungkin, aku ini manusia luar biasa," balasku. Lagipula, tidak mungkinkan aku penyihir.

"Penyihir, mungkin saja kau salah satunya." Setelah berkata seperti itu waktu kembali berjalan normal dan dia bergegas pergi.

Ini semakin aneh saja~

:
:
:
:
:
:

Sampai jumpa di gema berikutnya.

Salam Peri;
Onyaw😎

Ocean EchoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang