*Ruangan begitu besar dan megah di isi oleh orang orang dari kalangan atas. Bergaya modern - Classic sangat artistik. Minuman minuman kelas dunia tentu tersaji di meja mereka. Para pengusaha besar seperti Juanto tentu ada disana. Mewakili Juanto, Bram memperkenalkan menantu dari anak pertamanya dengan bangga dihadapan para tamu undangannya
"Dia adalah pewaris kerajaan perusahaan Juanto Group, dia adalah Arfi Juanto dan Istrinya"
Pemuda tampan memperlihatkan dirinya dari mimbar besar dihadapan para tamu undangan. Tangannya menggandeng istrinya, begitu harmonis pasangan tersebut. Banyak pasang mata tertuju pada mereka. Tepukan tangan meriah didapatkan olehnya
Setelah Arfi berpidato panjang, banyak yang kagum apa yang Arfi sampaikan. Di usianya yang terbilang masih sangat muda pemikirannya sudah sangat brilliant. Kekaguman para tamu undangan membuat Bram sangat bangga dengan anaknya sekaligus haru. Ia merasa menterlantarkan anak yang kini dikagumi oleh orang banyak. Ia juga merasa tidak memberikan didikannya, apa yang Arfi ucapkan itu yang didapat murni dari pengalamannya.
Kini Arfi dan Julia bergabung dengan Bram serta Carissha. Rose disana, tentu ia tidak akan meninggalkan acara besar keluarganya seperti ini. Mereka duduk satu meja dengan beberapa tamu undangan Juanto
"Menantumu cantik Bram, andai anakku seberuntung anakmu" ucap pria yang duduk disamping kiri Bram. Bram hanya tertawa bangga
"Saya terkesan dengan kamu Arfi, usia kamu sangat muda. Saya sempat meragukan apa kamu bisa memimpin Juanto Group tapi setelah mendengar pidato kamu barusan, keraguan itu lenyap"
Mereka terus mengobrol. Tidak jarang mereka membicarakan soal perusahaan dan kerja sama yang akan mereka lakukan kedepannya.
"Baik Juanto, kita akan adakan meeting untuk kelanjutannya. Kami pamit menemui tamu lainnya" ujar Pria yang memiliki rambut lebih dominan putih. Mereka bertiga berdiri lalu pergi menyisakan Bram, Carissha, Rose, Arfi serta Julia.
Ditengah tengah makan malam mereka, seseorang menarik bangku lalu duduk. Julia terkejut sekaligus panik melihat siapa yang datang. Ya, ia sangat tau siapa orang itu meski penampilannya sudah agak berubah. Kini dia botak, dan ada sedikit tatto ditangan kanannya. Ia tersenyum kecut menatap Bram
"Selamat malam Pak Bram. Anda tentu mengenal saya, terlebih... wanita disana"
Pria tersebut melirik Julia yang duduk disamping Arfi. Arfi menatap geram orang itu. Berbeda dengan Bram, ia terlihat santai
"Silahkan dinikmati hidangannya. Hey, ada apa, Angelo?" Ujar Bram
Ya, dia adalah Angelo.
"Terima kasih, tapi saya ke sini hanya ingin melihat kesuksesan anakmu Pak Bram. Tapi... kelihatannya semua akan tau siapa wanita disamping anakmu, Bram"
Bram mengunyah steak dagingnya dengan santai
"Hey ada apa ini? Bukankah kita teman, Angelo"
Angelo tertawa kecut
"Teman? Tidak ada yang namanya teman setelah keluar dari penjara, Bram. Dan kamu tau kan siapa yang memenjarakanku?"
Bram mengunyah kembali steak dagingnya. Tidak ada yang bersuara kecuali Bram dan Angelo
"Siapa memang?"
"Gak usah terus drama Bram. Orang itu tepat dihadapanku"
Semua terkejut, lalu menatap Bram tidak terkecuali Julia. Ia memang masih belum mengerti apa yang terjadi disini. Yang ia tau adalah ia bertemu dengan Arfi dan setelahnya ia tidak kembali ke club itu lagi
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
Romance(18+) Ini adalah cerita perjuangan hidup dari seseorang wanita malam. nasib membawanya kedalam kehidupan yang bukan sama sekali impiannya. Namun nasibnya berubah ketika bertemu dengan seorang pria. Hidupnya tidak lagi susah secara batin. Bagaimana k...