*Pagi ini aku disibukkan dengan membersihkan seluruh ruangan apartement ini. Mulai dari kamar tidur ku ganti sprey dan gordennya, membersihkan debu debu dimeja serta mengumpulkan pakaian pakaian kotor arfi dan aku untuk aku cuci. Beralih ke ruang tengah berganti juga senjataku. Jika tadi hanya menggunakan kemoceng dan kain basah kini aku menggunakan pembersih debu. Lumayan menghemat tenaga, tidak perlu waktu lama karena ku rasa debu disini berkapasitas minimum mengingat apartement ini cukup tinggi dari lantai dasar.
Aku beralih ke ruang kerja arfi. Disana banyak file file dimeja dan rak rak buku yang kuyakini dokumen kerjanya. Harus ekstra berhati hati ini sih. Sebenarnya arfi ingin menyewa pembantu rumah tangga tapi aku menawarkan diri untuk membersihkan semua dan mencuci pakaian sehari hari kami. Yah hitung hitung latihan jika aku menjadi ibu rumah tangga bagi arfi kan -- eh gimana?
Sedikit demi sedikit aku membersihkan debu disana. Saat aku membereskan buku buku disana beberapa lembar foto jatuh dari selipan buku itu. Ku pungut satu satu foto itu. Mataku melotot melihat foto itu satu satu ku lihat foto itu. Satu pertanyaanku 'siapa dia? Dan kenapa dia mirip sekali denganku' perbedaan diantara kami hanya model rambut saja jika wanita difoto berambut panjang sepunggung kira kira dan aku memiliki rambut pendek sebahu. Tapi suer aku seperti bercermin jika melihat wanita yang berada dalam foto ini. Ku simpan dikantongku satu selebihnya ku selipkan kembali ke buku seperti awal
Selesai bersih bersih aku memilih beredam. Mungkin ini bisa membuat pikiranku lebih tenang. Entah kenapa aku penasaran siapa wanita di foto tersebut. Ingin kutanyakan pada arfi pasti dia enggan menjawab seperti biasa dia belum menerima keadaanku sepenuhnya. Maksudnya dia belum terbuka semuanya padaku. Sepertinya dia memiliki masa masa sulit dulu
Krek
Aku mendengar suara pintu liar terbuka. Ah arfi sudah pulang rupanya cepat sekali dia. Kusudahi urusan berendamku dan segera keluar menemuinya. Setelah berpakaian aku mencari keberadaan arfi. Dimana dia kupingku tidak salah dengar deh perasaan tadi atau aku yang sedang menanti kedatangan arfi saja ya. Saat melangkah hendak ke dapur tubuhku bertabrakan dengan seorang wanita
"Aduh.." ucapnya mengaduh. Reflek aku membantu membangunkannya. Dia yang menatapku menolak bantuanku.
"Siapa kamu? Kenapa kamu disini? Maling ya?"
Kurasa dia belum pernah makan tahu gejrot ekstra pedas ya mulutnya enteng banget
"Heh kamu yang siapa main nyelonong aja masuk kedalem. Kamu kali yang maling"
Dia melotot ke arahku. Kulihat ia mengambil sesuatu didalam tasnya. Aku terkesiap takut takut dia menghubungi polisi dan melaporkanku pada pihak berwajib. Eh tapi kan dia yang masuk kemari tanpa izin kok jadi aku yang takut sih
"Hallo kak.. ke apart deh sekarang. Ada orang gak dikenal nih"
"..."
"Apaan sih kakak malah ketawa udah cepetan nih okta diancem nih sama malingnya"
What the..
Heh gadis manja apa yang dia katakan pada orang disebrang sana. Kakak? Siapa kakaknya? Apa arfi menjual apartementnya selagi aku tidur tadi? Gak beres nih. Aku masih bersedekap dada memperhatikan wanita didepanku yang bisa kutau umurnya jauh dibawahku
"Minggir..." ucapnya berlalu melewatiku. Hih ingin banget rasanya ku sedot bibirnya menggunakan vacum cleaner. Aku melangkah hendak menuju ke kamarku
"Heh.. Mau kemana? Keluar sana kamu masih orang asing disini"
Gadis ini benar benar membuatku geram
"Wahai gadis muda aku ini bukan orang asing. Aku sudah tinggal disini hampir 2 bulan"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
Romance(18+) Ini adalah cerita perjuangan hidup dari seseorang wanita malam. nasib membawanya kedalam kehidupan yang bukan sama sekali impiannya. Namun nasibnya berubah ketika bertemu dengan seorang pria. Hidupnya tidak lagi susah secara batin. Bagaimana k...