Echo III

3.2K 460 12
                                    

Sekarang aku berada di kelasku. Aku mengedarkan seluruh pandanganku memperhatikan suasana kelas. Banyak murid yang sudah membentuk kelompoknya masing-masing.

Dan sayangnya, tidak ada seorang pun yang mengajakku untuk bergabung dengan kelompoknya. Lagipula aku tidak mau berteman dengan mereka. Banyak diantara mereka yang diikuti makhluk jelek berlendir dan bau. Mereka juga tidak bisa melihat makhluk itu.

Kadang, ada juga makhluk aneh yang kulihat sedang mencuri barang -barang manusia. Seperti yang sedang kulihat sekarang.

Makhluk sependek lutut orang dewasa yang badannya berwarna hijau sedang mengambil lipstick dari dalam tas seorang cewek di seberang mejaku. Lalu menghilang dan muncul lagi di belakang seorang cowok berkacamata bulat. Makhluk itu menyelipkan lipstick cewek yang dicurinya di kantong cowok itu.

Aku memperhatikannya. Makhluk hijau itu melihatku. Namun aku langsung mengalihkan pandanganku.

Dia memperhatikanku cukup lama. Setiap detik dia melihatku, membuat diriku merinding. Makhluk itu tidak boleh tahu, kalau aku bisa melihatnya. Sampai kemudian dia pergi dan menghilang.

Makhluk yang jahat. Sangat suka mengganggu manusia.

Beberapa menit kemudian tampak cewek diseberang mejaku merogoh isi tasnya. Ia pasti mencari lipstick tadi. Kelihatannya itu benda yang mahal. Karena setelah itu dia berteriak dan menanyakan apa ada yang melihat barang miliknya. Dan di jawab dengan gelengan kepala murid yang ada di kelas ini. Tentu saja mereka tidak tahu. Karena hanya aku yang melihat aksi makhluk pendek hijau itu.

Saat itu juga cowok berkacamata melewati kumpulan cewek-cewek itu dan tanpa sengaja kakinya tersandung  sesuatu dan jatuh. Sebenarnya,aku tahu yang membuatnya terjatuh adalah makhluk hijau tadi.

Tapi bukan itu masalahnya. Pria berkacamata itu menjatuhkan sesuatu dari kantong celananya. Yang sudah dipastikan adalah lipstick mahal cewek yang kini ada dihadapannya.

Kelihatannya dia akan dipermalukan oleh cewek-cewek itu. Dan yang mengetahui kebenarannya hanya aku. Tapi, apa peduliku?

Aku tidak mengenalnya. Aku hanya mengetahui bahwa dia sekelas denganku dan namanya adalah Haley. Dia juga bukan seseorang yang mengetahui informasi atas hal-hal aneh yang terjadi padaku.

Lebih baik aku membiarkannya. Karena makhluk hijau itu pasti marah jika aku mengganggu 'mainannya'. Aku tidak mau berurusan dengan makhluk aneh seperti itu.

Dan sejak saat itu aku tahu bahwa si cowok-berkacamata akan menjadi bahan lelucon bagi kelas kami.

~~Ocean_Echo~~

Waktunya pulang sekolah telah tiba. Aku ingin segera sampai dirumah dan memakan masakan ibu yang sangat lezat. Namun, sepertinya hari ini aku memang sangat sial. Begitu aku akan keluar gedung sekolah. Awan mulai menggelap, dan perlahan rintik-rintik hujan mulai jatuh. Yang semakin lama berubah menjadi hujan deras disertai angin yang berhembus kencang.

Sepertinya semesta mempunyai dendam padaku.

Atau bahkan semesta memang senang menjahiliku.

Aku memutuskan untuk menunggu sampai hujan reda."Sial." Aku merutuk tanpa kusadari.

"Kau benci hujan?" Aku tetkejut. Seorang pria berbicara di sampingku.

Aku melihat ke samping dan mendongakkan kepalaku untuk bisa melihatnya. Angin semilir menerpa wajah kami. Membuat rambutku dan rambut hitam sebahunya berkibar, dan wajahnya terlihat dengan jelas. Wajah yang tampan, pikirku.

Dia tertawa. Aku memalingkan wajahku.

"Wajahku memang tampan. Terimakasih." Ujarnya dengan senyuman puas.

Sial.

Ada apa dengan orang-orang yang ketemui hari ini?

Apa sekarang ada teknologi yang bisa membaca pikiran?

Dan juga pria itu narsis sekali ... menyebalkan!

Tapi, pria itu bukan murid sekolahku. Dia memakai baju aneh disertai tudung hitam kebesaran yang menutupi hampir seluruh tubuhnya. Dan dia terlalu muda untuk menjadi guru di sekolahku. Siapa dia?

"Namaku Hali. Artinya laut. Pangil saja Hal," serunya padaku. "Nama yang indah kan!"

Aku hanya menatapnya dengan malas. Apa peduliku dengan nama beserta unek-uneknya?

Lalu dia berkata lagi, "karena aku akan meli-" belum selesai Hal berbicara.

Tiba-tiba terjadi lagi.

Aku mendengarnya.

Tapi aku tidak mengerti.

Hujan ingin memelukku. Ia akan menjagaku. Hujan mencintaiku. Tidak boleh marah.

Suara-suara itu mulai memenuhi kepalaku. Aku berjongkok dan memegangi kepalaku. Kepalaku sakit. Kupingku berdengung. Tanah bergetar. Aku seolah-olah akan dihempaskan oleh gravitasi.

Awalnya ini kukira hanya kejadian aneh seperti biasa.

Tapi kali ini berbeda.

Didepanku aku melihat makhluk besar berwarna hijau berlumut, badannya seperti batu. Membawa sebuah kayu. Bermata merah, dan air liur menetes dari sudut sudut bibirnya. Menjijikkan  Makhluk itu seperti troll. Atau-
Itu memang troll.

Dia mengayunkan kayu yang dipegangnya ke arahku sebelum aku menyadarinya.

Aku mencoba menghindar. Aku ingin menghindar. Aku sudah bergerak. Tapi sudah terlambat. Aku tidak tahu harus berbuat apa. Dan ... Kayu itu tepat mengenai kakiku. Sakit sekali. Kakiku tidak bisa kugerakkan. Aku melihat ke arah kakiku.

Rasanya pergelangan kakiku patah.

Ah, seandainya aku lebih cepat menyadari....

Walaupun begitu, aku beruntung kayu itu tidak mengenai kepalaku~

:
:
:
:
:
:

Sampai jumpa di gema yang akan datang.

Salam Troll;
Onyaw😈

Ocean EchoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang