*"Kalo kamu gak bisa maafin aku gpp, aku tau kesalahanku sulit dimaafkan, untuk itu aku gak akan menampakkan wajahku depan kamu lagi, semoga kamu--"
"Nikahin aku, Kak..."
Kami semua terdiam mencerna ucapan Okta secara spontan ini
Brug
"Eh eh eh si Iwan pingsan itu.. aduh"
Arfi yang panik menghampiri Iwan yang pingsan begitu juga denganku lain berbeda dengan Rose yang hanya duduk santai disamping bansal Okta
"Rose panggilin tim medis dong atau apa kek ini pingsan temen gue" ujar Arfi
Grek
"Nah tuh udah dateng medisnya.."
Beberapa suster datang melihat Iwan pingsan mereka membawanya ke ruangan entah kemana Iwan dibawa
"Dasar lelaki lemah, diajak nikah malah pingsan.."
"Padahal baru diajak nikah gimana setelah nikah nanti"
"Malam pertama ngelihat aku tanpa baju besoknya aku menjanda mungkin"
Obrolan unfaedah dua anak manusia dibelakangku yang akhirnya mereka tertawa bersama. Gelaseh bisa bisanya mereka tertawa tapi kalo dipikir lucu juga. Setelah menikah Iwan meninggal, kan gak lucu besoknya ada berita seorang pria meninggal karena melihat tubuh polos istri hahaha! Gak lucu banget tapi gokil gimana ya...
"Kamu mikirin apa?"
"Eh? Ah.. engg.. enggak kok"
"Kak Julia lagi ngebayangin bang Iwan meninggal setelah malam pertama tuh"
Sial! Aku curiga sebenarnya Rose ini dibelanda kuliah jurusan perdukunan bukan psikologi
"Naon sih ah.. suka ngaco kamutu kalo ngomong"
Rose hanya tertawa. Pandanganku beralih ke Okta yang hanya menatap kosong ke jendela luar. Aku menghampirinya
"Kamu kenapa dadakan minta nikah sama Iwan? Nikah itu gak semudah yang dipikirkan loh, Ta.."
"Tidak sesulit menyembuhkan luka dihati kan, Kak?" Balasnya tanpa menoleh. Aku hanya diam tapi dari raut wajah sampingnya bisa kulihat kesedihan mendalam dihatinya. Kupikir setelah ini ia tidak akan mau memaafkan kesalahan Iwan Tapi entah kenapa ia malah berbuat sebaliknya
"Dalam hati Okta hanya ada Kak Iwan, Okta cinta sama Kakak Iwan. Okta hanya ingin sama Kak Iwan, agar Okta bisa memenuhi semua keinginan Kak Iwan, selain itu Okta punya banyak waktu sama Kak Iwan. Okta bisa tau apa yang dilakukannya" ujar Okta kembali. Kami semua diruangan ini terdiam. Alasan yang menurutku kurang spesifik tapi aku mengerti Okta bukan orang yang pandai menyampaikan apa yang sedang ia rasakan dan menuangkannya ke dalam kalimat
"Kalo itu keputusan lo, gue cuma bisa dukung kalian. Tapi gue harap lo udah mikirin semua baik buruknya"
"Kak Arfi gak usah khawatir. Setelah menikah nanti Okta akan memiliki duniaku sendiri bersama Kak Iwan"
Aku melirik ke arah Rose. Apa yang dilakukan anak ini hingga membuat pikiran Okta mudah berubah. Bagi kami Okta sendiri adalah orang yang sulit diubah keinginan dan pikirannya. Tapi apapun itu selama positif aku menyukai tindakannya. Kembali ke Okta, apa dia sungguh sungguh dengan kalimatnya barusan, maksudku anak berumur 18 tahun beranjak 19 tahun membicarakan pernikahan. Yaaa walau secara fisik Okta seperti berumur 20+ tapi pikirannya masih seperti anak seumurannya
Klek
"Kita akan menikah, ya! Kita pasti menikah!"
"Terima kasih Kak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Our
Romance(18+) Ini adalah cerita perjuangan hidup dari seseorang wanita malam. nasib membawanya kedalam kehidupan yang bukan sama sekali impiannya. Namun nasibnya berubah ketika bertemu dengan seorang pria. Hidupnya tidak lagi susah secara batin. Bagaimana k...